Menjadi mahasiswa merupakan kesempatan emas untuk menggali dalamnya ilmu pengetahuan. Akan tetapi, seringkali mahasiswa hanya berfokus pada kegiatan-kegiatan perkuliahan dan melupakan pentingnya menjaga kesehatan, salah satunya adalah kesehatan mental. Apa itu kesehatan mental? Menurut WHO dalam (Ayuningtyas & Rayhani, 2018) Kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan seseorang yang dapat memahami kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dan bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, keadaan mental seseorang memengatuhi sikap dan tindakan yang dilakukannya.
Rintangan dan hambatan selama menjalani perkuliahan tidak jarang memengaruhi kesehatan mental mahasiswa. Kondisi mental mahasiswa berkaitan erat dengan beban tugas perkuliahan, kondisi pertemanan, dan fase perkembangan remaja menuju dewasa. Berikut adalah penjelasannya:
- Beban tugas perkuliahan
Pada dasarnya, tugas kuliah merupakan kewajiban mahasiswa untuk mengasah kemampuan dirinya, melalui tugas-tugas yang diberikan oleh dosen dapat menjadi penilaian sejauh mana mahasiswa memahami materi dan mampu mengaplikasikannya terhadap bidang-bidang yang sesuai. Namun, tugas-tugas yang melebihi kapabilitas seorang dapat menjadi beban dan menggangu kesehatan mental jika tidak diterima dan dianggap negatif oleh mahasiswa. Contohnya adalah pusing, stres, hingga jatuh sakit.
- Kondisi pertemanan
Meskipun mahasiswa dituntut untuk terbiasa hidup mandiri dalam mengerjakan pekerjaanya, tidak dapat dimungkiri mahasiswa juga membutuhkan orang lain. Sebab pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain disekitarnya. Kondisi pertemanan tentunya memengaruhi kepribadian seseorang. Lingkungan pertemanan yang "kotor" akan berdampak buruk bagi kepribadian dan mental seorang mahasiswa. Jika seorang berinteraksi dengan orang-orang yang berprilaku buruk akan membuat dirinya menjadi bagian dari mereka dan pada akhirnya terbentuklah kepribadian yang buruk dan menggangu kegiatan kuliahnya.
- Fase perkembangan remaja menuju dewasa
Pada umumnya, mahasiswa berada pada rentan usia remaja hingga dewasa yang segala sikap dan perilaku masih labil dan mudah dipengaruhi oleh faktor- faktor eskternal, seperti pertemanan, tradisi, dan lingkungannya. Mahasiswa yang  belum mampu mengontrol emosinya dengan baik dapat menggangu kondisi mental pada dirinnya. Cara berfikir dan bertindak akan terus mengalami perubahan hingga seseorang menemukan jati dirinya.
Dengan demikian, memahami dan menjaga kesehatan mental pada diri seorang mahasiswa merupakann hal penting agar mampu mengendalikan emosi, pikiran, dan tindakan dengan baik dan terhindari dari gangguan kesehatan mental. Sudah banyak kasus gangguan kesehatan mental, seperti stres, depresi, bahkan bunuh diri akibat kesehatan mental yang buruk.
Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan mental?
Setelah kita mencari tahu apa itu kesehatan mental, faktor- faktor apa saja yang memengaruhi, dan mengapa kesehatan mental penting untuk dijaga kita akan membahas cara menjaga kesehatan mental. Perlu diketahui bahwa menjaga kesehatan mental tidaklah sulit namun membutuhkan konsistensi dan menjadikannya gaya hidup. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk menjaga kesehatan mental, baik dari dalam diri sendiri maupun melibatkan bantuan orang lain.
- Menjaga kesehatan mental melalui diri sendiri
Cara yang dapat dilakukan yaitu membiasakan dengan kegiatan-kegiatan positif dan sehat, seperti olahraga, meditasi, gaya hidup sehat, dan mengenali diri sendiri. seseorang juga dapat melakukan ibadah atau aktivitas religi untuk meningkatkan pengaruh positif dari segi spiritual. Dengan demikian, jika kegiatan tersebut dilakukan dengan baik dan konsisten, kesehatan mental seseorang akan terjaga dengan baik. Bersyukur dan selalu berfikir positif terhadap rintangan-rintangan yang dihadapi sebagai mahasiswa akan mendatangkan pengaruh positif pada diri sendiri.
- Menjaga kesehatan mental melalui bantuan orang lain
Seperti yang telah disebutkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya selalu membutuhkan orang lain, tidak terkecuali dalam hal kesehatan mental. Melalui motivasi dari orang lain, pertemanan yang sehat dan supportif akan membawa pengaruh positif terhadap mental seseorang. Jika merasa ada masalah pada diri sendiri, kita dapat berkonsultasi kepada orang yang profesional, seperti psikolog, konselor, dan psikiater. Sebagai mahasiswa, meminta dampingan dan bimbingan dosen dapat menjadi solusi yang baik.
Semoga bermanfaaat bagi para mahasiswa Indonesia maupun masyarakat umum.