Mohon tunggu...
ACEP KURNIA
ACEP KURNIA Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senang Melihat Orang Lain Senang

7 November 2015   10:49 Diperbarui: 7 November 2015   11:10 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SENANG MELIHAT ORANG LAIN SUSAH, SUSAH MELIHAT ORANG LAIN SENANG.

 

Saya ga mau bilang ini cerita atau kisah tentang apa dan siapa. Mungkin para pembaca juga sudah tahu apa yang nanti akan saya ceritakan. 

Membaca sebuah kejadian minggu ini, yang terjadi di sebuah tempat di negeri ini, hati saya.... sekali lagi, hati saya.... merasa emosional.... yaa emosional, tapi bukan emosi. Entah apa sebenarnya yang sedang berlaku, saya pun atau pembaca yang lain pun yang sama-sama "cuma" membaca dari media, mungkin hanya tahu dari berita yang beredar belakangan saja. Tanpa pernah berkesempatan untuk melihat langsung kejadian dan latarbelakang kejadian tersebut. Jadi, saya juga akan menulis hanya berdasarkan apa yang saya baca saja, khususnya komentar- komentar dari para pembacanya.

Alkisah, di suatu tempat, di pinggiran ibu kota, katanya... ada satu keluarga nan miskin tapi beranak banyak, yang untuk menenangkan anaknya yang merengek minta makan karena lapar, si ibunya harus berpura-pura memasak makanan. Kemuadia mereka mendapatkan bantuan dari seorang aparat setempat beserta jajaran terkait, lalu berubahlah kehidupannya sekarang. Dari panjang lebarnya kisah keluarga tersebut, munculah komentar dari para pembaca kisah tersebut.  Ada yang salut dan mengapresiasi bapak aparatnya yang MAU mengulurkan bantuan serta tenaga dan waktunya kepada keluarga tersebut. Ada juga yang mengucapkan selamat kepada keluarga yang ditolong. Tapi, yang paling banyak,yang saya baca adalah komentar yang ditujukan kepada bapak kepala keluarga yang miskin tersebut. Mungkin lebih banyak komentar "miring" ditujukan ke si bapak dari keluarga miskin tersebut. 

Saya tidak ingin mengomentari aparat yang baik budi atau keluarga yang miskin tersebut, atau para komentatornya.

Yang ingin saya tulis adalah....

PERTAMA 

Bapak aparat dan jajarannya menurut saya adalah arti sesungguhnya  dari sebuah peribahasa: "Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan".

Contoh untuk seorang pemimpin, manakala melihat banyak masalah, jika saja mereka mau... maka pastilah ada jalan keluar terbaiknya. Bagaimana, seorang aparat yang sampai tidak bisa tidur, katanya, hanya untuk memikirkan supaya bisa menolong keluarga yang miskin tersebut. Sampai akhirnya dia menemui berbagai pihak terkait agar bisa membantu mencarikan jalan keluarnya. Dan ternyata, asalkan diniatkan dengan keyakinan yang ikhlas hanya untuk berbuat yang terbaik, jalannya pun dimudahkan oleh Tuhan YME. Ini tentu menjadi simbol dan contoh terbaik buat seorang pemimpin yang ingin memperbaiki kehidupan mereka yang dipimpinya.

KEDUA 

Kisah keluarga miskin pun tidak serta merta kita bisa memvonis bahwa mereka tidak berusaha keluar dari kemiskinannya. Mengutip sebuah kalimat yang pernah saya baca; "Tidak ada yang salah seseorang yang lahir sebagai orang miskin, tapi ketika dia mati dalam kemiskinan, itulah sebuah kesalahan". Saya selalu berpikir dan yakin bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan hambaNya. Maka, pada saat keluarga tersebut berada dalam kemiskinan, disitulah Tuhan menguji, sekuat apa mereka bertahan dalam kemiskinannya. Mampukah mereka tetap beriman kepadaNya, di dalam kemiskinannya. Saya selalu berpikir, jika kita mampu melalui sebuah ujian dengan BAIK, maka pada akhirnya akan mendapatkan hasil yang baik, bahkan disertai BONUS atau HADIAH yang tidak kita sangka-sangka. Berdo'a dan berusaha sekuat tenaga dengan selalu didasari kebaikan-kebaikan, tentunya adalah sebuah kewajiban setiap hamba. Maka, pada saatnya Tuhan, Allah SWT, mengabulkan do'a hambaNya yang baik, kita tidak akan pernah menyangka dan menduga darimana akan datanganya pertolongan dan rezeki yang Tuhan berikan. "Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka".

Dan ketika hal tersebut terjadi, berubahlah kehidupan dari si keluarga miskin tersebut menjadi lebih baik. Alhamdulillah. 

KETIGA 

Kita yang membaca kisah keluarga tersebut, kadang kala terjebak pemikiran bawah sadar kita. Cobalah kita sering bersyukur. Kita sering melihat kondisi yang terjadi pada kehidupan kita adalah hanya karena usaha kita. Naudzubillah.... alangkah sangat sombongnya. Kita tidak boleh lupa, bahwa segala apa yang kita rencanakan, apa yang kita dapat, apa yang orang lain dapatkan, itu hanya "tugas" kita sebagai hambaNya. Hasil akhir dari segala usaha dan kerja keras serta do'a kita, hanyalah Tuhan Yang Maha Kuasa saja yang bisa menentukan. Keberhasilan atau kegagalan akan selalu ada hikmahnya. Aamiin.

 

Semoga bermamfaat... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun