Tetangga : " Terimakasih banyak ya bu, atas bantuannya."
Tuan rumah : " Sama-sama. Kalau masih kurang, silakan nanti ambil lagi airnya."
Tetangga : " Iya, bu. Terimakasih, sudah direpotkan."
Tuan rumah : " Tidak apa-apa, namanya juga sama tetangga."
Tetangga (dengan nada sedikit bercanda) : " Bu, maaf, ini airnya gratis kan ya?"Â
Tuan rumah (sambil tersenyum) : " Bayar! Hahaha, bercanda bapak ibu, gratis lah, masa bayar, sih.Tapi..... nanti kalau saya perlu air boleh kan saya juga mengambil air di rumah ibu atau bapak...?"
Tetangga (serentak) : "Siaaaap!"
   Dan mereka pun kembali ke rumah masing-masing dengan raut wajah yang lebih segar. Karena, masalah air hari ini sudah selesai.Â
Masalah? Ya! Air terkadang menjadi masalah. Saat musim hujan, air yang terlalu berlimpah, menjadi masalah. Banjir. Dan, di musim kemarau yang panjang, air pun menjadi masalah. Ada baiknya, setiap masalah dapat diselesaikan dengan cara-cara seperti di atas. Tidak perlu menunggu orang lain, petugas jasa pelayanan, bahkan pemerintah. Apalagi hanya bisa menyalahkan tanpa memberi solusi. Akan lebih bijaksana, kiranya setiap apa yang Tuhan beri dan kita nikmati, kita dapat syukuri. Solusi terbaik adalah dimulai dari memecahkan masalah terkecil, terdekat dengan hidup kita. Seperti cerita di atas dengan "berbagi air" maka telah "berbagi masalah" dan satu masalah pun selesai. Semoga.