Mohon tunggu...
Aceng Wandi Wahyudin
Aceng Wandi Wahyudin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keunikan Perempuan dalam Mendapatkan Pengetahuan

6 Oktober 2024   20:50 Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keunikan Perempuan dalam Mendapatkan Pengetahuan 

Perspektif Gender, Feminisme, Antropologi, dan Sosiologis

Pendahuluan

Buku "Women's Ways of Knowing: The Development of Self, Voice, and Mind" karya Mary Field Belenky, Blythe McVicker Clinchy, Nancy Rule Goldberger, dan Jill Mattuck Tarule mengungkapkan perspektif penting tentang bagaimana perempuan memperoleh pengetahuan dan membangun pemahaman tentang diri dan dunia di sekitar mereka. Penelitian ini menantang asumsi tradisional tentang perkembangan kognitif yang cenderung bias gender dan mengabaikan pengalaman unik perempuan. Esai ini akan mengkaji keunikan perempuan dalam mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan perspektif gender, feminisme, antropologi, dan sosiologis, serta menganalisis bagaimana perbedaan ini mempengaruhi cara perempuan berinteraksi dengan pengetahuan, agama, dan otoritas.

Perempuan dan Cara Mengetahui yang Berbeda

Belenky dkk. (1986) mengidentifikasi lima perspektif epistemologis yang berbeda pada perempuan: silence, received knowledge, subjective knowledge, procedural knowledge, dan constructed knowledge. Perempuan "silent" merasa tidak memiliki suara atau kemampuan untuk berpikir sendiri. Perempuan dengan "received knowledge" mengandalkan otoritas eksternal untuk pengetahuan. Mereka yang berada dalam tahap "subjective knowledge" mempercayai intuisi dan pengalaman pribadi sebagai sumber kebenaran. Perempuan dengan "procedural knowledge" menekankan logika dan rasionalitas, sementara mereka yang mencapai tahap "constructed knowledge" mampu mengintegrasikan berbagai cara mengetahui dan membangun pemahaman yang kompleks.

Sudut Pandang Feminis

Dari sudut pandang feminis, keunikan perempuan dalam mendapatkan pengetahuan seringkali diabaikan atau diremehkan oleh masyarakat patriarki. Penelitian Belenky dkk. (1986) menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih mengutamakan pengetahuan yang bersifat relasional, empatik, dan kontekstual. Mereka lebih tertarik pada pengetahuan yang berhubungan dengan pengalaman hidup dan relasi interpersonal, dan kurang tertarik pada pengetahuan abstrak yang terlepas dari konteks sosial. Hal ini bertentangan dengan model pengetahuan tradisional yang cenderung menekankan objektivitas, rasionalitas, dan individualisme, yang seringkali diasosiasikan dengan laki-laki.

Perspektif Antropologi dan Sosiologis

Secara antropologis dan sosiologis, cara perempuan mendapatkan pengetahuan dipengaruhi oleh peran gender dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Di banyak budaya, perempuan diharapkan untuk lebih pasif, patuh, dan mengutamakan kebutuhan orang lain. Hal ini dapat membatasi akses perempuan terhadap pendidikan dan informasi, serta mempengaruhi cara mereka berpikir dan belajar. Namun, perempuan juga mengembangkan strategi unik untuk mendapatkan pengetahuan di luar jalur formal, misalnya melalui interaksi sosial, observasi, dan pengalaman hidup.

Gender, Pengetahuan, dan Agama

Agama memainkan peran penting dalam kehidupan banyak perempuan dan memberikan kerangka makna bagi pengalaman mereka. Namun, interpretasi agama yang dominan seringkali bias gender dan membatasi peran perempuan dalam komunitas agama. Perempuan yang mencari pengetahuan agama cenderung menghadapi tantangan dan hambatan yang lebih besar dibandingkan laki-laki. Meskipun demikian, perempuan juga berperan aktif dalam menginterpretasi dan mempraktikkan ajaran agama sesuai dengan konteks dan kebutuhan mereka.

Kesimpulan

Buku "Women's Ways of Knowing" memberikan kontribusi penting bagi pemahaman kita tentang keunikan perempuan dalam mendapatkan pengetahuan. Dengan menggunakan perspektif gender, feminisme, antropologi, dan sosiologis, kita dapat melihat bahwa perempuan memiliki cara mengetahui yang berbeda dan seringkali diabaikan oleh model tradisional. Perempuan cenderung lebih mengutamakan pengetahuan yang relasional, empatik, dan kontekstual. Mereka mengembangkan strategi unik untuk mendapatkan pengetahuan dan berinteraksi dengan agama dan otoritas. Penting untuk mengakui dan menghargai keunikan ini dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun