Mohon tunggu...
RM TPA II
RM TPA II Mohon Tunggu... Eks, Mahasiswa -

S1 Pendidikan Matematika Unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah

9 Februari 2017   17:05 Diperbarui: 9 Februari 2017   18:17 16022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa percaya adalah dasar utama dari hubungan kita dengan siapa saja. Bagaikan rumah, rasa percaya adalah pondasinya, bila pondasi itu goyah maka dapat dipastikan rumah tersebut akan rubuh. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bukanlah tanpa sebab, ada sejumlah hal yang mungkin menjadi penyebab krisis kepercayaan tersebut terjadi.

Berdasarkan laporan Edelman tahun 2016, mencatat ada ketimpangan antara kepercayaan publik di seluruh kawasan yang diamati antara masyarakat awam terhadap yang melek informasi. Krisis kepercayaan masyarakat ini, terjadi terhadap pemerintah, pebisnis, LSM maupun media.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,yaitu pertama, karena sang pemimpin dinilai tidak jujur kemudian sang pemimpin dianggap tidak berkompeten pada tugasdan kewajiban yang diembannya. Faktor kedua, masyarakat juga beranggapan bahwa sang pemimpin tidak sesuai dengan visinya dimana tidak pro-rakyat.

Faktor yang ketiga, krisis kepercayaan ini juga bisa dimunculkan oleh sikap pemimpin yang peragu, karena sang pemimpin tidak tegas dalam mengambil keputusan padahal situasinya sudah gawat dan mendesak, termasuk gagal mengatasi kegaduhan para pejabat di bawah kepemimpinannya. Dan yang terakhir, krisis percayaan yangbersumber pada tabiat sang pemimpin.

Misalnya, masyarakat menilai pemimpinnya melanggar etika kepatutan dan termasuk menyalahgunakan wewenang dankekuasaannya untuk urusan pribadi atau kelompok pendukungnya saja.

“trauma” Pilpres 2014

Krisis kepercayaan yang terjadi pada masyarakat terhadap pemerintah, media maupun LSM dimana masih terlihat suasana perseteruan antar kubu pendukung capres yang tak kunjung reda sampai kini diakui atau tidak masih ikut ambil andil merecoki situasi saat ini. Ditambah keterlibatan beberapa ormas, pendukung, kelompok kepentingan, dan lembaga swadaya masyarakat semakin bikin polarisasi mendiametral.

Pers, Media & Wartawan Abal-abal

Sementara pemberitaan sejumlah media yang berorientasi partisan, justru bikin keadaan tersebut bertambah runyam.Keadaan seperti ini membuat reputasi media pun makin menurun, dimana kredibilitas pers Indonesia ikut terpuruk dan tak heran bila kepercayaan masyarakat kepada media pun makin merosot.

Terlihat tahun 2015, indeks kepercayaan masyarakat kepada media di Indonesia masih 68%.namun trust level-nya melorot 63%. Bahkan di kalangan kaum melek informasi, krisis percayaan kepada media pada tahun 2015 masih di angka 80% namun di 2016 turun 10 point menjadi 70%.

Kemerosotan tersebut harus menjadi peringatan bagi segenap praktisi media. Dewan Pers harus melihat dan sadar akan potensi perusakan menyeluruh di lansekap media sebagai akibat praktik pers dan wartawan abal-abal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun