Di Sekolah ini ada seseorang pekerja yang dinamakan "GURU" yang berprofesi sebagai pengajar, pembimbing dan mengarahkan. Guru berfungsi sebagai "JEMBATAN" dan tidak sedikit GURU yang berhasil menciptakan atau mendaur ulang produk yang lebih baik.
Kenapa saya mengatakan " DAUR ULANG" karena di Sekolah ini GURU "MELIHAT" dan "MERASAKAN" ada yang kurang dari si Anak. Sehingga dengan melakukan Pendekatan secara intensif si GURU mampu merasakan ada yang salah pada Pola si Anak, baik itu Pola Asuh maupun Pola Pendidikan di Rumah. Men "daur ulang" ini bukan lah sesuatu yang di lakukan sehari dua hari namun berkala atau continue sehingga adanya perubahan yang lebih baik pada si anak. Tingkat keberhasilan " Daur Ulang" ini memang tak semuanya berhasil, bisa dikatakan dari 10 anak bisa berhasil 3 atau 4 anak, untuk mencapai keberhasilan " Daur Ulang" ini harus adanya kerjasama antara Orang tua, Masyarakat dan Guru.
Peran Pemerintah dalam Menyeleksi SDM GuruÂ
Untuk menciptakan Pendidikan yang bermutu dan berkualitas tidaklah mudah, ada sesuatu hal yang tak bisa kita pungkiri terjadi di Indonesia atau Negara Tercinta ini, yaitu Praktik Nepotisme atau yang lebih dikenal dengan nama Korupsi. Praktik Ketidak Adilan ini sudah berlangsung lama, berabad-abad dan men"darah daging" di tubuh Negara Tercinta ini sehingga sulit untuk menghapus praktik semacam ini.
Korupsi ini bisa berbentuk Uang, penyalah gunaan Jabatan atau hal yang bersifat menguntungkan pribadi salah satu pihak saja. Contoh : Penerimaan salah satu calon Guru di Sekolah, bila ada praktik Korupsi/ Nepotisme di Sekolah tersebut maka ketika ada yang melamar lebih pintar dari saudaranya atau siapa pun itu yang memiliki hubungan family dengan salah satu Pejabat di Sekolah tersebut maka Guru Pintar ini akan tersisih kan dengan adanya Guru " Siluman" tersebut.Â
Begitu pula halnya dengan Perguruan Tinggi yang berfungsi men"Cetak" SDM-SDM Guru ini sendiri, banyak juga terdapat praktik-praktik Nepotisme yang ber"Keliaran" dan tumbuh suburnya. Tidak hanya terjadi di Perguruan Tinggi yang menghasilkan SDM Guru saja tapi di Bidang Ahli lain-nya juga banyak terdapat praktik-praktik Nepotisme contohnya seperti Kedokteran, Ekonomi, dan lain-lainnya.
Kejadian serupa tidak hanya menimpa Bidang Keguruan namun juga menimpa Bidang Ahli Kedokteran dimana banyak masih kasus-kasus yang contonya seperti kasus " Doker Muda atau Dokter yang salah dalam melakukan Operasi atau salah dalam memberikan Vonis kepada Pasien-nya. Ya itu akibat dari hasil praktik-praktik Nepotisme tersebut.
Guru yang "Berangkat" atau "Cipta-an" dari Nepotisme tersebut akan menghasilkan Anak Didik yang sejalan atau se "darah daging" dengan-nya atau menciptakan penerus-penerus seperti diri-nya.Â
Jadi, jangan heran bila masa depan Pendidikan Negara Tercinta ini seperti sekarang ini.Â
Salah satu faktor lain yang sangat berpengaruh pada Masa Depan Pendidikan Negara ini adalah Pemberlakuan Sistem Pendidikan yang selalu berubah-ubah kala pergantian Aparatur Negara. Lihat Negara lain yang sukses dalam menjalankan Sistem Pendidikan yang membuat Pendidikan Negara Mereka itu Berhasil.Â
Contohnya adalah Finlandia, Finlandia dalam membangun Sistem Pendidikan Dengan Dana yang sedikit tapi mampu membuat pendidikan meng"Guncang" Dunia. Sedangkan Negara Tercinta ini banyak mengeluarkan Dana tapi tak tahu kemana arah Wajah dan Masa Depan Pendidikan Negeri ini.