Kini, setelah 31 tahun berlalu sejak keberadaan LIN Kuning dan Bus DAMRI, kiranya Jember belum berpikir secara serius mengenai moda transportasi massal yang aman, nyaman, serta terjangkau bagi masyarakat luas. Hal ini berbanding lurus dengan kepemilikan motor pribadi yang semakin hari semakin menjejali jalanan di kabupaten Jember. Jika tidak segera dipikirkan bersama, tentu kita khawatir, betapa semrawut dan kacaunya kondisi lalu lintas Jember sepuluh tahun mendatang.
Ketika moda transportasi massal tidak dipikirkan secara serius, tak sedikit warga Jember yang kemudian bertanya-tanya, mengapa Dinas Perhubungan Jember lebih memilih untuk mempercayakan perihal ketertiban, resiko kecelakaan lalu lintas dll, kepada rumble strips/marka kejut/pita penggaduh? Ia ada sejak bulan September 2014 lalu.
*Oleh RZ Hakim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H