Mohon tunggu...
RZ Hakim
RZ Hakim Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyat biasa yang senang menulis. Kini tinggal di Kalisat, kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Terminal dan Moda Transportasi Massal di Jember

26 September 2015   13:38 Diperbarui: 26 September 2015   13:38 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MULANYA terminal utama kabupaten Jember berada di JL. Cokro Aminoto, dekat Pasar Tanjung sekarang. Ia ada sejak awal Indonesia merdeka, dan semakin semarak di era 1950an hingga periode-periode berikutnya. Namun, berdasarkan SK DPRD Jember No. 09 Tahun 1975, terminal tersebut dipindahkan ke daerah yang jauh lebih sepi, yaitu Gebang. Meski SK itu berangka-tahun 1975, sejatinya telah ada pemindahan secara berangsur sejak awal tahun 1973.

Mengapa harus ada pemindahan? Tidak lain karena ia berada di jantung kota, serta luas area yang tidak memungkinkan untuk dikembangkan lagi, maka terminal dipindahkan ke Gebang. Kelak, terminal Gebang dipindahkan lagi ke wilayah baru, yang kini kita kenal dengan nama Terminal Tawang Alun.

Berikut adalah keterangan dari Joko Purnomo, warga Kalisat berusia 50 tahun;

"Bapak saya bernama Oesman, kelahiran tahun 1927. Ia pensiun dari CPM Jember sejak tahun 1972. Setelah pensiun, tak menunggu waktu lama, Bapak saya dikaryakan kembali menjadi kepala keamanan terminal, sedari terminal Jember masih berlokasi Comboran hingga pindah ke Gebang. Sampai terminal berpindah lagi --menjadi Terminal Tawang Alun-- Bapak masih sempat menjadi kepala keamanan di sana, tapi tidak lama. Ia meninggal dunia tahun 2009."

Di era 1970an Jember memang mengalami kemajuan pesat sehingga butuh penyegaran di bidang moda transportasi massal.

Untuk trayek antar kota, Jember mengandalkan kereta api dan bus. Trayek bus antar kota selain tujuan Jember-Bondowoso-Situbondo serta Jember-Banyuwangi, juga melayani trayek Jember-Probolinggo-Pasuruan, dengan tujuan akhir Surabaya. Mulanya trayek ini --menuju Surabaya-- dikuasai oleh Tjipto, perusahaan bus besar kala itu. Namun tak lama kemudian menyusul perusahaan bus Akas. Untuk trayek dekat, ada fenomena perusahaan bus internal seperti Restu dan Jember Indah.

"Dulu Jember punya banyak armada bus. Ada Aroema, Margo Oetomo, intern, dan entah apa lagi saya lupa," ujar Joko Purnomo.

Selain armada bus, terminal di Jember juga semarak oleh OPLET. Moda transportasi jarak dekat adalah becak dan dokar.

Adapun LIN Kuning --klenting kuning-- yang hingga kini ada di Jember, ia diluncurkan perdana pada bulan September 1984.

Di awal kemunculannya, LIN masih memakai armada lama, tidak seperti sekarang yang berpintu samping kiri. LIN perdana memiliki pintu di belakang. Karena pertimbangan daya muat LIN Kuning yang terbatas serta sulitnya menjumpai LIN yang beroperasi di atas pukul sepuluh malam, maka tak lama kemudian penyelenggara daerah menggagas keberadaan armada bus kota DAMRI, disusul kemudian dengan gagasan membuat jadwal piket malam untuk LIN Kuning.

LIN Kuning dan Bus DAMRI Jember, keduanya menyemarakkan moda transportasi di Jember sejak era 1980an. Sedangkan keberadaan TAKSI ARGO di Jember bermula ketika Jember masih dipimpin oleh Bupati bernama Drs. H. Samsul Hadi Siswoyo, M.Si. pada kurun 2000-2005. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun