Mohon tunggu...
RZ Hakim
RZ Hakim Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyat biasa yang senang menulis. Kini tinggal di Kalisat, kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agil Mengira Itu Patungnya SBY

11 November 2013   19:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:18 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13841732031709432625

Agil, siswa SD kelas 3. Dokumentasi oleh Vj Lie

"Yang di depan kantor PEMKAB Jember, itu patungnya siapa?" Agil, siswa SD kelas 3 dengan lantang menjawab bahwa itu adalah patungnya Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Duh! Miris sekali. Padahal patung itu menggambarkan sosok Letkol Moch. Sroedji. Ternyata diantara bocah-bocah kecil yang biasa belajar di rumah saya ini, sebagian kecil dari mereka masih belum mengenal para pejuang yang seharusnya mereka kenal. Mereka tak mengenal siapa itu Letkol Moch. Sroedji, Dr. Soebandi, dan lain-lain. Belum selesai rasa kaget saya terhadap jawaban yang dilontarkan oleh Agil, muncul pertanyaan baru. Kali ini dari Lina, siswa SD kelas 5 yang rumahnya tak jauh dari Taman Makam Pahlawan Patrang, Jember. "Om, kenapa yang dimakamkan di TMP hanya tentara?" Saya tertegun. Diam. Merasa bersalah. Kemudian saya berusaha keras memberikan pemahaman dengan pilihan kata yang mudah. Saya mulai bercerita tentang siapa itu Dokter Soebandi, siapa pula Letkol Moch. Sroedji. Tidak berhenti sampai di sana, saya ceritakan juga tokoh lokal yang layak dijadikan teladan. Di depan saya, tampak wajah-wajah lugu yang otaknya siap diisi dengan apa saja. Mereka masih sangat belia. Justru itulah saya semakin berhati-hati dalam memilih diksi untuk kemudian merangkainya menjadi sebuah pesan yang mudah dipahami. Cerita ditutup dengan sebuah janji, minggu sore jalan-jalan ke Taman Makam Pahlawan. Mereka adalah bunga-bunga bangsa yang tinggal di sekitar Taman Makam Pahlawan tapi justru tak mengenal sosok Dr. Soebandi yang jenasahnya dimakamkan di sana. Adalah tugas kita untuk memperkenalkan para teladan pada tunas-tunas muda, dengan gaya bahasa yang bisa mereka pahami. Salam saya, RZ Hakim

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun