Mohon tunggu...
RZ Hakim
RZ Hakim Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyat biasa yang senang menulis. Kini tinggal di Kalisat, kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nostalgia Perjalanan Setahun Yang Lalu

13 Juni 2012   07:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:02 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasuruan

13395044972055402210
13395044972055402210
Di kota inilah awal mula saya drop. Jalan Pasuruan yang memanjang seperti tak pernah habis saya lewati. Padahal saya start sejak pagi hari. Berkali kali istirahat hanya membuat saya semakin merasa lelah. Saat matahari tepat ada di atas kepala, saat itulah saya hampir benar-benar menyerah. Rencananya, mencari tempat berteduh (entah gardu entah POM bensin), lalu tidur sepuas puasnya. Tapi rencana itu berubah manakala ada sebuah mobil pick up warna hitam menepi dan mengajak kami bergabung. Alhamdulillaaaah.. Tuhan memang Maha Penyayang. Foto di atas diambil saat saya dan Opic ada di gerbang tol Gempol yang tak terpakai. Dari sana saya mengambil jalan pintas, seperti yang dikatakan penduduk setempat. Ternyata jalan itu mengantarkan saya untuk memutari tebing semburan lumpur Lapindo. Selepas maghrib saya baru bisa menggapai sebuah papan nama bertuliskan Sidoarjo. Foto-fotonya gelap, maap.

Sidoarjo

1339526013399695206
1339526013399695206

Di atas jembatan penyeberangan Bungurasih

Langit Sidoarjo indah di malam hari. Sebentar-sebentar ada kapal terbang yang lewat, haha.. Hanya itu yang bisa saya ceritakan. Malam di Sidoarjo saya lewati hanya dengan bertemu Yopi (seorang teman pencinta alam), makan sebanyak banyaknya, untuk kemudian tidur. Kali ini saya tidur nyenyak sekali. Matur tengkyu Yopi, atas kasur empuk, makan malam gratis, dan persahabatannya.

Surabaya

13395272942111175690
13395272942111175690

Opic berpose di depan gerbang Suramadu

Dari sekian banyak cerita saat saya dan Opic membelah Surabaya, ada satu yang sulit terlupakan. Itu adalah ketika saya dan Opic telah sampai di gerbang jembatan Suramadu dan kami tidak diperbolehkan untuk menyeberang dengan alasan yang masuk akal. Angin kencang. Ya, saya tahu itu benar. Tapi saya begitu menginginkannya, menyeberangi Suramadu dengan BMX. Pada akhirnya saya dan Opic memang tidak bisa memaksa. Segala argumentasi yang coba saya keluarkan pada seorang petugas berseragam Dishub (dan seorang Bapak Polantas) hanya ditanggapi dengan senyum ramah. Hmmm, saya jadi teringat Bapak saya. ketika kecil dulu, saya saya ngeyel mengajaknya bertamasya ke pantai, beliau hanya tersenyum untuk kemudian mengajak saya berjalan jalan ke pematang sawah belakang rumah. Endingnya bisa ditebak, saya dan Opic kembali mengayuh menuju pelabuhan perak. Jauh, lelah dan di siang yang terik. Tapi semuanya kembali terlihat indah manakala kami sudah ada di atas kapal yang menyeberang menuju pulau garam. Beberapa kemudian, kami benar benar mengecup tanah Madura. Horeee...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun