Pasuruan
Sidoarjo
Di atas jembatan penyeberangan Bungurasih
Langit Sidoarjo indah di malam hari. Sebentar-sebentar ada kapal terbang yang lewat, haha.. Hanya itu yang bisa saya ceritakan. Malam di Sidoarjo saya lewati hanya dengan bertemu Yopi (seorang teman pencinta alam), makan sebanyak banyaknya, untuk kemudian tidur. Kali ini saya tidur nyenyak sekali. Matur tengkyu Yopi, atas kasur empuk, makan malam gratis, dan persahabatannya.
Surabaya
Opic berpose di depan gerbang Suramadu
Dari sekian banyak cerita saat saya dan Opic membelah Surabaya, ada satu yang sulit terlupakan. Itu adalah ketika saya dan Opic telah sampai di gerbang jembatan Suramadu dan kami tidak diperbolehkan untuk menyeberang dengan alasan yang masuk akal. Angin kencang. Ya, saya tahu itu benar. Tapi saya begitu menginginkannya, menyeberangi Suramadu dengan BMX. Pada akhirnya saya dan Opic memang tidak bisa memaksa. Segala argumentasi yang coba saya keluarkan pada seorang petugas berseragam Dishub (dan seorang Bapak Polantas) hanya ditanggapi dengan senyum ramah. Hmmm, saya jadi teringat Bapak saya. ketika kecil dulu, saya saya ngeyel mengajaknya bertamasya ke pantai, beliau hanya tersenyum untuk kemudian mengajak saya berjalan jalan ke pematang sawah belakang rumah. Endingnya bisa ditebak, saya dan Opic kembali mengayuh menuju pelabuhan perak. Jauh, lelah dan di siang yang terik. Tapi semuanya kembali terlihat indah manakala kami sudah ada di atas kapal yang menyeberang menuju pulau garam. Beberapa kemudian, kami benar benar mengecup tanah Madura. Horeee...