Terus berkomitmen melaksanakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), Tim 2 KKN Universitas Tidar menggelar Sosialisasi Pemanfaatan Maggot dalam Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga kepada masyarakat di Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (29/7/2024).
Kegiatan yang berlangsung di aula kantor Balai Desa Gondang tersebut di hadiri oleh kepala dusun, perwakilan kader ibu-ibu dari 7 dusun, dan juga pemuda-pemudi Desa Gondang.
"Kita sangat mengapresiasi kegitan adik-adik KKN yang ada di Desa Gondang ini. Kegiatan tersebut juga sejalan dengan pemerintah desa yang mengharapkan lingkungan tetap bersih dan sehat," ujar Wahyu Endarto, selaku Kepala Desa Gondang.
Anggota tim KKN menjelaskan bahwa latar belakang dari inovasi ini adalah masalah serius pengelolaan sampah organik di Desa Gondang. Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah organik menjadi tantangan utama yang harus diatasi. Oleh karena itu, tim KKN merancang sistem pengelolaan sampah organik berbasis maggot.
Proses pengembangan maggot dimulai dengan melakukan sosialisasi kepada warga setempat mengenai maggot dan manfaatnya. Selanjutnya, mereka memberikan pelatihan kepada warga dengan materi seputar potensi maggot dan melakukan pelatihan budidaya maggot sebagai pemakan sampah organik yang ekonomis dan efisien. Adapun pemateri dari kegiatan sosialisasi tersebut diisi Musafari selaku pelaku sekaligus anggota Komunitas TPS 3R Merti Bumi Desa Wringinputih, Borobudur, Jawa Tengah.
Dalam praktik yang dilakukan, Pak Musafari mengajarkan bagaimana maggot tumbuh dengan memakan sisa dari sampah organik. Ia juga menyediakan contoh maggot dan media hidupnya. Warga pun tampak antusias dengan materi dan praktik yang diajarkan Pak Musafari.
Selain sebagai pengolahan sampah organik rumah tangga, budidaya maggot turut berperan dalam sektor pakan ternak dan pemupukan, bahkan dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. "Maggot memiliki nilai protein tinggi sehingga baik dikonsumsi oleh ternak," ujar Musafari.
Dikarenakan tingginya harga pakan komersial menyebabkan ketidakseimbangan pemasukan yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan solusi sumber pakan alternatif. Salah satunya dengan menggunakan maggot yang cara pembudidayaannya ekonomis dan efisien menggunakan sisa bahan organik sehingga mampu membantu menekan angka pengeluaran.
Di sisi lain pertanian Desa Gondang saat ini masih menggantungkan perawatan tanaman dari pupuk kimia yang praktis dan cenderung lebih mahal. Padahal sebetulnya sahabat tani bisa membuat pupuk sendiri menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar rumah, yaitu dengan menggunakan kasgot. Kasgot merupakan residu dari maggot atau larva lalat black soldier fly (BSF) yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena memiliki unsur-unsur N, P, K, dan mampu menjadi biokonversi sampah organik menjadi pupuk.
"Pupuk ini dihasilkan dari sisa makanan maggot yang dikumpulkan dari sisa sayur-sayuran, buah-buahan, lalu sisa-sisa ini dicampurkan dengan dedek. Setelah itu, sisa-sisa tersebut disaring atau diayak halus. Kemudian, maggotnya dikeringkan untuk pakan ternak dan hasil sisa tersebut dijadikan pupuk. Itu lah pupuk kasgot," ujar Musafari.
Tidak hanya mengatasi masalah sampah, tim KKN Untidar juga mensosialisasikan pemasaran digital kepada warga setempat. Hal ini lantaran selain mengurangi sampah organik, maggot juga memiliki potensi untuk diperjualbelikan. Melalui pelatihan ini, maggot dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi mereka. "Karena kesejahteraan ekonomi warga juga perlu ditingkatkan" ujar anggota tim KKN.
Tim KKN berharap agar pengolahan sampah organik menggunakan maggot akan terus berkembang dan diterima oleh warga Desa Gondang serta dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah sekaligus memberikan dampak positif pada perekonomian warga lokal. (*)
penulis: Azarin Hassya Amanda, Dewi Ayu Maharani, Eka Lestari, Rizkia azzah, Widya Nabila, Odelia Putri Tabina, Lintang Megarani, Saffira Ramadhani, Vendi Septiandi, Irvan Adi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H