Mohon tunggu...
Aca Cua
Aca Cua Mohon Tunggu... -

belajar mengikuti yang benar dan bermanfaat,, plinplan dan selalu mengikuti arah angin,, tetapi tetap k arah yang baik... untuk hidup baik

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mendukung ISL, LPI atau Tidak Mendukung Djohar Arifin Sebagai Ketum PSSI

22 November 2012   17:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:49 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ISL liga di bawah PT LI merupakan liga tertua di indonesia di bandingkan LPI, sayang keberadaannya saat ini tidak berada di bawah federasi  yang sah yaitu PSSI yang di pipmpin DA yang di akui keapsahanya oleh FIFA. Mereka lebih mengiduk ke KPSI yang tidak jelas keberadaannya. Dengan tidak mengiduk kepada PSSI  mereka PT LI menggulirkan liga sendiri dengan 18 klub yaitu ISL.

Klub-klub ISL yang bermain di ISL merupakan klub-klub yang memiliki materi pemai yang hebat, Sebagai klub yang  memiliki materi pemain yang hebat  menjadikan mereka  memiliki basis penonton/suporter  yang banyak dan fanatik.  Mereka  juga memiliki sejarah yang cukup memukau dan telah  lama berdiri sebagai klub yang ada di Indonesia,  dan terbukti dalam setiap pehalatan sepakbola Internasional banyak pemain Timnas INDONESIA  yang berasal dari klub-klub ISL berlaga membela Timnas INDONESIA , hingga ajang piala AFF 2012 saat ini, BP merupakan salah satu pemain ISL yang dipanggil, terpilih dan ikut memperkuat  Timnas INDONESIA dalam piala AFF 2012.

Ke 18 klub ISL tersebut merupakan klub-klub yang menolak bergabung dan menolak menginduk kepada PSSI dengan begitu banyak alasan. Dengan menolak untuk mengiduk kepada PSSI otomatis mereka tidak akan di perhatikan oleh PSSI.  Namun PSSI dengan ketuanya DA mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar untuk menginduk ke PSSI.  Berusaha meyakinkan jika yang ilegal itu lebih banyak tidak menguntukanya (lebih banyak buruknya ketimbang baiknya) Tetapi mereka tetap enggan dengan alasan apapun mengikuti ajakan DA.

Sudah banyak ajakan dan kebijakan yang di ambil DA untuk mengembalikan ISL kepangkuan PSSI tetapi mereka tidak mau menanggapinya. Sampai kebijakan yang menolak memakai pemain ISL untuk membela Timnas sampai mengajak kembali pemain ISL untuk membela timnas dan masih banyak kebijakan yang lain. Mereka, ISL tak ada yang menghiraukan kebijakan-kebijakan itu.

Sebagai suporter yang mengaku mendukung ISL, akan berpikir bahwa kebijakan-kebikakan yang diambil DA tidak berpihak pada klub kesayangan mereka, tidak mencintai  pemain idola mereka yang berada di klub kesayangan mereka, dan masih banyak lagi. Menganggab kebijakan yang di ambil DA sangat arogan.

Dari semua kebijakan yang di ambol DA mereka tidak menimbang-nimbang kebijakan yang diambil  DA, dengan sudut pandang yang baik dan relevan. Mereka hanya menilai dengan sudut pandang mereka sendiri, dan tak pernah mau mengerti  knapa DA mengambil keputusan a, b atau c, yang mereka tau keputusan yang diambil DA tidak benar.

Ingat dan lihatlah apakah keputusan-keputusan yang di ambil DA melanggar statua dan aturan FIFA?? Apakah FIFA marah-marah dengan keputusan yang di ambil DA? Cobalh di pikirkan baik-baik dengan hati terbuka tanpa harus memaksakan ego dan keinginan pribadi kita, apa sebenarnya tujuan DA mengabil keputusan-keputusan itu.

Jika keputusan DA hanya ingin menghancurkan sepakbola indonesia, kenapa hingga saat ini DA masih mematuhi satatuta dan berusaha bekerja dengan mematuhi aturan organisasi. Jadi knapa kita tidak membiarkan kebijakan-kebijakan yang diambil DA yang sudah menuju arah yang benar  dengan mematuhi aturan-aturan FIFA dengan menggulir liga yang profesional dan menjadikan klub-klub yang ada di dalamnya menjadi klub profesional  tanpa menggunakan dana APBD  dan Membiakan DA memimpin PSSI sampai masa jabatannya berakhir?.

Dengan tidak mengunakan APBD klub-klub diajarkan untuk lebih mandiri dan belajar menjadi klub yang mampu memenejemen keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaranya.  Klub belajar bagaimana caranya mendapatkan dana untuk memenuhi segala Finansial klub tapa harus “ngempengin” dana APBD yang seharusnya dana itu untuk mengembangkan fasilitas daerah.  Atau klub-klub ISL  tidak siap menjadi klub profesional tanpa APBD dan takut bersaing dengan klub-klub yang sudah bersih dari APBD. Klub yang takut itu tidak ubahnya seperti klub tarkam. Padahal klub yang memiliki basis penonton yang banyak dapat dengan mudah untuk mendapatakn pendapatan klub.

Sebagai suporter yang mendukung ISL  seharunya mendukung apa yang di ambil DA yang berjuang  keras demi kemajuan klub kesayangan, menjadikan klub profesional dan mandiri. Menjadikan klub belajar, bagaimana klub dapat memiliki nilai jual dan dapat mendatangkan investor tanpa APBD. Bukan malah menyalahkan DA.

Sebagai suporter ISL apa sebenarnya yang di harapkan dengan membela klub kesayangan yang berada di jalur yang salah dengan tidak mengiduk ke PSSI yang diakui FIFA? Apakah klub yang dibelanya memiliki sejarah yang keren, memukau, bergengsi, ada pemain idolanya, dibayar sebagai suporter, atau nonton ke stadion geratis dan dapat nasi bungkus, pertandinganya seru dan menghibur, malu karna tidak ikut mendukung atau apa??

Seharunya sebagai suporter yang benar-benar mencintai klub ISL mengarahkan klub-klub kesayangan untuk kembali kejalan yang benar dengan menginduk ke PSSI jika ingin klub kesayangannya menjadi klub profesional. Bukan malah membiarkanya. Tetapi Menjadikan klub kesayangan mampu bersaing di tingkat Asia. Menuntun untuk tidak menjadi klub yang ilegal, membeli tiket di setiap pertandingan untuk pemasukan klub, tidak anarki yang menjadikan klub dikenakan sangsi, membeli sofenir atau marchendais dll, demi kemajuan klub sebagai klub profesional.

Jika kita masih mendukung klub  ISL yang ilegal sama saja menjatuhkan klub kesayangan kelubang kehancuran. Karna dengan ilegal  tidak akan pernah bermain di LCA, pemain-pemain dilarang mengikuti ajang Internasional dengan membela Timnas, pemain-pemain tidak dapat bermain di liga internasional  dan akan seperti katak dalam tempurung tak ada kemajuan hanya bermain di situ-situ saja.  Apa untungnya mendukung klub yang ilegal?  Lebih baik berhenti mendukung ketimbang terus mendukung klub ilegal dan malah mengahncurkannya. Atau menyalahkan DA karena klub kesayangan menjadi ilegal, berhenti sejenak, dan  mengaja suporter suporter yang lain membangun basis suporter untuk mengarahkan klub kesayangan kepangkuan PSSI menjadi legal akan lebih baik. Karena tidak salah untuk berhenti sejenak, tidak mendukung karena posisinya yang ilegal, dan memberi perlawanan kepada menejemen klub  untuk mengebalikan klub menjadi legal. Jika sudah kembali kepangkuan PSSI barulah kita dukung kembali dan menjadi supoter yang baik.

Jangan pernah menyesal untuk menyuarakan klub kesayangan kita menjadi klub yang legal dan profesional dan menyalahkan PSSI  jika  suatu saat PSSI menghukum dan membubarkan klub kesayangan karena berada di  jalur yang ilega, denga patuh kepada aturan organisasi yang di buat FIFA.  Karna FIFA sendiri geram terhadap klub-klub ilegal, dengan klub yang menggunakan APBD, dengan klub yang pengurusnya berada di dalam kancah politik, dan geram jika pemilik klub menjabat sebagai pejabat negara.

Jadilah suporter yang cerdas demi kecintaan kepada klub. Jangan Menjadi Suporter yang bebal.

TERIMAKASIH.

HANYA INGIN BEROPINI
MAAF JIKA OPININYA NGAWUR...

dukung Timnas tanpa ada embel-ebel....

ARTIKEL SAYA SEBELUMNYA:

Kemungkinankah ISL di ‘Cut’ PSSI?

Burung-burung KPSI

Kabar FU dKK akan Ikuti Piala AFF 2012 Bersama Nil??

Output Timnas dan Output TRG


Trimakasih sudah menyimak Tulisan saya, maaf jika ada kesalahan-kesalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun