Ketiga, Khidir yang membangun kembali dinding yang ingin roboh tanpa memandang sikap masyarakat kampung yang menolak kehadirannya telah memberikan kita pelajaran tentang idealisme. Seorang pemimpin yang baik akan tetap melakukan apapun yang diyakininya baik dan bisa membawa manfaat walaupun dirinya tidak dihargai oleh banyak orang. Pemimpin harus memiliki sikap rendah hati dan mudah memaafkan orang lain agar bisa tetap fokus pada tujuan besarnya dengan mempertahankan keyakinan atau ambisinya.
Dinding yang hampir roboh bisa dianalogikan sebagai konflik dalam organisasi yang membuatnya hampir jatuh. Seorang pemimpin harus peka dan mampu mengatasi konflik dengan baik untuk melindungi harta-harta berharga yang ada di dalam organisasi yaitu seorang kader penerus. Kita adalah generasi pembangun dari apa-apa yang diusahakan orang-orang terdahulu, jangan sampai pondasi baik yang telah dibangun sejak lama jadi runtuh hanya karena kelalaian kita sebagai pemimpin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H