Mohon tunggu...
aby haryono
aby haryono Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati hukum dan HAM

Praktisi hukum. Membaca dan menulis isu hukum dan HAM.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisruh Televisi Publik: Konten Asing dan Komersialitas

23 Januari 2020   13:29 Diperbarui: 23 Januari 2020   13:40 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kegiatan komersial dari televisi publik tidak berarti selalu berakibat televisi publik tersebut kehilangan sifat publiknya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga sifat publik dari TVRI sehingga tetap dapat menayangkan konten-konten komersial baik asing atau dalam negeri namun tanpa merusak citra televisi publik. 

Misalnya konten-konten di British Broadcasting Corporation akan secara tegas menyatakan program tersebut ditayangkan dengan dukungan sponsor atau menggunakan dana publik. Atau menerapkan tata laku yang ketat bagi konten-konten komersialnya sehingga tetap melindungi tujuan pelayanan publik.

Dengan memanfaatkan komersialitas terbatas tersebut, TVRI sebagai stasiun televisi publik dapat menambah jumlah penontonnya. Selain itu, TVRI juga dapat memproduksi konten-konten yang lebih berkualitas untuk mendukung tujuan TVRI tanpa harus membebani keuangan negara. 

Sayangnya pandangan yang menganggap konten asing berarti berlawanan dengan kepentingan publik serta sikap anti komersialisasi akan membawa televisi publik milik kita bersama ini dalam kondisi stagnan. Semoga dapat dipahami, amanah mendorong, meperkukuh, membangun dan menjaga tidak dapat dicapai apabila tidak ada yang didiorong, diperkukuh, dibangun, dan dijaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun