Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Susahnya Bilang 4 Kata Ini di Medsos

18 Oktober 2016   17:08 Diperbarui: 18 Oktober 2016   17:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti pada judul di atas, banyak orang yang ketika masuk dunia maya susah untuk mengucapkan kata-kata ini. Apalagi, bagi mereka yang mempunyai banyak teman wanita di akun facebook-nya.

Maaf, saya sudah beristri. Cukup empat baris kata sederhana dan mudah sekali mengatakannya tapi kenyataannya tidak semudah itu mengucapkannya. Opo salah? Tentu saja tidak ada yang salah, sah-sah wae apabila ada pria yang sebenarnya beristri tidak serta merta harus menyatakan bahwa dia beristri ketika tidak ada yang menanyakan status perkawinannya, lha mosok harus teriak-teriak depan istana negara memproklamirkan dirinya telah beristri.

Jika mau jujur, hal ini kerapkali dialami ‘piber’ alias pria beristri di dunia maya dalam jejaring sosial, khususnya pria beristri yang tidak menuliskan status perkawinannya pada profil jejaring sosialnya di facebook.

Ya mungkin secara prinsip hal tersebut juga tidak salah karena hal ini pilihan masing-masing orang tentang hal-hal yang bersifat pribadi saat berinteraksi dalam dunia maya. Tapi situasi ini pun sebenarnya bukan semata-mata kesalahan si Piber, karena para wanita seringkali lupa atau sengaja mengesampingkan hal yang berhubungan dengan status pria yang telah mencuri hatinya dan lebih mengutamakan pemenuhan perasaannya.

Dan karena keabu-abuan status ini seringkali menyebabkan piber dihadapkan pada dilema ketika pada akhirnya harus mengucapkan empat baris kata tersebut, khususnya pada situasi yang berhubungan dengan adanya sinyal ‘rasa’ dari wanita lain yang menyukainya plus di sisi lain piber ini pun memiliki perasaan yang sama.

Tapi kalau dipikir-pikir memang tidak masuk akan juga, kalau dalam fase awal ketertarikam menjalin hubungan, seseorang ujug-ujug langsung tanya, “Mas sudah punya istri?” atau “Mbak sudah bersuami?”

Tentu saja hal ini di luar kebiasaan kita karena kesannya tidak paham estetika dalam menajli sebuah hubungan karena pertanyaannya tersebut kental aroma private-nya dan di sisi lain kentara sekali kita mengaharpkan sesuatu hubungan ke arah yang lebih jauh lagi dan konsekuensinya belum apa-apa calon gebetan merasa dikejar komitmen plus setoran.

Dan lagi, jaman sekarang entah kenapa dan apa alasannya tidak sedikit wanita-wanita lajang hingga janda yang malah lebih tertarik bagai magnet ke arah pria-pria yang etlah beristri.

Ketika seorang piber menjawab status perkawinannya ini dengan kejujuran ‘terpaksa’ sekalipun, maka akan membantu seorang wanita mempertimbangkan konsekuensi yang akan diambilnya terhadap kelanjutan hubungan yang masih berbau abu-abu ini, apakah stop sampai di sini? Atau bahkan membuka penawaran lanjutan yang sayang untuk di tolak si piber yang memiliki perasaan suka, cinta, sayang, rindu, dan bla blaa blaaa yang sama dengan si wanita.

Karenanya, bagi kita yang bangkotan yang notabene berstatus piber, harusnya tidak dengan sengaja menyembunyikan status perkawinan ketika ditanyakan oleh siapapun, jika ingin hidup lurus, karena sebaik-baiknya kebohongan adalah jujur ketika ditanya secara bohong, nah lho!.

Maka, yakinlah bahwa status piber adalah status yang lebih berkelas dari pada status Duren, Jomblo apalagi Buba alias bujang bangkotan. Jadi kita jawab saja dengan jelas dan lugas, “Maaf, saya sudah beristri” pakai kata “maaf” karena disisipi perasaan di atas angin yang sekaligus bagai hembusan beribu belaian lembut ke hati wanita yang telah keburu menyimpan bara asmara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun