Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Arti Kehidupan (Sebuah Inspirasi)

17 Mei 2014   02:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:27 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini terinspirasi ketika beberapa hari yang lalu saat saya betandang ke tatar Banten tepatnya Kota Cilegon memenuhi undangan sdr. Najiburahman, mengalir saja tidak ada basa-basi padahal sosok bersahaja tersebut baru saya kenal dan saya yakin beliau adalah tipikal pendiam juga. Hingga pada titik klimaksnya kita bercerita tentang kehidupan kami masing-masing. Dari berbagicerita kehidupan masing-masing itulah ada pertanyaan yang terlintas dipikiranku, Apa sebenarnya arti kehidupan ini?

Ternyata, bertelekan dari obrolan tersebut yang pasti dapat saya simpulkan setiap manusia memilki kehidupannya masing-masing. Semuanya memiliki arti kehidupan yang berbeda, setiap kitatentu berbeda tentang pengertian hidup. Artinya berbeda manusia berbeda pula arti kehidupan seseorang dan setiap manusia juga mempunyai jalan masing-masing untuk hidup.

Pada titik inilah yang menyebabkan setiap manusia mempunyai pengertian hidup yang berbeda. Ada yang sadar dan ada pula yang tidak menyadari apa sebenarnya arti dari sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Tidak ada yang bisa menyangkal kalau seseorang belum mengetahui akan arti sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Tentu semuanya memerlukan proses. Dan dalam proses inilah manusia mencari akan arti dari sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Meskipun toh terkadang kita masih mencari tahu arti yang sebenarnya.

Saat manusia menemukan arti kehidupannya selanjutnya manusia berpikir untuk apa arti kehidupan ini?
Begitu manusia menemukan untuk apa arti kehidupan tersebut. Berarti ia telah menemukan jati diri yang sesungguhnya.

Terlintas dibenakku sesaat sebelum saya bertandang ke kediaman sdr. Najib ketika melihat seorang kakek berjalan kaki di depan mal dengan penglihatan yang kurang sempurna terlihat jelas dengan cara berjalannya namun begitu semangatnya ia menggeluti pekerjaan sebagai penjual keliling . Rasa iba datang ketika melihat kondisi tersebut akan tetapi dibenakku begitu terinspirasi akan pencarian arti dari sebuah kehidupan yang sesungguhnya.

Untuk apa arti kehidupan kita? Terkadang kita sendiri tidak pernah menyadarinya. Kadang kita juga sering kehilangan akan arti sebuah kehidupan yang sesungguhnya.Tak sedikit pula orang yang patah semangat, putus asa dalam menjalani kehidupan. Stress karena tak mempunyai arah dan tujuan hidup. Betapa pentingnya dalam diri seseorang memahami akan arti kehidupan yang sesungguhnya. Mungkin diri kita akan terasa goyang saat diterpa musibah. Kehilangan akan sesuatu ataupun lainnya yang menyebabkan diri terombang-ambing dalam kehidupan. Seandainya kita benar-benar memahami arti sebuah kehidupan tentu kita akan benar-benar tegar dalam menghadapi setiap gejolak kehidupan.

Sebagai manusia yang beragama tentunya kita mempunyai sandaran hidup akan keyakinan kita terhadap Tuhan. Kita bisa menemukan arti kehidupan sesungguhnya lewat agama yang kita anut. Kita terus berpikir dan mencari sampai pada titik yang mempertemukan antara diri dengan Tuhan. Dengan begitu kita akan sadar sejauh mana kita mengartikan kehidupan ini.

Dan pada akhirnya tinggal kita sendiri yang menyimpulkan Apa arti kehidupan ini? Untuk Apa? Dan Akan Dibawa Kemana Arah Kehidupan Kita Tersebut?

Mungkin kita sebagai manusia akan terus berpikir dan mencari.Berpikir dan terus mencari Arti kehidupan ini. Kita boleh berbeda akan pengertian arti kehidupan ini, tetapi kita jangan pernah sama-sama terjerumus kedalam gejolak kehidupan yang akan menyesatkan diri kita sendiri. Sebuah dedikasi dan inspirasi darimu saudaraku. Terimakasih atas semuanya semoga tali silaturahim senantiasa terjalin meski kita berjauhan. wassalam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun