Mohon tunggu...
Eko Setiadi
Eko Setiadi Mohon Tunggu... -

Praktisi migas

Selanjutnya

Tutup

Money

Kegiatan Hulu Migas & Pengembangan Lapangan Migas

29 Mei 2017   11:34 Diperbarui: 29 Mei 2017   11:45 10295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam POD, terdapat beberapa faktor yang harus dievaluasi secara menyeluruh, yaitu:

  • Geological finding, penjelasan tentang temuan geologis hydrocarbon menggunakan data geologi terbaru berdasarkan analisa log dan cutting yang digunakan untuk revisi peta geologi, yaitu: stratigrafi, struktur, korelasi, peta, karakteristik reservoir (property batuan dan fluida), dan reserves (proved, probable dan possible).
  • Keekonomian lapangan
  • Perhitungan dan analisa keekonomian merujuk pada data terakhir dari: cadangan yang tersertifikasi, harga minyak dan gas, production forecast, dan biaya pengembangan. Biaya pengembangan terdiri dari biaya investasi dan biaya operasi. Biaya investasi yaitu: biaya pemboran sumur, biaya pembangunan fasilitas produksi, biaya instalasi pipa, platform/anjungan, dan peralatan penunjang fasilitas produksi. Biaya operasi, yang terdiri dari: direct production cost, work over/stimulation, maintenance, administrasi & umum. Biaya pengembangan tersebut diperkirakan mulai dari awal proyek hingga berakhirnya wilayah kerja migas.
  • Hasil analisa keekonomian akan ditunjukkan dalam indicator keekonomian, yaitu dari perspektif penerimaan negara (government): income yang jadi bagian dari pemerintah (GOI) dan % GOI terhadap Gross Revenue, dan dari indicator perusahaan minyak (contractor): Net Cashflow (NCF), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Profit to Investment Ratio (PIR), Pay out Time (POT). Rencana pengembangan akan dilanjutkan ke tahap eksekusi proyek jika analisa keekonomian dinilai layak/feasible sesuai dengan indicator yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh: perusahaan minyak Alfa menetapkan indicator untuk pengembangan lapangan Delta, NPV senilai 1,2 milyar USD, IRR 27% dan POT 7 tahun. Setelah dilakukan kajian berdasarkan parameter terkait: cadangan, profil Produksi, harga minyak dan gas, biaya investasi, dan biaya operasi, didapatkan NPV senilai 700 juta USD, IRR 14% dan POT 15 tahun. Maka perusahaan minyak Alfa akan melakukan kajian ulang dan memperbaiki skenario pengembangan, atau menyusun strategi baru, termasuk meminta insentif fiscal, penundaan first tranche petroleum (FTP), domestic market obligation (DMO), dll kepada pemerintah, sehingga indicator keekonomian sesuai dengan yang ditetapkan.
  • Skenario pengembangan, terdiri dari strategi pengembangan dan strategi pemboran & produksi. Strategi pengembangan terdiri dari: phasing development, full development, development strategy dan production optimization. Strategi pemboran pengembangan, terdiri dari: platform/cluster/well location (onshore/offshore), well design (vertical/directional/horizontal), jadwal pemboran, well completion.
  • Fasilitas pengembangan lapangan, terdiri dari primary recovery facilities (fasilitas produksi onshore dan offshore serta artificial lift equipment)  dan rencana enhanced oil recovery (EOR) facilities.
  • Jadwal proyek pembangunan fasilitas, menguraikan tahapan jadwal pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan selama pengembangan berlangsung, yaitu: planning (screening study, feasibility study, conceptual engineering), execution (detail engineering, procurement, construction, fabrication, installation, commissioning, start up) dan operation (on stream produksi).
  • QHSE dan community development, kajian menyeluruh terhadap dampak kegiatan pengembangan terhadap kesehatan, keselamatan dan lingkungan sekitar lapangan, sejak pra-konstruksi sampai fase pasca operasi.
  • Abandonment & site restoration, merupakan kajian teknis penutupan lapangan, setelah cadangan migas habis sehingga lapangan tersebut tidak berproduksi lagi.

exploration-workflow-stage-3-592ba374d59373a95d7c1804.jpg
exploration-workflow-stage-3-592ba374d59373a95d7c1804.jpg
Exhibit 2. Evaluasi pada Plan of Development

oil-gas-diagram-592ba3a7d59373df617c1805.jpg
oil-gas-diagram-592ba3a7d59373df617c1805.jpg
Exhibit 3. Proses bisnis Upstream-Midstream-Downstream

Setelah dilakukan kajian seluruh aspek, termasukberbagai kenario yang disusun, baik dari sisi teknis maupun aspek keekonomianproyek, maka akan  diajukan dalam 1dokumen POD.

2-2-592ba447537b612f3c0a1b91.jpg
2-2-592ba447537b612f3c0a1b91.jpg

Exhibit 4. Gambaran keekonomian Plan of Development

Berikut ini adalah diagram proses pemilihan skenario proyek pengembangan, mulai dari tahap Appraise, Select, Define, Final Investment Decision (FID). Pada tahap FID ini lah akan ditentukan proyek tersebut dilanjutkan hingga tahap pelaksanaan (project execution), dievaluasi ulang, ditunda atau malah dibatalkan

3-3-592ba49c537b6147450a1b8a.jpg
3-3-592ba49c537b6147450a1b8a.jpg

      Exhibit 5. Capital Value Process – Upstream Project Management

Proyek Pengembangan Fasilitas Produksi Migas

Pelaksanaan pengembangan tepat waktu dan sesuai dengan budget, yang memenuhi aspek kualitas, standard HSE dan operational excellence, dengan tujuan mempercepat on stream produksi, dan bisa segera di-llifting sehingga mendapatkan revenue atas hasil migas tersebut, merupakan target utama proyek pengembangan fasilitas produksi migas. Apalagi jika mempertimbangkan besarnya investasi yang sudah dikeluarkan. Sebagai contoh, revisi rencana pengembangan lapangan (POD) Lapangan Tiung Biru – Jambaran yang disetujui SKK Migas. pada Agustus 2015, akan dilakukan pemboran enam sumur pengembangan dan pembangunan fasilitas pengolahan dan pendukungnya. Total investasi diproyeksikan sebesar US$2,056 miliar atau sekitar Rp 28 triliun dengan rincian US$279,5 juta untuk biaya sumur dan US$1,777 miliar untuk fasilitas produksi. Lapangan ini ditargetkan mulai produksi sebesar 227 mmscfd per hari pada kuartal pertama 2019 dan mencapai puncak produksi sebesar 315 mmscfd pada 2020. Berdasarkan data revisi POD tersebut, dengan asumsi harga gas bumi sebesar US$8 per juta btud, hasil penerimaan hingga kontrak berakhir pada 2035 mencapai US$12,97 miliar. Dari penerimaan tersebut, sebanyak 45,8 persen menjadi milik pemerintah, sebesar 24,5 persen bagian kontraktor KKS, dan 29,7 persen untuk pengembalian biaya operasi (cost recovery).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun