Mohon tunggu...
01 Abyan Eka
01 Abyan Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kreativitas Masyarakat Kampung Sanan dalam Mengelola Tempe

11 Mei 2024   15:57 Diperbarui: 11 Mei 2024   16:06 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung sanan diperkirakan berdiri sekitar tahun 1875, tidak ada yang mengetahui secara pasti awal mula dan kapan penduduk kampung sanan memulai produksi tempe, sedangkan untuk pembuatan tempe pertama kali dibuat oleh Ibu Habibah. Pada tahun 1990 produk tempe menjadi produk terfavorit yang mulai dikenal ke berbagai daerah diluar kota Malang. Para pengrajin tempe di kampung sanan menekuni profesi mereka secara turun temurun. Pada awalnya tempe diproduksi dengan alat sederhana dan tradisional, seiring berkembangnya zaman proses pembuatan tempe sudah menggunakan alat alat modern yang dapat menghasilkan olahan tempe yang higienis dan bergizi. Hal ini menjadikan tempe yang diproduksi oleh kampung sanan berbeda dari kampung kampung lain.

Pada mulanya keripik tempe hanya sebagai olahan sampingan yang akan diproduksi jika ada tempe sisa dari pasar, tetapi karena rasa keripik tempe yang khas maka keripik tempe tidak lagi diproduksi dari tempe sisa melainkan diproduksi secara khusus dan tentunya menggunakan tempe dengan kualitas terbaik yang berbeda dengan tempe di pasaran. Para produsen tidak perlu keluar mencari bahan pembuatan tempe, karena koperasi bangkit usaha di kampung sanan telah menyediakan bahan-bahan mulai dari kedelai sampai tepung keripik tempe. Banyak para home industry yang mempromosikan produk olahannya melalui media online tetapi tidak sedikit juga para produsen yang memilih untuk membuka kedai khusus untuk produk jualannya.

Industri tempe merupakan roda penggerak ekonomi di Kampung Tempe Sanan Malang, karena industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja yang berada di lingkungan sekitar. Hal ini  berdampak  pada  berkurangnya  angka  pengangguran.  Upaya  meningkatkan  pertumbuhan usaha dilakukan secara serius oleh para pengusaha tempe di Sanan, Malang. Kampung Tempe  Sanan Malang menjadi  salah satu tujuan  wisata kuliner dan  edukasi. Pengunjung yang datang tidak hanya bisa membeli keripik tempe langsung di pusatnya, mereka juga  bisa melihat  pengolahan kedelai  serta pengolahan limbah  tempe dan  limbah ternak  sapi untuk diolah menjadi biogas dan pupuk untuk mengembangkan kedelai di kampung ini. Dengan pelbagai keunikan serta edukasi yang ditawarkan, Kampung Tempe Sanan Malang hadir menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Malang. Kampung  Tempe  Sanan  Malang  menghadapi  banyak  permasalahan  dalam  upaya pengembangannya  sebagai  kawasan  wisata industri  tempe di  Kota  Malang.  Berdasarkan dari hasil survei  ditemukan bahwa  banyak wisatawan  hanya mengenal  produk olahan  tempe yang dijual di  pusat oleh-oleh.  Hal ini  dikarenakan tidak  adanya rute  pariwisata yang  diarahkan ke Kampung  Tempe  Sanan  Malang.  Proses produksi  olahan  tempe  yang  merupakan  salah  satu potensi yang dapat menjadi  daya tarik wisata,  masih  kurang dimanfaatkan dan dikembangkan dengan  baik.  Selain  itu,  penataan  kawasan  untuk  meningkatkan  daya  tarik  wisata  dari  segi fasilitas  pendukung  kegiatan  wisata  yang  tersedia  sangat  terbatas.

Kondisi perekonomian di kampung Sanan dapat dikategorikan baik. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai pengusaha di bidang tempe sehingga mereka mempunyai industri rumah tangga sendiri. Saat ini, terdapat 450 kepala keluarga yang bekerja di bidang industri tempe, yang mana hanya 234 kepala keluarga yang telah terdaftar dalam paguyuban tempe Sanan. Selain itu, terdapat Koperasi Primkopti Bangkit Usaha, yang mana bertujuan membantu pengrajin tempe dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, baik berupa penyediaan bahan baku maupun peralatan. Karena sebagian masyarakatnya juga beternak sapi, maka koperasi tersebut juga memberikan fasilitas simpan pinjam dan penyewaan kandang sapi untuk peternak sapi yang tidak mempunyai kandang sapi dengan harga 200 ribu pertahun. Industri rumah tangga yang telah berkembang dapat merekrut karyawan yang berasal dari masyarakat setempat sehingga dapat meminimalisir angka pengangguran. Potensi sosial di kampung Sanan tercermin dari perilaku masyarakat, yakni potensi pertama adalah Kekeluargaan dan gotong royong terlihat di setiap aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Potensi kedua adalah rasa rendah hati dan terbuka. Masyarakat tersebut mempunyai kerendahan hati dan terbuka dengan siapa saja, bahkan dengan penduduk luar Kampung Sanan. Potensi ketiga adalah kreatif dan dinamis. sekitar 70% mayoritas penduduk di Kampung Sanan lulusan SMA, 30% lulusan SMP.  Walaupun sebagian besar penduduk mempunyai pendidikan terakhir SMA/SMK sederajat, hal tersebut tidak menghambat kreativitas masyarakat untuk terus maju.[1] 

Pejabat kampung sanan yaitu ketua rukun warga 16 dan staf berinisiatif membentuk paguyuban pada tanggal 23 november 2016 di latar belakangi karena banyaknya industri rumahan dengan harga yang berbeda menimbulkan persaingan yang ketat antar produsen. Pada awalnya paguyuban tersebut diberi nama Paguyuban Pengrajin Keripik Sanan 15 dengan beranggotakan 35 orang. Pemerintah kota Malang memberikan respon baik terhadap terbentuknya paguyuban tersebut. Hal ini membuat warga sanan yang berada di RW 14 dan 16 segera bergabung dengan paguyuban pengrajin keripik sanan 15. Pada tanggal 28 Januari 2017 semua produsen kripik tempe dan tempe berkumpul untuk musyawarah yang tentunya dihadiri oleh ketua RW 14, 15, 16, serta bapak lurah purwantoro dan kepala dinas industri kota malang. Dari musyawarah tersebut menghasilkan nama paguyuban baru, yang sebelumnya Paguyuban Keripik Tempe Sanan 15 menjadi Paguyuban Sentra Industri Keripik dan Tempe Sanan. Paguyuban tersebut sekarang beranggotakan kurang lebih 200 IKM dan telah terdaftar resmi secara hukum NOMOR AHU-0008291.AH.01.07.TAHUN 2017.

GPS Map Camera Abyan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun