Mohon tunggu...
Abyan Arsyil
Abyan Arsyil Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Jurusan Ekonomi Prodi Pendidikan Ekonomi.

aktivis mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

Panic Buying Berdampak Eksternalitas Negatif

23 April 2020   12:39 Diperbarui: 23 April 2020   12:40 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak dikonfirmasikan kasus positif virus corona di Indonesia, beberapa orang melakukan tindakan panic buying atau memborong bahan bahan pokok di tengah kepanikan. Panic buying juga terjadi di banyak negara yang sudah mengonfirmasi kasus COVID-19, termasuk Singapura dan Amerika Serikat. Seperti yang diketahui bahwa panic buying merupakan suatu tindakan yang salah dalam kegiatan ekonomi, karena jika barang di pasaran habis, maka akan terjadi kelangkaan, dan bahkan terparahnya adalah masyarakat menengah bawah yang tidak mendapat kebagian dari bahan bahan pokok tersebut guna kehidupannya. Jika kegiatan panic buying tidak dapat dikontrol oleh masyarakat kelas atas, maka akan terciptanya juga inflasi, yaitu peredaran uang secara cepat. 

Menurut Ketua Pusat Krisis Universitas Indonesia Dicky Palupessy mengungkapkan bahwa panic buying yaitu perilaku membeli barang secara berlebihan dalam satu waktu ditengah merebaknya wabah virus corona didasari oleh kecemasan tinggi.

Secara psikologis, merebaknya virus corona menguatkan pikiran kita akan kematian. Ketika kita diingatkan dengan keadaan tersebut, maka orang bisa menjadi lebih impulsive, termasuk impulsive membeli barang. Lalu, alasan masyarakat melakukan panic buying sebenernya sangat simple, yaitu takut adanya tindakan lockdown dari pemerintah dan mereka takut tidak bisa keluar mencari makan lalu terjadi kelaparan. 

Terdapat dua bentuk kekhawatiran yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah khawatir kalau tidak belanja sekarang, bisa saja besok harga barang naik. Kedua, jika tidak belanja sekarang, maka esok hari barangnya sudah tidak ada. inilah kondisi panic buying yang sekarang ini terjadi, terutama untuk masker dan hand sanitizer. Sehingga, berdampak tidak langsung,bagi orang yang tidak melakukan panic buying, hal tersebut disebut eksternalitas.

Lalu, dapat dilihat dari segi ekonomi bahwa wabah atau virus covid-19 membawa eksternalitas negatif, atau dapat diartikan adalah biaya atau manfaat yang didapatkan oleh pihak ketiga yang mengalami kerugian dan tidak dapat memilih untuk mendapatkan atau tidak dampak tersebut. Dalam posisi panic buying sekarang, pihak ketiga adalah masyarakat menengah bawah, karena ulah masyarakat menengah atas yang beruntung dan pihak produsen konsumsi pun ikut untung. Dalam kasus pandemic corona, para warga yang khawatir berlebihan melakukan panic buying berdampak pada kelangkaan barang penting yang harus dimiliki seluruh masyarakat, seperti stok masker, hand sanitizer, tisu basah, tisu toilet dan alat kebersihan lainnya. 

Hal tersebut membuat konsumen lain yang tidak melakukan panic buying tersebut, tidak bisa memenuhi kebutuhannya karena stok yang disediakan pihak penjual habis terjual. Selain itu, dengan adanya eksternalitas negative dari panic buying, membuat harga barang menjadi meningkat karena terjadi peningkatan permintaan yang tidak sebanding dengan kapasitas produksi barang.

Dalam ekonomi, maraknya orang yang memburu suatu barang, seperti masker, memengaruhi sisi permintaan.

Sebagaimana hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi berlaku yaitu: jika terjadi permintaan tinggi karena tidak jumlah barang yang sedikit, maka harga barang akan semakin mahal.

Seperti yang dilihat bahwa warga di negara Amerika Serikat, yang melakukan panic buying atau panic belanja senjata api ditengah kekhawatiran situasi yang tidak menentu yang dipicu oleh virus covid-19. Masyarakat yang menimbun makanan karena memasuki fase karantina saat wabah covid-19 juga dapat menimbulkan hancurnya kerukunan antar masyarakat, seperti saling berebutan stok makanan dan berujung adu bicara. 

Dan seseorang tenaga medis yang seharusnya konsumsi nya terpenuhi akan kekurangan stok makanan karena tenaga medis harus berjaga di rumah sakit, dan tidak bisa berbelanja di supermarket, dan jika stok makanan habis, sangat menderita nya masyarakat atau seseorang yang tidak bisa memasok makanan atau berbelanja makanan ditengah pandemic covid-19.

Maka dari itu, peran pemerintah sangat penting dalam masalah panic buying itu sendiri, pemerintah perlu bijaksana mengambil tindakan untuk menghimbau kepada pemilik atau management supermarket untuk memberikan batasan kepada konsumen dalam membeli satu product, dan ada maksimal pembelian barang. Agar tidak terjadi keserakahan, sehingga produsen juga mampu menstabilkan harga barang, agar tidak terjadi kenaikan harga. 

Pemerintah juga harus bertindak dengan menambah stok barang pasar serta melakukan operasi pasar, guna menjamin ketersediaan produk yang diperlukan masyarakat.

Para pegadang bisa saja dengan sengaja melihat tingkat permintaan sedang meningkat, maka merekaa meningkatkan harga jual, dan pemerintah harus bertindak tegas juga. Selain itu, diperlukan himbauan dari pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat agar masyarakat tidak terlalu panik dengan situasi pandemic covid-19 dan tetap meningkatkan kewaspadaan. 

Dan dalam keadaan wabah covid-19 ini juga, pemerintah perlu memberikan subsidi kepada masyarakat kelas bawah, agar mereka bisa melangsungkan kehidupan seperti biasa, apalagi dapat dilihat dari segi penghasilan pedagang kaki lima, lalu pekerja yang sehari-sehari bekerja di jalan harus menjalani karantina, mereka tidak dapat pendapatan atau pendapatannya berkurang akibat karantina. Apalagi mereka harus menjadi korban atau pihak ketiga dari aktifitas panic buying yang dilakukan sekelompok masyarakat menengah atas, sudah tidak mendapat penghasilan, ditambah tidak mendapat sedikit stok untuk bahan-bahan baku rumah tangga. Maka pemerintah perlu tegas dan bertindak cepat akan keadaan masyarakatnya didalam situasi pandemi covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun