Mohon tunggu...
Siti khusnul khotimah
Siti khusnul khotimah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pecinta Literasi

Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tetapi satu tulisan bisa menembus ratusan bahkan jutaan kepala (Sayyid Quttub)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 3.2.a.9.Koneksi antar Materi

29 September 2021   16:04 Diperbarui: 29 September 2021   16:06 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya

A. Latar Belakang

Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah tetorial atau lingkungan tertentu. Sekolah sebagai ekosistem pendidikan merupakan sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotic (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lain sehingga akan menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosiste sekolah faktor-faktor biotik ini akan saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Ibarat siklus dalam rantai makanan, ia akan saling mempengaruhi dan membutuhkan satu sama lainnya sehingga terciptalah keselarasan dan keharmonisan yang diharapkan.

Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah diantaranya adalah: Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah. Selain faktor-faktor biotik tersebut, faktor-faktor abiotik juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran yang di antaranya adalah: factor keuangan, Sarana dan prasarana. Maka dengan demikian keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat bergantung pada acara pandang sekolah pada dirinya dalam membangun dan merangsang kreativitas ekosistemnya untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan yang ingin dicapai sebagaimana yang telah tertuang dalam visi dan misi sekolah tersebut

B. Sumber Daya Sekolah

Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sumber daya yaitu;

  • Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking)
  • Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) adalah sebuah konsep pendekatan yang fokus pada apa yang kurang, apa yang mengganggu dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif yang semakin lama akan membuat kita lupa akan potensi kekuatan yang ada disekitar kita untuk dioptimalkan.
  • Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thinking).   
  • Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, bahwa pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, dimana kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, dan yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif yang dimiliki

            Berikut perbedaan kedua pendekatan tersebut ;

Berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan

Berbasis pada aset

Fokus pada masalah dan isu

Fokus pada aset dan kekuatan

Berkutat pada masalah utama

Membayangkan masa depan

Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan -- selalu bertanya apa yang kurang?

Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain

Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan)

Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah

Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan

Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek

Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan

Dalam mengatasi tantangan kekurangan dalam kebutuhan pada komunitas, Kretzmann dan McKnight menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan maupun pedesaan. Menurut Green dan Haines (2002) mengatakan bahwa dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

  • Modal Manusia
  • Modal manusia yang berkualitas menjadi investasi yang sangat penting pada sumber daya manusia.  Dengan melihat dan memanfaatkan kecakapan seseorang agar mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki untuk mengembangkan ekosistem sekolah.
  • Modal Sosial
  • Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
  • Modal Fisik Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu
  • Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan. Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
  • Modal Lingkungan/alam
  • Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.
  • Modal Finansial
  • Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.
  • Modal Politik
  • Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
  • Modal Agama dan budaya
  • Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.

Lalu bagaimana caranya agar pengelolaan sumber daya bisa meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah? Tentunya langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi aset/kekuatan yang ada kemudian menyusun strategi/program yang tepat dan melaksanakannya. Dalam tahapan menyusun strategi/program ini, kita bisa menggunakan tahapan BAGJA yang merupakan akronim dari: Buat Pertanyaan-Ambil Pelajaran-Gali Mimpi-Jabarkan Rencana-Atur Eksekusi.

Berikut adalah contoh pembuatan program berdasarkan aset/kekuatan yang ada dengan menggunakan tahapan BAGJA:

Tahapan BAGJA

Panduan Tahapan

Hasil Tahapan

B-uat Pertanyaan

Buatlah pertanyaan untuk mengarahkan kita kepada penelusuran hal-hal yang akan kita lakukan

Bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan bakat keagamaannya di sekolah ?

A-mbil Pelajaran

Ceritakan dan tuliskan pengalaman/kegiatan baik, prestasi yang pernah terjadi yang berhubungan dengan topik bahasan (kepemimpinan siswa (murid) di sekolah)

Siswa kelas 9 menjadi juara 1 dalam pentas PAI tingkat kabupaten dalam bidang Tahfiz juz 30.Pada hari besar Islam di sekolah dan di lingkungan siswa-siswi mengisi kegiatan PHBI

dengan tampil sebagai peserta MTQ, pembaca saritilawah dan cerdas cermat

G-ali Mimpi

Buat gambaran rinci kondisi ideal atau mimpi kita terkait topik bahasan:

  • Kemampuan seperti apa yang dibayangkan ada dalam diri siswa (murid)
  • Perilaku apa saja yang ada pada siswa (murid) dengan pengetahuan keagamaan yang diharapkan
  • Perilaku guru seperti apa yang mendorong kemampuan siswa dalam menyampaikan pengetahuan keagamaan
  • Perilaku kepala sekolah seperti apa yang mendorong kemampuan siswa dalam menyampaikan pengetahuan keagamaan
  • Perilaku orang tua seperti apa yang mendorong kemampuan siswa dalam menyampaikan pengetahuan keagamaan
  • Hal apa saja yang perlu dimiliki untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pengetahuan keagamaan
  • Murid mampu menjadi hafiz hafizah dan anak yang soleh soleha
  • Murid yang memiliki kemampuan agama khususnya tahfiz  dengan baik
  • Guru menjadi motivator yang baik bagi siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa seluas-luasnya pengembangan diri mengaktualisasikan diri dalam menyampaikan pengetahuan keagamaan dengan percaya diri
  • Kepala sekolah memberikan dukungan dalam pengembangan bakat siswa secara moril dan materil serta memberikan kepercayaan terhadap langkah perbaikan dan pengembangan guru dan siswa
  • Orangtua memberikan dukungan sepenuhnya terhadap pengembangan bakat keagamaan anak-anaknya
  • Membuat jadwal rutin pelaksanaan kegiatan, pembimbing, dan berbagai fasilitas yang mendukung pelaksanaan seperti sound dll

J-abarkan Rencana

Membuat cara/strategi mencapai mimpi-mimpi yang sudah kita tuliskan:

  • Rencana/strategi apa yang perlu dilakukan (siapa melakukan apa)?
  • Bagaimana memonitor dan mengevaluasi rencana tersebut (bisa melihat format kerangka Monev)

Rencana program :

Program Spendula bertadarus yang dilakukan setiap hari selasa,rabu,kamis dan jumat, Kultum (kuliah tujuh menit) Pagi, Juli (Jumat Peduli) dilaksanakan setiap hari jumat pagi setelah kegiatan Tadarus bersama sebelum masuk kelas. Program ini memerlukan dukungan dari semua pihak terutama Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab, dewan guru sebagai pengarah, guru PAI sebagai koordinator acara, dan OSIS  sebagai seksi acara dan perlengkapan. Guru PAI akan menentukan beberapa tema ceramah dan bacaan Al Qur'an  yang bisa dipilih oleh murid dan membuat jadwal kelas berapa yang akan tampil sebagai penceramah. Guru wali kelas dilibatkan dalam memilih dan mempersiapkan murid yang akan tampil sebagai penceramah pada kegiatan Kultum Pagi. Kegiatan ini juga bisa melibatkan Komite, masyarakat, dan guru ngaji/ustad sebagai pembimbing.

Monitor dilakukan oleh guru PAI dan murid kepada murid dan untuk murid sendiri. Evaluasi melibatkan kepala sekolah dan guru

A-tur Eksekusi

Menentukan tim inti program:

  • Siapa koordinator/ penanggung jawab pelaksanaan program
  • Siapa yang bertugas memonitor dan mengevaluasi jalannya program
  • Siapa yang bertugas membuat laporan program
  • Bagaimana cara komunikasi/koordinasi yang dilakukan tim (melalui pertemuan (diskusi), rapat mingguan/ bulanan dll) untuk memberi kabar satu sama lain tentang jalannya program

Penanggung jawab dan mekanisme koordinasi antar tim:

  • Penanggung Jawab kegiatan: Kepala Sekolah
  • Pengarah : Dewan Guru
  • Koordinator Acara: Guru PAI
  • Penanggung Jawab sie Acara: Murid / OSIS
  • Penanggung Jawab sie Perlengkapan: Murid kelas /OSIS

Laporan dibuat oleh Koordinator acara (ketua panitia). Koordinasi dilakukan dengan rapat setiap satu minggu sekali internal panitia. Hasil rapat internal dilaporkan kepada seluruh dewan guru sebagai pengarah acara. Evaluasi dapat dilakukan melalui rapat koordinasi dengan kepala sekolah dan guru.

Melihat tahapan BAGJA di atas mengingatkan pula bahwa antara materi yang satu dengan yang lainya dalam program pendidikan guru penggerak ini saling berkaitan. Tidak hanya itu pula pendekatan berbasis aset juga memerlukan sebuah visi dan misi yang jelas dari seorang guru. Perumusan visi dan misi juga telah dipelajari di paket modul 1 guru penggerak. Komitmen dalam menggerakan diri sendiri dan orang lain serta melakukan inovasi juga menjadi kunci utama dalam mengembangkan sebuah sekolah dimana guru tersebut berada. Seorang guru pnggerak harus keluar dari zona nyaman demi melakukan perubahan-perubahan kecil yang berdampak pada murid.

C. Hubungan Antar Materi Dalam Modul Pogram Pendidikan Guru Penggerak 

  • Kaitan dengan Modul Refeleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah suatu proses memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia (guru dan murid). Pemimpin harus memastikan para gurunya melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya (kodrat alam dan kodrat zaman). Dengan demikian maka murid akan dapat memaksimalkan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupannya

  • Kaitan dengan Modul Nilai dan Peran Guru Penggerak

Seorang pemimpin harus mampu memastikan modal manusia yang dimiliki sekolah utamanya guru agar dapat menerapkan nilai-nilai guru penggerak dalam kesehariannya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Dengan diterapkan nilai-nilai ini maka sekolah akan dapat mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kebhinekaan global, bergotong royong, serta kreatif.

  • Kaitan dengan Modul Visi Guru Penggerak

Materi pada modul ini (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya) juga berkaitan dengan materi visi guru penggerak. Seorang pemimpin harus mampu menyusun visi dan misi yang jelas, terarah dan tentunya visi yang disusun tersebut harus berpihak pada sumber daya yang dimiliki sekolah utamanya guru dan juga murid. Melalui penerapan Inkuiri Apresiatif dengan menggunakan tahapan BAGJA, seorang pemimpin akan dapat melakukan perubahan sekolah berbasis sumber daya yang akan menggerakkan warga sekolah untuk melakukan perubahan positif. Perubahan positif yang dilakukan secara konsisten akan melahirkan budaya positif dengan demikian modul ini pun berkaitan dengan modul 1.4 tentang budaya positif.

  • Kaitan dengan Modul Pembelajaran Berdiferensiasi, Sosial Emosional, dan Coaching

Dalam melaksanakan pembelajaran seorang pemimpin harus mampu melasanakan pembelajaran yang sesuai dengan minat, bakat, dan profil siswa atau yang dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini maka seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memetakan aset/sumber daya yang dimiliki utamanya aset manusia yaitu siswa. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakannya akan bermakna bagi siswa.

Potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial emosional siswa. Sebagai seorang pemimpin kita harus memahami sisi sosial emosional siswa, sehingga ketika ada siswa kita yang mengalami permasalahan maka kita akan dapat memberikan layanan berupa coaching. Coaching bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menggali potensi-potensi yang dimiliki siswa untuk dapat dikembangkan. Dengan demikian maka siswa akan dapat berkembang dengan maksimal.

  • Kaitan dengan Modul Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pada modul ini sebagai seorang pemimpin pembelajaran, sudah mempelajari bagaimana caranya mengambil sebuah keputusan dengan sebaik-baiknya ketika berada dalam situasi dilema etika. Ada 3 prinsip nilai, 4 paradigma berpikir, 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yang harus dilewati ketika mengambil keputusan. Dalam pengelolaan sumber daya/aset juga dibutuhkan kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan,  saat melaksanakan pengelolaan sumber daya yang dimiliki.

Sebagai seorang calon guru penggerak, saya telah menemukan banyak hal yang belum saya ketahui sebelumnya. Program pendidikan guru penggerak ini membentuk pola pikir baru saya sebagai seorang guru. Semoga apa yang didapat selama mengikuti pendidikan ini bisa konsisten diterapkan di sekolah meskipun sedikit demi sedikit. Perubahan yang terlihat kecil jika dilakukan secara konsisten akan menghasilkan perubahan besar yang berdampak pada perubahan ekosistem sekolah.

Pulau seribu masjid, 29 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun