Mohon tunggu...
Siti khusnul khotimah
Siti khusnul khotimah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pecinta Literasi

Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tetapi satu tulisan bisa menembus ratusan bahkan jutaan kepala (Sayyid Quttub)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Langit Biru

19 Desember 2020   05:27 Diperbarui: 19 Desember 2020   05:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat memandang langit biru

Menyelinap kenangan abu abu

Bersama angin merenda kisah yang berlalu

Langit biru menjadi saksi bisu

Kenangan yang tak pernah sendu

Tawa ceria melambung berpadu

Membumbung senyum bersama awan yang menyatu

Mentari yang tersimpul malu

Langit biru selalu memberi rindu

Membuatku  sabar menunggu

Menatap pesona biru hingga membeku

Aksarapun kelu

Tak perlu buru buru berlalu

Aku akan tetap setia menunggu

Warna biru mu membiusku

Dalam pesona yang membelenggu

Pulau seribu masjid, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun