Mohon tunggu...
Hasbiyanto Baharuddin
Hasbiyanto Baharuddin Mohon Tunggu... -

hanya orang biasa yang lahir dari keluarga biasa berpendidikan biasa dan tumbuh dilingkungan yang biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Puasa : Menemukan Kembali Nilai Kemanusiaan

27 Juni 2014   04:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:41 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama kedua untuk bulan suci ramadhan adalah bulan puasa, bulan suci ramadhan merupakan jalan Allah yang disediakanuntuk manusia memulai kembali perjalananya menuju hadiratNya dengan menanggalkan satu demi satu pakaian keduaniawian dan membersihkan kotoran duniawi yang melekat pada hati dan jiwanya.

Jalan kebajikan yang dibentangkan oleh Allah swt dengan hamparan segala kebaikan dan rahmatNya yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu untuk dilalui manusia dalam kehidupannya dengan orientasi untuk mempertegas kembali tujuan penciptaan manusia sebagai khalifatullah dimuka bumi ini.

Kewajiban berpuasa adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah swt kepada manusia agar kemanusiaannyamenjadi bernilai ketika ia hidup dalam kepungan materi atau godaan duniawi yang menariknya kelembah kehinaan dan gempuran nafsu yang melululantahkan bangunan fitrah kemanusiaan kita. Bulan puasa juga adalah momentum bagi manusia kembali mereview waktu yang telah dilewati sebelum jatah waktu yang diberikan oleh Allah swt habis.bulan ramadhan berhubungan dengan waktu, dan waktu bukanlah sesuatu yang hidup, yang dapat mengantarkan manusia untuk memahami keistimewaan dirinya. Tetapi waktu adalah entitas yang berada dalam domain gerak sebuah eksistensi yang dengannya manusia dapat mengisinya dengan makna, kenangan indah dan buruk, positif ataupun negatif, benar dan salah, melalui aktifitas yang dilakukannya. Oleh karena itu kemualiaan dan keagungan bulan ramadhan tidak akan bermakna tanpa selaras dengan eksistensi dan gerak manusia dan Allah swt senantiasa mengingatkan kita betapa meruginya manusia yang tidak memanfaatkan waktu yang diberikan untuk beriman dan beramal shaleh serta saling menasihati kepada kebaikan dan kebenaran serta kesabaran seperti yang dijelaskan oleh Al-Quran pada surah Al-‘Ashr

Sebagaimana shalat adalah totalitas penghambaan kepada Allah swt, puasa juga merupakan totalitas penghambaan kepada Allah swt, totalitas penghambaan akan membawa kepada sebuah kesadaran transenden yang juga akan terefleksikan dengan rasa empati terhadap orang-orang sekitarnya, maka kepekaan terhadap sesama akan makin tajam dan akan lebih mempertegas makna manusia sebagai makhluk sosial, maka hari yang baru untuk memulai kehidupan baru berseiring bersama terbitnya fajar, sebuah kehidupan yang bebas dari keburukan ketika berinteraksi dengan sesama.

Puasa adalah sebuah metodedalam merekonstruksi kembali kemanusiaan kita dengan melatih diri secara disiplin untuk melakukan apa yang pada dasarnya tidak disenangi dan tidak melakukan yang pada dasarnya yang kita disenangi, melatih diri untuk menyenangi lapar,haus dan segala kesenangan biologis serta psikologis yang selalu berorientasi pada dunia dan jugamelatih diri untuk tidak menyenangi kenyang serta kesenangan-kesenangan duniawi. Seperti yang dikatakan oleh Emha Ainun Nadjib “ puasa adalah pekerjaan menahan ditengah kebiasaan menumpahkan, atau mengendalikan ditengah tradisi melampiaskan, pada skala yang besar nanti kita bertemu dengan tesis ini : ekonomi-industri-konsumsi itu mengajak manusia untuk melampiaskan, sementara agama mengajak manusia untuk menahan dan mengendalikan”. berpuasa merupakan ‘kunci’ pembuka penjara hawa nafsu yang telah lama memenjarakan kemanusiaan kita dan mencerabut kemerdekaan kita darinya, mengembalikan dan menerjemahkan kembali kekayaan nalar setelah mengalami defisit olehhawa nafasu dan godaan duniawi yang menggempur kita tanpa ampun.

Bulan suci ramdhan yang hanya hadir sekali setahunbulan yang sangat “eksklusif” atau mewah yang Allah swt hadiahkan dan berikan kepada ummat Islam menjadi momentum dan kesempatan yang tidak bisa dilewatkan atau hanya dimaknai secara formal dan dilewati secara formal juga. Bulan suci ramadhan adalah jalan untuk menemukan kembali posisi awal kita sebagai manusia yang sebelas bulan sebelumnya menjadikan kita makin jauh dari posisi atau tujuan penciptaan kita yang membuat nilai kemanusiaan kita makin terkikis sehingga makin sulit menemukan arah dan makna perjalanan hidup kita. setiap tahun bulan suci ramadhanpun datang menyapa kita, merangkul kita dan mendekap erat kita dalam naungan ampunanNya untuk kita dilahirkan kembali sebagai manusia yang utuh dengan kesucian fitrah

Ya Allah, Dengan Rahman dan RahimMu sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya. Ajari kami agar mengenal kemuliaan bulan suci ramadhan, dan hadirkanlah kemuliaan Ramadhan disetiap detik hidup kami yang membuat kami makin rindu kepadaMU

Marhaban ya Ramadhan,

Selamat menunaikan ibadah puasa 1435 H

MLL, 26/06/14

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun