Mohon tunggu...
Abuzakir Ahmad Zacky
Abuzakir Ahmad Zacky Mohon Tunggu... Wartawan -

Memburu berita, mengabadikan setiap moment, bertemu banyak orang, menyaksikan berbagai tragedi, dan mencatatkan berbagai kenangan. Begitulah caraku menikmati hidup ini. Wartawan adalah panggilan jiwaku, kupersembahkan jiwa raga ini demi runtuhnya kedhaliman penguasa. Wartawan memanggilku dengan ketulusanku dalam secuil harapan. Fotographer dan sekaligus Reporter menjadi makananku sehari-hari. Hingga meraih prestasi menjadi penulis terbaik pada lomba menulis pocari sweet ‘Teater 24 jam’ oleh MURI (2005) bersama Metro TV, Prambor Radio, (elektronik) Sinar Harapan, Metro Pos dan Majalah Sunter (cetak). Bidikan kamera yang setiap saat menembus batas pun menjadi saksi meraih juara 1 lomba Foto Destinasi wisata posisir Jakarta Utara (Ultah DKI 2013). Salam Kompasianer! 2013 berkah menyertai semuanya, Amin....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pintu Kaca KPU Pecah, Jatuhnya Prabowo?

21 Mei 2014   07:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_307798" align="alignnone" width="700" caption="Kaca pintu KPU pecah, tangan petugas KPu terluka, bercakan darah mengenai komeja putih Prabowo "][/caption]

Pendaftaran di KPU rupanya telah menjadi ajang mempertontonkan adu kuat bagi koalisi pendukung Prabowo-Hatta. Pantauan Pelita Online dari luar gedung hadir para simpatisan Prabowo-Hatta seperti ibu-ibu serta simpatisan partai.

Tak sedikit pula perwakilan partai berorasi bahwa Prabowo adalah sosok yang mensejahterakan petani dan seorang pemimpin yang tegas. Tidak sedikit dari pihak PPP dan PKS,  menyidir Jokowi menggusur pedagang kaki lima di Tanah Abang serta menghianati warga Jakarta.

Banyaknya pengawal dan simpatisan partai membuat suasana makin kacau, tepat didepan pintu pagar gedung KPU  terjadi desak-desakan sehingga menjadi satu, baik dari petugas kepolisian, wartawan serta pendukung Prabowo. Akibatnya, beberapa wanita pingsan dan harus dievakuasi.

Bahkan ada petugas dari KPU serta seorang polisi memarahi wartawan salah satu TV swasta serta Fotographer yang berada diatas pagar untuk  mencari moment sehingga adu mulut pun terjadi. Bukan hanya itu, fasilitas dijalan raya depan KPU seperti tanaman kembang rusak yang sebelumnya tidak dilakukan oleh pihak pendukung Jokowi.

Didepan pintu ruang pendaftaran, sebagian wartawan mengalami kesulitan untuk masuk ke ruang konprensi pers.  Namun sangat disayangkan, kericuhan pun terjadi dipintu masuk lobi, akibat dorong-dorongan menyebabkan pintu kaca depan dilantai dasar pecah hingga melukai tangan salah seorang petugas. Bercakan darah pun mengenai komeja putih Prabowo.

"Wah, jangan-jangan pecahnya kaca, pertanda kejatuhan Prabowo di Pilpres kali, "kata salah seorang Fotographer ketika sedang mengabadikan pecahan kaca itu.;

Sementaran itu, menurut Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Gumay ketika ditemuai PelitaOnline, usai pendaftaran Capres-Cawapres Prabowo-Hatta bahwa pecahnya kaca itu tentu adanya ketidak disiplinan pengunjung.

Sebagai tuan rumah dirinya memohon maaf jika ada insiden seperti itu. Ditanya soal pergantian, Hadar pun mengatakan bahwa dari pihak Prabowo-Hatta mereka memohon maaf atas insiden itu dan bersedia akan menggantinya.

"Ya, tadi ada yang ngomong dan akan melakukan perbaikan dan penggantian kaca itu, "tandasnya di KPU, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Sementara itu terkait orasi para kader partai koalisi, bahwa Jokowi menghianati, sebelumnya kata menghianati itu sudah diklarifikasi oleh Jokowi dan ia mengaku tidak merasa menghianati warga Jakarta, sebab kalau hianat warga Jakarta tidak memenangkan caleg yang berasal dari PDIP di Jakarta.

"Saya menghianat itu kalau saya lari keluar negeri, ini kan masih di Jakarta pula dan untuk membangun Jakarta itu tidak gampang harus  dari pemerintahan pusat dulu, "katanya kala itu. Kompasianer, Zacky

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun