[caption id="attachment_329179" align="aligncenter" width="612" caption="Ust. Yusuf Mansur didampingi Pendiri dan Pembina Yayasan Al-Kamal, KGPH Soeryo Soedibyo Mangkuhadiningrat dan Rektor ISTA, Dr. Amalia Syauket, menerima secara simbolis beasiswa penuh untuk 3 orang santri Daruul Qurâan sebagai Sarjana Tehnik, usai memberikan ceramah ilmiah di Aula ISTA, Kedoya, Jakarta Barat, Minggu (12/10/2014). Foto : Abuzakir Ahmad "][/caption]
Jakarta, Kompasianer. Sekitar 235 mahasiswa Institut Sains Dan Teknologi Al-Kamal (ISTA) mengikuti acara dengan tema, Pembekalan Wisudawan Penguatan Kompotensi IPTEK dan IPTAQ Dalam Menghadapi Persaingan Global.
Acara tersebut menghadirkan nara sumber yang berkompoten dibidangnya Dr. Dadang Solihin, SE. MA dan Dr. Rosidi, M.Si.
Banyak hal yang disampaikan oleh Dadang Solihin pada calon wisudwan ISTA ketika mereka akan beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan.
Bayangkan, ia adalah satu-satunya pejabat yang bisa menerobos Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang mayoritas dihuni oleh alumni Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dibanding dengan dirinya yang alumni Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
“Kita harus tunjukkan kemampuan dalam bidang apapun, bahwa kita bisa bersaing dengan alumni perguruna tinggi lainnya, “katanya disambut tepukan tangan para wisudawan.
Usai acara, Direktur, Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah, Bappenas ini mengatakan pada Kompasianer, bahwa ISTA tetap menjadi perguruan tinggi (PT) dalam bidang teknologi dan bisa untuk akselerasi pembangunan.
Ditanya sejauh mana perhatian mahasiswa Indonesia khususnya dalam bidang iptek?
Dadang mengatakan, kalau berkaitan dengan keilmuan maka hampir semua universitas itu memiliki kesetaraan.Tapi yang berkaitan dengan wawasan itu yang membedakan, sehingga Al-Kamal bisa mendatangakan teman-teman untuk memberikan tambahan wawasan pada mahasiswa dan sarjana-sarjana baru.
“Saya berharap, setelah wisuda, para alumni memperlihatkan leadership, ketegasan dan ketangguhan. Insya Allah berhasil, “ujarnya.
[caption id="attachment_329181" align="aligncenter" width="579" caption="Dr. Dadang Solihin, SE. MA memberikan pembekalan pada wisudawan di aula ISTA, Kedoya, Jakarta Barat, Minggu (12/10/2014). Foto : Abuzakir Ahmad"]
Sementara bagi Rektor ISTA Dr. Amalia Syauket, M.Si, menyampaikan, bahwa pembekalan bagi mahasiswa Al-Kamal yang telah disampaikan oleh nara sumber tentang soft skills atau hard skills , membuat mahasiswa ISTA bisa unggul dan mampu bersaing serta beradaptasi dengan dunia luar.
“Itulah keunggulan Sarjana Iptek, “kata Amalia.
Acara pembekalan seperti itu, kata Amalia membuat ISTA mampu mempersempit jarak kesenjangan antara dunia kerja dengan dunia akademik. Dunia kerja yang sifatnya multidisiplin, holistik dan serba cair sedangakan dunia akademik yakni, dunia yang taat azas, dunia yang frudem dan dunia yang mengutamakan pada kebenaran.
Amalia juga lebih senang jika alumni ISTA memberikan konstribusi yang baik diluar. Apalagi untuk menjadi Sarjana Iptek itu merupakan barang langka. Maka dari itu diharapkan para alumninya agar tidak sampai menganggur.
Hal itu ada benarnya dan ia tidak mau disebut bahwa lembaga pendidikan akademik itu dituduh oleh dunia kerja sebagai pencipta pengangguran.
“Kami tidak mau di cap seperti itu, ISTA dan para lulusannya memberikan pembekalan, seperti disampaikan oleh nara sumber berkompoten dan relevan dengan bidang ilmu yang kalian tempuh selama sekian tahun, “ kata Amalia dalam pidatonya di Aula ISTA, Kedoya Jakarta Barat, Minggu (12/10).
Ia berpesan pada calon wisudawan, agar jangan merasa hebat sendiri, sebaiknya setelah diluar harus membuat jaringan.
Disamping itu, Ia memberi kesempatan pada alumni untuk kembali ke ISTA, bisa mengabdi dialmamaternya sebagai tenaga pendidik.
Kembali ke ISTA, kata dia, bukan dalam kondisi menganggur, tapi kembali ke ISTA dengan kondisi yang baik karena kekuatan ISTA ada pada kekuatan alumninya.
“ISTA bisa berkibar karena alumninya tersebar dimana-mana dengan memiliki konstribusi bagus dan baik. Tapi kalau alumninya di panggil KPK, apakah nama ISTA ikut terseret juga?, “tandasnya diriingi tawa mahasiswa.
[caption id="attachment_329182" align="aligncenter" width="622" caption="Rektor ISTA Dr. Amalia Syauket, M.Si. Foto : Abuzakir Ahmad"]
Ada satu hal yang patut dibanggakan, yakni hadirnya Ust. Yusuf Mansur, adalah suatu keberuntungan bagi para wisudawan karena angkatan yang kesekian kali ini pihak Al-Kamal mendatangkan penceramah kondang yang juga termasuk dijajaran pengurus Al-Kamal.
Pada ceramah ilmiah, Yusuf Mansur mengharapkan pada calon wisudawan itu untuk lebih banyak mengamati apa yang ada disekeliling.
Misalnya, dalam penggunaan facebook, kata Yusuf, jangan hanya terpaku dengan pengunaanya. Namun sebagai manusia diwajibkan untuk mengamati teknologi hasil ciptaan manusia tersebut.
“Disamping itu pula, bila dikaitkan dengan teknologi, harusnya ummat Islam tetap memperhatikan apa yang terkandung dalam Sholat dan dalam Alqur’an, “kata Yusuf dalam ceramah ilmiahnya.
Pengamatan dan penglihtan itu terus diasah, buka mata, buka hati, untuk menerima informasi, sehingga informasi yang diterima menjadi banyak dan menambah kedewasaan berfikir.
Sudah banyak contoh yang diberikan Allah pada makhluk ciptaannya, misalnya pada kisah Maryam kamar terkunci namun tiba-tiba ada makanan didalam sehinggamembuat Nabi Zakaria heran. Disamping itu mukjizat yang ada pada diri Nabi Muhammad termasuk dalam kisah Isra’ Mi’raj.
“Pada suatu saat, entah kapan, Allah akan memberikan kelebihan itu pada manusia seperti yang didapat oleh para Nabi, “ujarnya. *****
[caption id="attachment_329183" align="aligncenter" width="604" caption="Ust. Yusuf Mansur memberikan ceramah ilmiah pada wisudawan ISTA, Kedoya Jakarta Barat, Minggu (12/10). Foto Abuzakir Ahmad"]
Menurut Soeryo, Awal berdirinya Yayasan Al-Kamal karena salah seorang Kyai dari Jawa Timur memberitahukan padanya agar Al-Kamal tersebut ada juga di Jakarta. Kala itu umurnya 34 tahun dan masih aktif di Partai Golkar.
Soeryo pun langsung mendatangai pengendali-pengendali negara seperti Presiden Soeharto dan wakilnya H. Soedharmono serta Sukarton Marmosudjono, SH, ketiganya langsung merestui,
“Jadi, Yayasan Al-Kamal didirikan oleh pengendali-pengendali negara saat itu, “kata Soryo dalam pidato dihadapan wisudawan.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, Yayasan Al-Kamal ini katanya banyak mengalami berbagai dinamika yang harus dilalui dengan penuh perjuangan.
Dengan demikian, kesempatan yang didapat Soeryo saat itu sehingga Al-Kamal bisa berdiri, tentu bisa menjadi contoh bagi para wisudawan yakni dengan melihat peluang yang ada, seiring perkembangan teknologi informasi saat ini.
“Intinya adalah, sesuatu yang diraih oleh wisudawan adalah membaca peluang-peluang apapun yang ada disekitarnya dan kalau tidak bisa memanfaatkan maka peluang itu lewat begitu saja, “tambahnya.
Memanfaatkan peluang tentu harus memiliki Kemauan, Kemampuan dan Kesempatan (3K). Ada orang yang punya kemauan, tapi tidak ada kemampuan, sebaliknya ada kemauan dan kemampuan tapi tidak ada kesempatan.
“Ketiga K ini harus ada dan bersinergi sehingga setelah wisuda nanti bisa meraih apa yang diinginkan, “ujarnya.
[caption id="attachment_329184" align="aligncenter" width="625" caption="Pendiri dan Pembina Yayasan Al-Kamal, KGPH Soeryo Soedibyo Mangkuhadingrat. Foto Abuzakir Ahmad"]
Salah seorang jurusan Farmasi S1 yang akan diwisuda, Putri Sarindang Bulan (22), mengaku pada Kompasianer, bahwa dirinya bangga kuliah di ISTA apalagi ada pembekalan dari nara sumber yang secara tidak langsung memberikan motivasi baginya.
Semasa kuliah di ISTA walau hanya Konfersi S1, banyak mata kuliah yang ia dapatkan, sehingga ketika usai wisuda nanti, maka maka ilmu yang didapat khusunya pada jurusan Farmasi bisa diterapkan didunia kerja nanti.
“Jadi, saya optimis untuk meraih pekerjaan di bidang Farmasi yakni bisa mengembangkan apa yang kita tahu, apa yang kita dapatkan di kampus ISTA, seperti melakukan serangkaian pengawasn obat dan pelayanan obat ke pasien, “katanya.
Ketika mengunjungi BPOM mereka diperlihatkan bagaimana cara kerja petugas dari laboratorium sampai kepengawasan seperti bahan kosmetik dan lain-lain yang beredar dipasaran.
Terakhir Putri berharap, ISTA menjadi perguruan terbaik dalam ilmu teknologi dengan menghasilkan mahasiswa yang bisa berbicara baik nasional maupun internasional. **** Abuzakir Ahmad ***
[caption id="attachment_329185" align="aligncenter" width="599" caption="Putri Sarindang Bulan (tengah). ikut pembekalan yang selanjutnya pada tanggal I8 Oktober akan mengikuti Wisuda di Aula Yayasan Al-Kamal, Kedoya, Jakarta Barat. Foto Abuzakir Ahmad"]
[caption id="attachment_329188" align="alignnone" width="642" caption="Peserta wisudawan ISTA yang mengikuti pembekalan. foto Abuzakir Ahmad"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H