Mohon tunggu...
abuyasir
abuyasir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar Mahasiswa

Hobi = apapun yang membuat saya senang Kepribadian = Extrovert sama yang sudah deket

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Politik Patronase sebagai Praktik Politisasi Agama Sejak Zaman Nabi SAW

26 November 2024   18:52 Diperbarui: 26 November 2024   18:57 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Latar Belakang:

Politik patronase adalah sistem di mana individu atau kelompok tertentu mendapatkan dukungan dari pemimpin politik atau tokoh berpengaruh dengan imbalan loyalitas, sumber daya, atau kekuasaan. Dalam konteks Islam, praktik ini kerap melibatkan penggunaan agama sebagai alat untuk memperoleh legitimasi politik atau dukungan masyarakat.

Politisasi agama bukanlah fenomena baru. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, agama telah menjadi elemen penting dalam tatanan sosial dan politik. Nabi SAW memanfaatkan ajaran Islam untuk membangun persatuan di tengah masyarakat yang sebelumnya terpecah-belah oleh kesukuan. Namun, di sisi lain, terdapat pihak-pihak yang menggunakan agama untuk memperkuat kedudukan pribadi atau kelompok mereka. Praktik ini tetap relevan hingga hari ini, seringkali menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan umat Islam.

Isi Pembahasan:

1. Politisasi Agama di Zaman Nabi SAW

*Peran Nabi sebagai Pemimpin Agama dan Politik. 

Nabi Muhammad SAW tidak hanya sebagai rasul yang menyampaikan wahyu tetapi juga sebagai pemimpin politik. Pembentukan negara Madinah menjadi contoh pertama di mana Islam dijadikan dasar tatanan politik, yang bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan.

*Pergesekan dengan Kaum Quraisy. 

Pada masa awal dakwah di Mekah, kaum Quraisy menggunakan agama untuk mempertahankan status quo mereka. Mereka menuduh Nabi SAW mengancam tradisi agama leluhur, meskipun motif utama mereka adalah menjaga dominasi politik dan ekonomi.

*Penggunaan Agama untuk Kepentingan Politik oleh Munafik di Madinah. 

Setelah hijrah ke Madinah, muncul kelompok munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. Ia memanfaatkan Islam untuk menjaga pengaruhnya di Madinah, bahkan berusaha memecah belah kaum Muslimin melalui intrik-intrik politik yang menggunakan agama sebagai kedok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun