Bagian bawah batu sekarang menjadi diatas, namun sisinya tak selebar sisi yang digunakan Inyiak Kalombai untuk menjemur emas. Kemarahannya tak berhenti disitu saja, nasi yang sedang ia masak ditumpahkan. Air nasi yang sedang mendidih meleleh hingga ke pinggir sungai dan menjadi anak sungai.Â
Periuk nasi ia lempar ketengah sungai dan dikutuknya menjadi batu. Kucing dan kuda kesayangannyapun menjadi korban kutukan. Peralatan untuk mencari emas ia tendang hingga terjungkal kepinggir sungai dan menjadi batu.
Sore itu juga Inyiak Kalombai pergi meninggalkan rumahnya menuju tanah seberang. Ia berlayar hingga ke muara sungai. Sebelum berangkat ia mengajak semua hewan untuk ikut dengannya.Â
Namun entah mengapa, hewan yang awal mulanya tunduk kepadanya kini menjadi pembangkang dan hengkang meninggalkan Inyiak Kalombai. Hanya tiga ekor hewan yang tersisa yaitu singa, sapi dan kerbau.Â
Sang singa ikut berangkat dengan Inyiak Kalombai. Sapi dan kerbau yang waktu itu masih liar enggan untuk pergi. Sehingga Inyiak Kalombai menyumpahi keduanya dengan mengatakan akan diperbudak dan hidungnya akan dipasang tali oleh manusia. Iapun bertolak ke Tanah Seberang ditemani Sang Singa meninggalkan kawasan lumbung emas Nagari Sungai Kambuik.
Kawasan yang ditinggalkan Inyiak Kalombai itu hingga saat ini diakui semua orang banyak terdapat emas. Namun tak seorangpun yang berani mencari emas disana. Karena diyakini ada penunggu dan penjaganya dari golongan jin yang menyerupai ikan besar seperti predator. Bagi yang berani mencari emas disana pasti akan berjumpa dengan ikan predator itu.Â
Orang yang sudah bertemu dengan penjaga itu, mata orang tersebut akan berwarna merah untuk selamanya. Ditahun sembilan puluhan pernah ada orang amerika yang turun disana menggunakan helikopter untuk meneliti kawasan itu. Dengan alat pendeteksi emas yang canggih ia mengakui bahwa memang banyak terdapat emas di kawasan itu.Â
Namun sayang, peneliti dari Amerika itu tak berani menurunkan tim untuk mengambil emas disana. Masyarakat menduga kuat, bahwa orang Amerika itu telah berjumpa dengan penjaga kawasan itu dan ketakutan.Â
Hingga saat ini, tak seorangpun yang berani mencari emas dikawasan itu, walaupun daerah sepanjang aliran sungai Batang Hari sudah diobrak abrik oleh penambang emas liar. Kawasan Inyiak Kalombai itu masih belum terjamah.
Sampai hari ini, kisah Inyiak Kalombui sangat masyhur ditelinga semua orang. Ditambah lagi dengan peninggalannya masih terdapat disana. Semua hewan dan peralatan yang telah dikutuk menjadi batu oleh Inyiak Kalombai masih awet dilokasi itu .Â
Batu tempat Inyiak Kalombai menjemur emas basah sekarang masyarakat menyebutnya dengan Batu Panjamuan. Kucing yang dikutuk menjadi batu dikenal dengan Batu Kuciang. Sementara kuda milik Inyiak Kalombai yang juga telah jadi batu dikenal dengan Batu Kudo. Tempat menyimpan emas basah miliknya dinamai dengan Tungga Biawak.Â