وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.” (QS adz-Dzaraiyaat: 16-19)
Ternyata begitu syahdu jejak-jejak takwa penduduk surga ketika di dunia:
- “Mereka sebelum itu, di dunia, adalah orang-orang yang berbuat baik.”
- “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.”
- “Dan di waktu sahur (akhir-akhir malam) mereka beristighfar/memohon ampun (kepada Allah).”
- “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.”
Tepatnya di waktu sahur, akhir-akhir malam, mereka adalah orang yang cerdas sambil mencuri kesempatan untuk bersimpuh, merenungi dosa-dosa, sambil meminta ampun kepada Allah, Rabb Maha Pengampun.
وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan di waktu sahur (akhir-akhir malam) mereka beristighfar/memohon ampun (kepada Allah).” (QS adz-Dzaraiyaat: 18)
Ini mereka lakukan saat manusia sebagiannya tidur nyenyak, saat manusia terbahak-bahak menonton lucu dan vulgarnya acara TV yang disediakan saat sahur di bulan Ramadhan.
Di acara-acara itu, sambil menunggu datangnya waktu subuh, si pelawak menebarkan dusta agar penonton tertawa dan si penyanyi mendendangkan musik-musik seruling syaithan. . .
Ketika istighfar tak terlakoni dan tak teraih sebelum Ramadhan, tertambah lagi hanya senda gurau yang berbahak-bahak di waktu sahur bulan Ramadhan maka siap-siaplah menanti adzab yang bertubi-tubi karena ketiadaan istighfar penduduk bumi.
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ