Setelah sekian tahun saya off di Kompasiana, hari ini saya coba masuk lagi untuk menuliskan satu ironi yang saya rasakan dan lihat.
Bertahun-tahun kampanye kunjungan wisata disuarakan dan digembar-gemborkan oleh pemerintah. Tidak dapat dipungkiri, kampanye tersebut ada pengaruhnya terhadap kenaikan kunjungan tempat-tempat wisata. Hanya saja masih ada yang mengganjal yang saya lihat yaitu infrastruktur jalan yang kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Hampir setiap hari saya menyusuri jalan provinsi, dari rumah ke tempat kerja sepanjang 25-an km dan terkadang saat liburan saya menyusuri jalan lain. Jalan yang saya lalui tersebut kualitasnya sangat jelek. Banyak lubang di mana-mana. Terlebih setelah kendaraan-kendaraan berat yang biasa lewat pantura melalui jalur ini akibat jembatan Comal rusak beberapa waktu yang lalu.
Yang dilakukan oleh dinas terkait jalan ini hanya melakukan penambalan atas lubang-lubang besar yang menganga dan sungguh sangat membahayakan pengendara. Sialnya, tambalan ini kualitasnya juga sangat jelek. Kena hujan sebentar saja tambalannya mengelupas dan lubangnya muncul lagi. Kenapa tidak dilapis ulang lagi saja dengan aspal yang bagus (hotmix) ? Jangan-jangan proyek penambalan jalan ini jadi bancakan oknum di dinas jalan raya!! ...jadi proyek abadi !!
Akhirnya, bagaimana mau menarik lebih banyak wisatawan kalau jalannya saja sangat jelek !
#lihat juga jalan raya ke obyek wisata Curug Cipendok di Desa Karangtengah, Kec. Cilongok, Kab. Banyumas, Jawa Tengah. Sekitar 2 km sebelum obyek wisata jalannya rusak parah. Bagaimana ini dinasnya?
#Saya pengguna jalan raya di jalur tengah antara Tegal dan Purwokerto.
Pak Gubernur Ganjar Pranowo, tolong lapis ulang jalan raya di jalur tengah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H