Mohon tunggu...
Abu Tajir
Abu Tajir Mohon Tunggu... Freelancer - Bakul buku

Bakul buku yang hobi duit, nulis dan mengolah manusia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hubungan antara Suksesnya Revolusi Islam, Iran, Ronald Reagan dan CIA

27 April 2021   20:53 Diperbarui: 27 April 2021   21:40 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Kasus penyanderaan puluhan pegawai dan warga negara AS di Kedubes AS di Teheran pada 4 November 1979 - 20 Januari 1981 itu diselesaikan "lewat belakang" oleh George HW Bush (waktu itu masih jadi kepala CIA), William Casey (waktu itu jadi calon kepala CIA) dan seorang utusan Khomeini.

- Pertemuan mereka bertiga terjadi pada 18-19 Oktober di Paris.

- Diantara hasil kesepakatan mereka: penyanderaan di Kedubes AS harus dilanjutkan sampe pemilu pemilihan presiden AS selesai, yaitu pada akhir November 1980; dengan terus berlanjutnya penyanderaan itu, reputasi Jimmy Carter yang masih menjabat waktu itu, bakal rusak dan kesempatan Ronald Reagan jadi presiden makin besar. Wakilnya Ronald Reagan itu ya George HW Bush sendiri; pemerintah Khomeini dijanjikan bakal dipasok senjata dan duit kalo Ronald Reagan beneran jadi presiden (dan faktanya janji itu dipenuhi).

- Di Teheran sendiri, hasil dari kesepakatan itu diprotes keras sama kelompok revolusioner sekuler. Sedangkan pendukung Khomeini mendukungnya habis-habisan.

- Jadi, Khomeini dan pendukungnya jelas mendukung pasangan Ronald Reagan dan George HW Bush untuk jadi presiden dan wakil presiden AS.


- Penyanderaan itu jadinya berlangsung sampe pemilu selesai, ya setahun lebih, sesuai kesepakatan. Reputasi Jimmy Carter hancur lebur karena dianggap "gagal" oleh publik AS untuk bebasin para sandera itu.

- Kesepakatan itu dibuat karena CIA merasa kesal dengan langkah politik Jimmy Carter yang mereka rasa terlalu mengutamakan HAM dan akuntabilitas publik yang jelas terang. CIA memang jadi serba terbatas geraknya di jaman pemerintahan Jimmy Carter. Mereka jadi susah buat "main kotor".

- Dengan suksesnya kesepakatan itu, Ronald Reagan dan circle-nya dapet cuan besar dari hasil penjualan senjata itu yang ditangani oleh agen CIA juga, letkol Oliver North. Distribusi senjata itu make "jalur bawah tanah" nya mossad (badan intelijen Israel) di Timur Tengah. Dengan cuan besar tadi, Ronald Reagan membiayai bisnis narkobanya di Amerika Latin, juga biayain kelompok separatis Contra. Nah, skandal inilah yang terkenal sebagai skandal Iran-Contra.

- William Casey naik jadi kepala CIA.

- Tapi, Khomeini juga sebenernya dikerjain sama Ronald Reagan. Dengan adanya kebijakan luar negeri AS yang targetnya supaya gak ada kekuatan hegemonik di Timur Tengah waktu itu, pemerintah AS lewat CIA bantu juga Irak (waktu itu Saddam Hussein lagi jaya-jayanya) dengan banyak transfer teknologi senjata, suplai informasi intelijen strategis, tutup mata dengan kelakuan Saddam yang bantai orang Kurdi dan Iran dengan senjata kimia, dll.

- Jadi, yang naikin dan jatuhin Saddam Hussein itu sebenernya anak dan bapak, yaitu presiden Bush senior dan Bush junior

- Disinformasi, obfuskasi, desepsi skala besar yang dampaknya luas banget itu hampir gak lepas dari kerjaan organisasi setipe CIA.

=====

Begitu informasi dari letjen (purn.) ZA. Maulani, mantan kepala BIN di jaman pemerintahan presiden BJ Habibie.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun