Tiap tahun banyak anak muda Indonesia yg kuliah ke luar negeri.
Data tahun 2017 menunjukan ada sekitar 80.000 mahasiswa Indonesia di luar negeri.
Sayangnya, banyak dari mereka yg setelah lulus, enggan pulang kembali ke Indonesia.
Terutama para saintis.
Banyak sebabnya, dari pembacaan literatur dan obrol-obrol dengan kenalan, saya sarikan jadi beberapa poin:
1. kesempatan kerja sesuai bidang studi yg lebih baik di luar negeri
2. ilmu yg mereka pelajari bisa di aplikasikan di luar negeri, sedangkan di Indonesia seringkali ada hambatan kultural atau struktural
3. adanya kesempatan belajar lebih lanjut
4. standar & kenyamanan hidup yg lebih tinggi di luar negeri
5. birokrasi dan politik dunia pendidikan, riset & teknologi di Indonesia yg menyebalkan
6. masih kuatnya budaya kroni di indonesia
7. kurang dihargainya pencapaian-pencapaian para ahli yg asli anak bangsa
8. tidak adanya lapangan kerja yg sesuai di dalam negeri
9. gemarnya orang Indonesia untuk impor barang, padahal barang yg sama bisa diproduksi di dalam negeri
10. kurangnya apresiasi masyarakat terhadap kaum saintis
11. anggaran riset yg rendah untuk negara sebesar Indonesia, baik dari pemerintah atau industri lokal
12. dll.
Hal ini jelas merupakan bencana, apalagi di masa globalisasi, dimana persaingan amat ketat, perkembangan teknologi pun amat cepat.
Aset utama suatu negara itu ya sumber daya manusia, bukan yg lain.
Dengan adanya sumber daya manusia unggul, banyak hal bisa diolah, diproses, dikembangkan, dan tidak mengandalkan sumber daya alam, apalagi yg tak terbarukan.
Kita bisa berkaca pada negeri jiran. di tahun 60an - 70an, mereka banyak mengirim pelajar ke luar negeri, terutama ke Indonesia, Jepang, AS, Australia dan Inggris, bahkan banyak guru dari Indonesia yg dikirim ke sana. pemerintah Malaysia dan rakyatnya mendukung penuh program ini, jadi ada simbiosis mutualisme di tiap sektor.
Hasil manisnya bisa kita saksikan sekarang.
Beberapa link buat tambahan informasi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H