Beberapa ahli melihat gaya diplomasi proyek OBOR ini sebagai penjajahan secara halus lewat utang. dimana kalo negara yg berutang nggak bisa bayar, nanti ada aset vital yg disita, contoh riil nya ada di srilanka dan djibouti.
Mayoritas utang dari RRC ke Indonesia lari ke sektor infrastruktur. nah, padahal sudah diketahui umum, balik modal dari investasi infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dll. itu lama, belom lagi banyak yg digasak keuntungannya oleh orang tak bertanggung jawab sebelom bisa diaudit.Â
Satu lagi nih, rekan dagang terbesar Indonesia sekarang adalah RRC, tentu pemerintah RI nggak mau untuk nyinggung perasaan xi jinping dkk. jadi serba salah. juga, dengan beban sebesar ini, Beijing jadi bisa lebih mudah menekan pemerintah RI. lantas dibuatlah peraturan visa warga RRC yg amat longgar, yg akibatnya sudah bisa diliat sendiri, yakni banyaknya pendatang dan pekerja dari sana (entah legal atau tidak) yg memicu konflik horizontal.
Dari yang "nampak", kebijakan pemerintah RI untuk melonggarkan regulasi bagi tenaga kerja asing, menghasilkan banjirnya tenaga kerja kasar ke Indonesia, entah legal atau ilegal. Umum diketahui, orang Indonesia suka main belakang, jadi jumlah tenaga kerja asing tak resmi kemungkinan besar lebih besar dari yg resmi.
Belom lagi lobi-lobi pelicin di balik layar.saya sendiri pebisnis, jadi paham dunia beginian.
Untuk mengimbangi hal ini, baiknya rakyat, terutama angkatan kerja muda, mulai bergerak sendiri, jangan selalu mengharap uluran tangan pemerintah.
Menurut IMF, umur rata-rata angkatan kerja muda Indonesia adalah 28 tahun.
Beberapa saran dari IMF untuk pengolahan angkatan kerja muda, diantaranya:
+ Peningkatan jumlah dan kualitas infrastuktur yg mendukung perkembangan ekonomi. saran saya ya, program tentara masuk desa baiknya diterapkan lagi, buat ngurangin jumlah pekerja asing. kalo tentara turun ke lapangan, rakyat biasanya sukarela bantu, dan bisa memupuk keakraban juga. buat modalnya, biar nggak terlalu bergantung pada asing, bisa dicoba negara jual obligasi, biar rakyat gotong royong di pendanaan. jadi bisa timbal balik, mereka menyumbang harta & tenaga, juga merasakan hasil kerjanya.
+ Perubahan arah pendidikan yg sesuai untuk situasi kondisi sekarang dan masa depan. saran saya, kembangkan pendidikan nasional yg partisipatif, yg orientasinya jelas, dan jam belajar yg efektif, tidak terlalu panjang sehingga murid jenuh.
+ Reformasi birokrasi, terutama masalah tetek bengek ijin bisnis