Mohon tunggu...
Abu Tajir
Abu Tajir Mohon Tunggu... Freelancer - Bakul buku

Bakul buku yang hobi duit, nulis dan mengolah manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Solidaritas Internal Orang Tionghoa

28 Juli 2019   18:09 Diperbarui: 29 Juli 2019   10:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Solidaritas internal pada suatu kaum itu penting banget ya, apalagi kalo mereka tinggal di tanah rantau. memang ada sisi positif dan negatif dari hal ini, tapi saya nulis sisi positifnya aja sekarang, ngambil contoh orang cina (etnis han) di indonesia.

bahan coretan ini ya dari pengamatan pribadi saya sebagai pedagang, juga interaksi dengan mereka, juga hasil baca-baca literatur yang bersangkutan.

saya mulai dengan ciri khas mereka:

+ mereka pake sistem marga

+ pria dominan

+ kepala keluarga itu pria

+ ada budaya kumpul keluarga rutinan

+ bidang bisnis jadi garapan utama

+ ada organisasi khusus yang isinya dari kalangan mereka aja

nah, 6 poin diatas jadi asas solidaritas internal mereka (yg saya temui ya).

sisi-sisi positif dari solidaritas internal mereka yg saya dapati:

+ kalo ada anggota mereka yg mau mulai bisnis, biasanya bakal dimodalin dari internal, juga ada wejangan dari anggota senior, bimbingan gratis dari dalem

+ kalo ada problem sama orang diluar kaum mereka, bakal dibela abis-abisan

+ kalo ada anggota mereka yg gagal entah di pekerjaan, bisnis, cinta atau yg laen, tempat untuk pemulihan udah ada, dan deket

+ ada bekingan kalo bisnis dari anggota yang nempatin posisi strategis, terutama dari senior yg jadi tentara/polisi/pejabat negara

+ karena ada kumpul keluarga rutinan, hubungan antar personal di kalangan dalem deket

+ jelas kalo bisnis dengan sesama mereka dikasih layanan lebih mantep

+ koneksi internasional biasanya dipermudah sama sesama mereka di luar negeri, jadi ada jalur belakang

+ kondisi ekonomi biasanya stabil, bahkan sering "lebih", karena penyokongnya dari dalem banyak dan stabil

+ ada institusi pendidikan yg diisi mayoritas kalangan mereka sendiri (berbasis agama atau tidak), yg biasanya jadi tempat penempaan khusus ala ala, udah dikasih rel karir khusus, jadi setelah lulus ya nggak perlu repot ngelamar kerja kesana kemari (bagi yg tidak jadi wiraswastawan)

+ anggota senior sangat dihormati, apalagi yg kaya raya atau jadi ahli di suatu bidang

+ duit muter-muter aja di kalangan internal

+ kebiasaan nabung, investasi, hidup irit lebih gampang dijalanin. karena dari kecil dah dibiasain di keluarga kecil dan besar

mungkin ada lagi yg mau nambahin?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun