Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bukan Vaksinasi, Ini Vitamin Pencegah Covid-19

21 Maret 2021   12:54 Diperbarui: 21 Maret 2021   13:03 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat vaksiniasi di RSUD Depok pada 3 Maret - Dokpri

Yang Sudah Vaksin aja Kena, Apalagi yang Belum...

Setelah berulang kali melakukan tes Covid, mulai dari rapid test antibodi, tes antigen lalu terakhir Swab PCR, akhirnya saya dinyatakan positif.

Reaksi pertama saya setelah dinyatakan positif adalah biasa saja, tidak begitu kaget pasalnya, melihat gejala yang saya rasakan menyakinkan kalau ini pasti covid dengan gejala demam, batuk dan hilangnya indra penciuman dan perasa.

Kronologisnya begini, pada Rabu malam kamis  10 Maret 2021 pulang kerja dalam kondisi basah kuyup. Tengah malam, badan merasakan demam tinggi, plus sedikit batuk kering.

Awalnya saya belum curiga kalau ini Covid, saya cuma minum obat batuk sekadar penurun panas dan batuk. Saya sempat sembuh, kembali beraktivitas seperti biasa.

Pada sore hari, saya merasakan sesuatu ganjil pada indra penciuman dan perasa, tiba-tiba saya gak merasakan bau-baunan dan rasa makanan. Barulah saya curiga,kalau ini Covid.

Tes PCR di Helix Laboratorium Pondok Indah. Dokpri
Tes PCR di Helix Laboratorium Pondok Indah. Dokpri
Keesokan harinya, saya ke sebuah laboratorium klinik di bilangan Pondok Indah, untuk melakukan tes swab PCR. Di sana, Saya mendaftar di meja pendaftaran, bayar sekira 800 ribu, lalu antri untuk pengambilan sampel usap lendir di hidung dan tenggorokan.

Pada sore hari, melalui pesan whatsapp, pihak laboratorium memberi kabar kalau saya positif Covid-19.

Saya mencoba menerka dimana dan kapan saya pertama kali terpapar virus fenomenal ini, tapi saya tidak bisa memastikan itu. Pasalnya, mobilitas saya selaku juru warta termasuk tinggi, ketemu banyak orang sudah biasa, jadi potensi terpaparnya juga cukup tinggi kendati saya sudah menerapkan prokes dengan baik versi saya ya.

So, nasi sudah menjadi bubur, Ya sudah nikmatin saja. Sudah menjadi takdir, tinggal bagaimana mengobati agar badan bisa kembali fit dan indra penciuman dan perasa kembali normal.

Mengingat kita semua tinggal di wilayah yang sudah 'tercemar' virus ditambah tingkat kedisiplikan masyarakat terkait prokes yang masih rendah menjadikan kita semua objek empuk terseang virus. Saya menduga kita semua sebenarnya sudah terpapar karena enggan tes aja kita merasa baik bail saja. Bagi yang terpapar kadarnya pun beda beda, ada yang OTG tanpa gejal, ada gejala ringan seperti batuk dan demam, ada juga yang gejala sedang dan berat sehingga harus masuk rumah sakit,

Alhamdulilah, saya tergolong gejala ringan, kendati begitu upaya serius juga saya terapkan selama hampir dua minggu isolasi mandiri, seperti olahraga pagi dannsore, makan vitamin ABCDE.... Zink dan banyak lagi, obat antibiotik dan obat batuk.

Dengan perhatian dan kepedulian dari keluarga, sahabat dan teman, alhamdulillah kondisi berangsur pulih kembali, dan pada akhirnya hari ini bisa kembali beraktivitas.

Hikmah dibalik kejadian ini membuat saya lebih  mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan terutama panca indra. Bagaimana tidak, beberapa hari saya tidak enak makan karena rasanya hambar, itu baru dua indra yang bermasalah, bagaimana seandainya lima bahkan enam indra kita bermasalah, apa jadinya dunia ini? Kebahagiaan kita pasti terhambat, bukan?

Pernah nonton video reaksi di youtube? Kalau mau digambarkan seperti itulah reaksi saya ketika bisa kembali merasakan nikmat Allah berupa penciuman dan perasa.... Bagi kalian yang indra nya masih normal, bersyukurlah.... Jagalah kesehatan dan selalu berdoa agar selalu sehat dan terhindar dari terserang virus ini. Ini nyata bukan halu, apalagi teori. Konspirasi.

Selain itu, rasa syukur atas dukungan dan kepedulian keluarga dan sahabat yang terus mengalir menjadi sebuah 'vitamin' tersendiri bagi pemulihan tubuh dan jiwa. Syukuri itu semua, semua menjadi berarti tatkala hilang, so, jaga keluarga dan persahabatan.

Satu lagi, ada yang mengherankan, saya sudah ikut vaksinasi C19 pada 3 Maret lalu di RSUD Depok tetapi tetap saja terpapar virus corona.

Semoga saja bukan gara gara vaksin saya malah lemah dan terpapar, bukankah vaksinasi itu memasukkan virus yang sudah dilemahkan untuk menciptakan antibodi di dalam tubuh. Memang saya baru vaksin tahap pertama saat terpapar, jadi mungkin saja antibodi saya belum sepenuhnya terbentuk, maybe yes maybe no,...

Karena penasaran Saya mencoba menghubungi Dokter Lia yag dulu memvaksinasi saya waktu itu di RSUD Depok. Saya menanyakan permasalah tersebut. Kenapa saya sudah vaksinasi tetapi ko terjangkit virus, ada apa?

Melalui pesan whatsapp, Dokter Lia bilang, ia betul, orang yang sudah vaksin masih bisa terkena virus Covid-19. Alasan dia, vaksinasi kemarin baru tahap pertama dari dua tahap vaksinasi, sehingga antibodi belum terbentuk dengan baik di dalam tubuh. Itulah sebabnya, saya masih terpapar virus tersebut.

Sebenarnya, peryatan dokter ini tidak sepenuhnya benar, karena ada contoh kasus, sudah vaksin dua tahap, tetapi terpapar Covid juga, seperti yang dialami Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna pada Selasa (9/3).

Contoh lain, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah juga terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menerima dua dosis vaksin Covid-19.

Lantas, bagaimana komentar dari Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Nadia Tarmizi? Kata dia, vaksin virus corona saat ini memang tidak melindungi diri dari penularan. Kendati begitu, vaksin berfungsi untuk menciptakan kekebalan, sehingga tubuh tidak menjadi sakit akibat Covid-19.

Jadi kesimpulannya, vaksinasi bukan jaminan kita semua akan aman dari penularan virus asal Cina ini, yang perlu dilakukan untuk meminimalisir terpapar virus adalah DISIPLIN menjalankan PROKES 5 M, kalau semua sudah dilakukan, tetapi masih terpapar juga, ya itu namanya TAKDIR....

Melengkapi 3 M, Ayo selalu menjalankan 3B, Bersyukur, berolahraga, dan berpikir positif dan jangan menganggap enteng apalagi sombong, makan makanan bergizi, atur pola tidur dan pola pikir... Be a positve and healthy... Alhamdulillah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun