Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peduli Yatim dan Dhuafa, Erin Gagas Wakaf Sarana Pendidikan

16 September 2019   19:16 Diperbarui: 16 September 2019   19:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erin Hendrian terjun ke dunia sosial kemanusiaan bukan tanpa alasan. Dia terdorong oleh banyak anak-anak yatim dan dhuafa di Indonesia yang masih terlantar dalam ekonomi dan pendidikan. Karenanya, ia dan sahabatnya membuat lembaga sosial untuk mewadahi dan memberdayakan mereka. Melalui Yayasan Rahmatan Lil-Alamin yang digagasnya, Erin 'mewakafkan'  dirinya untuk anak-anak yatim dan dhuafa.

Ahli hukum dan manajemen yang secara tidak sengaja 'terjerumus' ke dunia filantropi ini  tengah getol mencanangkan sejumlah program melalui wakaf produktif dan terpadu. Baginya wakaf merupakan tuntutan syariah yang berasal dari alquran sebagai tuntunan. Wakaf akan bernilai amal kebaikan atau jariah yang pahalanya terus mengalir bagi pewakaf.

Selain itu, Erin memiliki mimpi besar mewujudkan sebuah pusat pendidikan dan pemberdayaan anak-anak yatim dan para dhuafa Indonesia. Selama hampir 14 tahun dia mewakafkan dirinya untuk pemberdayaan masyarakat.

Ditemui disela-sela acara istigoshah dan doa bersama anak yatim di atas lahan wakaf seluas 7000 m2 di Bilangan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Minggu 15 September 2019 siang, Erin banyak bercerita tentang program-programnya khususnya wakaf pemberdayaan masyarakat.

Seperti apa program wakaf yang digagasnya? berikut hasil perbincangan saya dengan Erin Hendrian, SH, MM, Ketua Umum Yayasan Rahmatan Lil-Alamin Jakarta Timur (YRLA) di Bilangan Pondok Bambu, Jakarta Timur,pada Minggu 15 September 2019.

Istigosah dan doa bersama 400 Anak-anak Yatim dhuafa di atas Lahan Wakaf Saranan Pendidikan (dokpri)
Istigosah dan doa bersama 400 Anak-anak Yatim dhuafa di atas Lahan Wakaf Saranan Pendidikan (dokpri)

saya: Bisa diceritakan Latar Belakang Pendidikan Anda?

Erin : Disamping sebagai praktisi sosial mengelola lembaga sosial di Jakarta Timur juga background pendidikan saya dan profesi saya lebih ke konsultan hukum spesialis di bidang ke notariatan dan pertanahan. Kemudian untuk melengkapi atau menyempurnakan pendidikan selama saya bekerja saya kuliah di sebuah universitas di Jakarta mengambil program sarjana ilmu hukum lulus sekitar tahun 2007 dengan gelar sarjana hukum. Setelah itu saya lanjut strata dua dengan gelar Magister manajemen. Pada 2019 mengikuti pendidikan khusus advokat dan telah lulus.

saya : Kapan awal mula bapak Terjun ke dunia pemberdayaan masyarakat?

Erin : Untuk dunia sosial atau pemberdayaan masyarakat Kami mulai membangun yayasan sejak 2005 sampai sekarang sudah lebih kurang 14 tahun saya mengelola bersama teman-teman di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan.

Saya : Apa yang mendorong Anda terjun ke dunia tersebut?

Erin : Sebagai warga negara indonesia punya kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan khususnya anak anak yatim dan para dhuafa yang mana pemerintah saat ini belum menyentuh secara masif berkaitan dengan penanganan anak yatim dan para dhuafa maka melalui yayasan lah saya pribadi mengajak teman-teman para donatur masyarakat bersama sama peduli terhadap memberdayakan anak-anak yatim dan dhuafa khusus yang ada Indonesia.

Saya: Apa kendala yang Anda hadapi?

Erin : Pasti ya, selama dua tahun 2005 sampai 2007 kami boleh dibilang masih berjalan secara individu termasuk pembiyaan dan pengelolaan-pengelolaan yang lain. Selama dua tahun itu kami masih belum berkembang, setelah ke sini-sini kami menemukan beberapa sahabat yang bisa diajak kerjasama akhirnya diadakan sebuah pergantian kepengurusan. Alhamdulillah mulai 2007- 2008 ke sini ada pergerakan perkembangan yang membanggakan. Selama delapan tahun kami sudah menyelenggarakan pengelolaan yayasan dengan sistem ISO 9001 yang sekarang mulai upgrade ke versi 2019.

Saya : Salah satu program unggulan (Wakaf) seperti apa modelnya?

Erin : Jadi program unggulan kami mulai tahun 2019 adalah program terbesar karena investasi wakafnya mencapai angka 70 milyar bahkan hingga 100 milyar untuk pengembangannya. Program ini semata-mata kami yayasan memfasilitasi. Yayasan hanya sarana atau wasilah bagi masyarakat untuk sama sama berdonasi mewujudkan pusat pemberdayaan dan pendidikan anak yatim dhuafa Indonesia.

Saya : Kenapa harus wakaf?

Erin : Wakaf adalah salah satu program yang secara syariah atau hukum quran manfaat wakaf adalah satu amal kebaikan yang benilai jariah atau tidak putus sampai kapan pun selama nilai wakaf itu bermanfaat bagi masyarakat.

Saya :Apa Target Anda kedepan?

Erin : Tanah atau lahan ini bisa dimiliki oleh yayasan sehingga percepatan program pemilikan lahan mewujudkan pusat pemberdayan yatim bisa cepat selesai atau tercapai, kurang dari dua tahun bisa tercapai.

Saya: program ini bersinergi dengan siapa saja?

Erin : Ya tentu pertama dari internal yayasan itu sendiri semua unsur dari pembina, pengawas, pengurus, relawan dan donatur, perusahaan dan pemerintah.

Saya: Pesan kepada masyarakat atau para dermawan?

Erin : Bagi para donatur, kami mengajak semuanya mari sama sama nama kita sematkan di gedung ini melalui Yayasan Rahmatan Lil-Alamin berbuat kebaikan semata mata kebermanfaatan bagi sesama yatim dhuafa.

Saya : Pesan untukn generasi muda?

Erin : Untuk generasi muda khususnya anak-anak yatim kelak diharapkan bisa menjadi generasi kuat yang islami, cerdas berakhlakul karimah dan membanggakan orang tuanya, yayasan dan masyarakat dan menjadi donatur kelak.

Saat ini melalui Yayasan Rahmatan Lil-Alamin, Erin dan segenap pengurus bercita-cita untuk membebaskan lahan seluas 7000 m2 yang terletak di bilangan Pondok Bambu Jakarta Timur. Kelak di atas lahan tersebut dibangun asrama yatim terpadu yang di dalamnya terdapat kegiatan pendidikan formal (sekolah) dan non-formal, pendidikan life skill, pendidikan karakter dan keagamaan, layanan kesehatan terpadu dan lain-lain. *Pernah dipublish di salah satu media online.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun