Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Latisa Naraswari Gadis Usia 15 Tahun Pencetak Rekor MURI

15 Desember 2018   11:43 Diperbarui: 15 Desember 2018   14:16 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latisa Naraswari Peraih Penghargaan MURI/dokpri

Muda, cantik sekaligus berbakat pantas disematkan bagi Latisa  Naraswari, dara kelahiran Jakarta,  23 Maret 2003 ini.  

Bagaimana tidak,  lewat karya tulisnya, Latisa mampu menorehkan namanya dalam tinta emas di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai perempuan Termuda Pengarang Buku Prosa dan Puisi Dalam Bahasa Inggris. Namanya bisa bersanding dengan ribuan pencetak rekor MURI lainnya.

Meski usianya masih tergolong muda,  namun bakat dan kecerdasannya mampu menyamai bahkan melebihi teman-temannya yang usianya jauh diatas dirinya. Buktinya,  dia mampu melakukan lompatan (akselerasi)  pendidikan dari SMP langsung ke Perguruan Tinggi tanpa melewati Sekolah Menengah Umum (SMU).

Rekor MURI yang didapatkannya membuat mahasiswi semester Satu Universitas Adiguna BSD ini merasa bangga dan senang.

"Pastinya senang lah," ucapnya singkat sembari tersenyum.

dokpri
dokpri
Judul bukunya diberi nama, Drifting Away berisi tentang cinta, harapan, konflik dan juga sisi Human Right.

Ditemui di Galeri MURI Moll Of Indonesia Kelapa Gading, Jakarta,  Jumat 14 Desember 2018 kemarin,  Latisa bercerita banyak tentang latar belakang penulisan bukunya tersebut.

"Ada (isi) tentang sedih-sedih, patah hati, tentang human right,  masalah keluarga, masalah sekolah,  ini lebih ke diari aku sehari-hari yang aku jadiiin buku dalam bentuk puisi dan prosa," tutur Latisa.

Awal ketertarikannya didunia tulis menulis kata Gadis Cantik yang mahir berbahasa Inggris ini bermula sejak kecil dengan rajin menulis catatan kecil di buku diari.  Cerita remeh soal  kehidupan sehari-hari. 

Dari situ kemudian, atas nasihat ibunya,  Latisa mencoba mengembangkan tulisannya tidak hanya sekedar curhatan tanpa makna tetapi dituangkan dalam bentuk puisi dan prosa yang kelak bisa dijadikan buku.

Nah, setahun kemudian,  kumpulan tulisannya diterbitkan dalam bentuk buku dengan 227 halaman  berjudul "Drifting Away,  Love Letters &  Broken Clocks"  terbitan PT Bumi Semesta Media.

Selama kurang dari dua bulan,  Bukunya telah dicetak tidak kurang dari 4000 Pieces dan dijual di berbagai toko buku salah satunya di Toko Buku  Gramedia.

Target ke depannya, Latisa berharap terus bisa berkarya menulis buku yang dipasarkan tidak hanya di Indonesia tetapi juga bisa Go International.

Dia juga bercita-cita melanjutkan studi di Universitas Terkemuka di Luar negeri. Akhirnya,  Good Luck buat Latisa, Teruslah berkarya dan mewujudkan mimpi-mimpimu sehingga bisa menginspirasi generasi milineal lainnya.

Blogger berfoto bersama Latisa dan Ibunya/dokpri
Blogger berfoto bersama Latisa dan Ibunya/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun