Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tur Sepeda Keliling Jawa II Mengubah Hidupku

19 April 2018   21:35 Diperbarui: 19 April 2018   21:43 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada bulan November-Desember 2017 lalu, saya membuat keputusan penting yang telah mengubah diriku 180 derajat, mengubah kondisi fisik, mental dan spiritual, dan banyak hal dalam hidupku.

Awalnya, ku ragu antara ikut atau tidak. Terbayang beratnya perjalanan nanti ditambah kisah horor yang menyelimuti Tur sebelumnya, ketika ada peserta yang sampai meninggal gara-garanya.

Bagi orang normal yang mendengarnya pasti akan timbul perasaaan takut. Tetapi berkat tekad dan keyakinan yang terus menerus ku dipatrikan ke dalam kalbu, ku pun memberanikan untuk mendaftar menjadi salah satu dari ratusan peserta lainnya.

Setelah Hampir tiga bulan mengikuti latihan yang terpogram sampailah pada event yang ditunggu-tunggu, 29 November 2018, subuh itu. 400 peserta goweser lengkap dengan seragam dan peralatannya bersiap menjelajah Pulau Jawa.

Setelah menempuh waktu selama 24 hari, dengan jarak tempuh sekira 2700-an kilometer, Event Tour Bersepeda Sehat Keliling Pulau Jawa tahap Dua tersebut yang akan mengubah pribadi saya 180 derajat. Perubahan apa saja?

Pertama, perubahan fisik. Fisik saya 100 persen dalam kondisi fit, alhamdulillah selama perjalanan hingga saat ini kondisi badan saya tetap sehat dan bugar, di sisi lain, beberapa kawan sesama pegowes mengalami hal sebaliknya. Ada beberapa pserta yang harus dipulangkan karena sakit.

Setelah dipikir-pikir, mungkin saja karena kedispilinan dalam makanan dan pola tidur. Selain itu juga saya rutin mengkonsumsi madu dan suplemen lainnya. Tapi yang pasti adalah Tuhan berpihak pada saya waktu itu. Terimakasih Tuhan !!!

Kedua, mental. Mental saya 100 persen dalam kondisi stabil. Saya dulunya bukan termasuk orang yang berani-berani amat. Tapi Tur ini membuat mentalku seperti tentara bahkan lebih. Ini tidak lepas dari arahan dan binaan langsung dari sang komandan jelajah, Syaykh AS Panji Gumilang, beliau yang terus menerus memompa semangat pada peserta Tur.

Tidak itu saja, beliau juga senantiasa memberikan arahan baik mengenai hal teknis maupun non teknis selama Tur. Satu hal yang penting, penanaman Kedisiplinan dan keberanian. Janji Atlet yang berisi 7 butir secara tidak langsung telah membentuk mental kami, adapun poin-poinnya sebagai berikut :

Janji Atlet

  • Seorang Atlet harus berdisiplin
  • Seorang Atlet Harus berani
  • Seorang Atlet Harus jujur dan hemat
  • Seorang Atlet Harus cerdas dan sportif
  • Seorang Atlet Harus toleran, menjunjung tinggi persaudaraan demi perdamaian
  • Seorang Atlet Harus membela kemanusiaan
  • Seorang Atlet Pantang menyerah

Ketiga, Spiritual. Menempuh perjalanan sebegitu hebatnya, musthail tercapai jika tidak ada bekal spiritual yang mumpuni. Siraman rohani yang terus menerus telah menebalkan keyakinan kami. Sisi lain, Pembinaan fisik, mental yang telah membentuk seorang atlet pesepeda Assosiasi Sepeda Sport Al-Zaytun (ASSA) mampu menaklukkan Jalur Pantai Utara Pulau Jawa.

Keempat, Mindset. Mindset saya terbentuk dengan baik. Salah satu yang saya peroleh adalah keyakinan bahwa tidak ada kata tidak mungkin jika kita bisa berjalan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai religius yang baik. Latihan dilakukan secara terpogram, asupan gizi yang seimbang, stretching yang benar, kedisiplinan adalah bagian dari penerapan ilmu pengetahuan khususnya, ilmu sport science. Mindset inilah yang mewarnai kehidupanku saat ini.

Kelima, Nasionalisme. Indonesia raya 3 stanza telah menjadi menu utama kami setiap hari selama Tur berlangsung saat akan memulai dan mengakhiri setiap etape (24 etape), peserta wajib mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya 3 Stanza. Alasannya, kata Syaykh AS Panji Gumilang, Tur ini adalah bertujuan untuk mengingatkan kembali bangsa Indonesia akan lagu kebangsaannya yang lengkap. Alasannya Syaykh, Indonesia raya 3 Stanza adalah do'a bangsa Indonesia yang telah banyak dilupakan oleh bangsanya sendiri. Berikut bait lagu Indonesia Raya versi 3 Stanza.

Stanza 1
Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku, semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Stanza 2
Indonesia tanah yang mulia, tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berdiri, untuk selama-lamanya
Indonesia tanah pusaka, pusaka kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia
Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya
Bangsanya, rakyatnya, semuanya
Sadarlah hatinya, sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Stanza 3
Indonesia tanah yang suci, tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri, menjaga ibu sejati
Indonesia tanah berseri, tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji, Indonesia abadi
Slamatlah rakyatnya, slamatlah puteranya
Pulaunya, lautnya, semuanya
Majulah negerinya, majulah pandunya untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku, negeriku, yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

dokpri
dokpri
Kesimpulannya, Tour Bersepeda Sehat Keliling Pulau Jawa II ini telah mengubah kehidupan saya 180 derajat, baik fisik, mental, spiritual dan mindset serta nasinoalisme. Menjadi sosok pribadi baru,yang disiplin, berani, sehat, kuat, selalu berpikir positif dan pantang menyerah, dan cinta negara.

mau nonton sejarahnya, yuk klik yotuubenya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun