Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Filosofi Kopi di Terminal 3 Bandara Intl Soekarno-Hatta Banten

28 Juli 2016   10:13 Diperbarui: 28 Juli 2016   10:27 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
area play ground ramah anak di T3

Terakhir kali saya landing di Bandara Soekarno Hatta yakni sejak setahun yang lalu. Waktu itu, saya baru saja pulang kampung dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ada yang menarik perhatian tatkala pertama kali turun dari pesawat dan siap naik bis bandara yang akan mengantarkan para penumpang menuju pintu baggage room. Saya melihat ada sebuah gedung yang sedang dibangun belum terlihat utuh. Saat itu saya belum ngeh itu gedung apa.

Nah, beberapa bulan kemudian, Juli 2016. Liputan 6.com mengajak blogger yang beridentitas jelas (bukan ngaku-ngaku) berkunjung ke Bandara Soekarno Hatta. PT. Angkasa Pura II sedang mengadakan acara Buka Bersama dengan para Media dan Blogger.

Ketika sampai ke Bandara ini, Saya baru sadar,ternyata gedung yang dulu pernah saya lihat sedang dibangun adalah Terminal 3. Area perluasan terhadap terminal yang sudah ada (1 dan 2 ). Bangunan itu kini sudah jadi dan terlihat megah. Kalau terminal 1 dan 2 nuansa bangunannya berwarna merah bata,tapi terminal 3 terlihat bernuansa silver.

Terminal 3 Bandara Soekarno Hattta Cengkareng, Banten sedang dalam tahap finishing dan direncanakan segera beroperasi akhir Agustus 2016. Belum apa-apa, Pro kontra sudah mencuat ke permukaan. Tidak sedikit yang nyinyir dan mencela. Meskipun begitu, saya tidak ikutan-ikutan seperti itu, karena saya punya motto pribadi, “mencela tanda tak mampu”. Terkait cela mencela, saya teringat dengan pesan almarhum Nurcholis Madjid.

 Ia mengatakan criticism (mengkritik) dan insult (mencela) beda beda tipis. Karena beda tipis, banyak yang salah dalam menggunakannya, insult dianggap criticism dan pun sebaliknya. Menurut saya sendiri, kritik itu sah-sah saja sepanjang by datayang akurat, tapi jika sebaliknya maka itu saya sebut insult. Memang diakui masih ada beberapa 'PR' yang harus dipenuhi agar izin operasi bisa segera dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia terkait misalnya Pembangunan Menara AMC dan sistem kelistrikan.

Sambil menunggu selesainya pembagunan menara tersebut, PT. Angkasa Pura II selaku operator bandara sedang giat mensosialisasikan Terminal ini. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan Talkshow interaktif yang dilakukan pada Kamis (18/7/2016) di Hall lantai satu Terminal 3 Bandara Soetta. Turut hadir Presiden Direktur PT. Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi bersama Salah seorang Ahli sekaligus Praktisi Marketing sekaligus Rhenald Kasali. Pada kegiatan ini saya berkesempatan hadir untuk kedua kalinya ke Terminal 3 ini. jika pada kunjungan pertama kegiatan buka bersama, kali ini adalah kegiatan Talkshow interaktif Media dan Blogger.

Saya menilai, mamfaat diadakan Talkshow ini adalah blogger dan media bisa uji materi dengan bertanya apa saja secara detail tentang seluk beluk pembangunan terminal ini pada yang berkompeten dalam hal ini Presiden Direktur PT. Angkasa Pura II. Diskusinya sendiri berjalan santai dan interaktif. Beberapa Media yang diundang antara lain Kompas TV, SindoNews dan PedomanID.com (Media Pimpinan Fadjroel Rahman) dan lain-lain.

Pada Talkshow ini, Narasumber bisa memaparkan secara detail serta menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan beberapa Blogger dan Media seputar terminal 3. Salah seorang blogger, Menanyakan sistem pengaturan transportasi di terminal 3. Menurut penjelasan Budi Karya, transportasi di terminal 3 akan dibuat jalur transportasi berbasis rel. Jalur kereta api akan terhubung dari mulai stasiun Manggarai hingga ke Bandara. Terminal 1,2 dan 3. Selain itu akan dibangun tersambung People Mover berbasis rel tanpa awak yang akan mengangkut penumpang dari setiap terminal.

Rhenald Kasali (berdiri) sedang memaparkan filosopi Terminal 3, disampingnya ada Budi karya Sumadi Presdir AP2 (dok: @Liswanti pertiwi)
Rhenald Kasali (berdiri) sedang memaparkan filosopi Terminal 3, disampingnya ada Budi karya Sumadi Presdir AP2 (dok: @Liswanti pertiwi)
Sementara Budi Karya lebih banyak menjelaskan teknis dan fasilitas yang tersedia, Rhenald Kasali sedikit berbeda dengan memaparkan latar belakang dan filosopi yang terkandung dalam bangunan dan isi yang ada di T3 ini. Menurutnya, Latar belakang kenapa T3 dibuat berbeda dengan bandara yang sudah ada baik di Dalam negeri maupun luar negeri? Karena Terminal 3 bisa menggabungkan dua sisi yakni modernitas dan kearifan lokal.

 Fasilitasnya menggunakan teknologi terkini dan desain eksteriornya futuristik. Sementara di bagian interior diisi dengan ornamen-ornamen seni rupa hasil karya seniman kontemporer Indonesia seperti Sardono W Kusumo, Eko Nugroho, Angki Purbandono, Edi Prabandono, Nus Salomo, Pintor Sirait, Ichwan Noor, Awan Simatupang, Galam Zulkifli, Nasirun, Indiegurillas, serta Tromarama.

salah satu Lukisan Kontemporer senimaan Indonesia yang terpajang di Lantai 1 T3
salah satu Lukisan Kontemporer senimaan Indonesia yang terpajang di Lantai 1 T3
Selain itu,perpaduan dua peradaban ini bisa dilihat dari kedai kopi yang ada di sini. Starbucks yang mewakili lifestyle barat (Modern) sedangkan kedai kopi tradisional mewakili gaya timur-Indonesia. Keduanya bisa saling berdampingan tidak ada yang saling meniadakan. Selain kedai kopi tradisional, di sini juga tersedia warung makan tradisional dengan kuliner khas Indoesia seperti Soto dan Bakmi masakan Padang. Menarik bukan? Oyah satu lagi kata Rhenald Kasali, Terminal 3 ini bukan sekedar sebagai tempat orang-orang akan terbang naik pesawat tapi bisa juga dipakai sebagai tempat nongkrong atau meeting perusahaan-perusahaan loh…wihhh keren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun