Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Balitbang PUPR Sekarang Punya Pintu "Ajaib"

8 Desember 2015   07:21 Diperbarui: 8 Desember 2015   08:23 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Salah satu yang didiskusikan diantaranya solusi penanggulangan banjir, macet dan sampah baik di Jakarta sebagai Ibu Kota Negara dan kota-kota satelit lainnya misalnya Tangerang. Kenapa Tangerang? Karena Kebetulan saat itu juga hadir bapak Dendi Priadana dari Tangerang dan beberapa Kompasianer berasal dari Tangerang, jadi klop lah.

Menurut Bapak Arie Setiadi, Balitbang PUPR telah menghasilkan berbagai produk inovatif yakni komposter dan Biofil. Selain itu, Dia mengajak menggalakkan kembali budaya 3R yaitu Reduce,Reuse dan Recycle. Ada satu lagi yang disorot mengenai budaya disiplin masyarakat. Untuk mengatasi permasalah negeri ini semua karena faktor ketidakdisiplinan kita dalam segala hal. Kenapa terjadi banjir karena masyarakat tidak disiplin dengan membuang sampah sembarangan. Kenapa macet karena masyarakat tidak disipilin berlalu lintas. Salah satu contohnya, disetiap lampu merah sudah terpasang Ruang Henti Khusus sepeda Motor (RHK). Jika saja semua pengendara disiplin di jalan raya maka macet paling tidak akan sedikit berkurang. “Jadi intinya disiplin,” simpul Pak Arie.

Nah, sehubungan disiplin juga Bapak Leo memberi contoh di Jepang yang begitu disiplin mengatasi permasalah kotanya. Jepang hanya butuh 10 tahun untuk mengatasi masalah banjir, macet dan sampah. Bagaimana dengan Indonesia? “bisa jadi kurang dari 10 tahun. Contohnya setiap Stasiun KA sekarang sudah tertib dan bersih, sudah tidak ada tukang asong,” pak Leo mengungkapkan.

Pak Leo juga mengajak hal yang sama untuk terus menggalakkan 3R-Reduce,Reuse dan Recycle. Reduce mengurangi produksi sampah rumah tangga kita, Reuse artinya memakai kembali limbah yang masih bisa dipakai seperti kertas dan plastik, terakhir Recycle artinya mendaur ulang kembali sampa-sampah menjadi produk yang bisa dimamfaatkan.

di Jepang, kalaupun banjir, airnya cukup bening tdk seperti di sini (Jakarta-red). Lagi-lagi kata kuncinya disiplin. Jadi,mulai sekarang mari kita sama-sama jadi duta disiplin paling tidak dilingkungan keluarga saja dulu. Menjadi teladan bagi anak-anak untuk disiplin seperti membuang sampah pada tempatnya

[caption caption="Konsep Penanganan Banjir yang disampaikan Bapak Leo"]

[/caption]

Terkait solusi, Bapak Dendi mengurai hal apa saja yang sudah dilakukannya di Tangerang Selatan dalam mengantisipasi Banjir di wilayahnya. Dia mengutarakan konsep Zero Run off artinya sistem penyerapan air secara mandiri (ditampung) tanpa mengalirkan ke luar site dalam bentuk sumur resapan dan biopori.

Nah karena tema diskusi tadi solusi seiring inovasi,  jadi kalau mau disimpulkan perbincangan tadi bahwa solusi dari masalah banjir, macet dan sampah adalah disiplin. Disamping itu,  solusi bisa diperoleh dengan terus berinovasi mencari jalan keluar. Sehubungan dengan inovasi ini juga pada akhirnya Balitbang PUPR membuka layanan informasi bagi masyarakat dan juga wadah komunikasi jarak jauh bagi internal PUPR sendiri.

Masyarakat bisa datang langsung ke Pusat Informasi Terpadu atau melalui sambungan telpon atau video call. Masyarakat bisa menanyakan segala hal tenrkait teknologi terapan ke balitbang. Unutk keterangan lainnya seputar Balitbang dapat di lihat website PUPR, http://litbang.pu.go.id/ .

Untuk layanan PINTU, kita bisa juga dialog interaktif melalui video call ke operator yang bertugas atau bisa juga telpon ke (021) 7392262. Segala pertanyaan dan keluhan masyarakat akan diteruskan ke pejabat terkait untuk menjawab segala permasalahan sehar-hari tentang teknologi dan masalah infrastruktur lingkungan. Teknologi tatap muka ini yang dulu hanya sebatas imipian, dengan perkembangan Teknologi segalanya mungkin. Teknologi mendekatkan Jarak dan memangkas biaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun