Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wiendy Ariestanty dan Kiat Suksesnya menjadi Seorang Travel Writer

23 Agustus 2015   07:02 Diperbarui: 23 Agustus 2015   08:02 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Bersama Wiendy Ariestanty,Travel writer (ft : dokpri)"][/caption]

Dalam acara Talk Show yang bertema writing your #awesome Journey, Sabtu (22/8/2015) di Comic Café Tebet, yang diselengarakan oleh Nulisbuku Club bekerjasama dengan yayasan KEHATI, hadir sebagai pembicara utama, Windy Ariestanty, penulis dan traveller yang sudah melakukan perjalanan keliling Indonesia dan beberapa Negara Asia dan bahkan ke Maroko, mengunjugi tempat wisata nan eksotik. Sering diundang dalam berbagai even yang diadakan oleh NGO peduli linkungan hidup, dan pemberdayaan masyarakat pedalaman, Selain itu, dia juga sebagai editor berpengalaman dan General manager di Agromedia group.

[caption caption="Wiendy dalam sesi sharing (ft: dokpri)"]

[/caption]

Meskipun orang-orang mengenalnya sebagai Travel Writer, namun sebenarnya Dia tidak ingin dibatasi dengan sebutan Travel Writer, “I’m just a writer yang kebetulan suka travelling”, akunya. Terbukti, di blognya, http://windy-ariestanty.tumblr.com/ tidak melulu menceritakan soal travelling namun ada sisi-sisi humanis lainnya, misalnya, curahan hati, cinta, kecewa dan banyak lagi, dalam kesempatan itu Dia memberikan tips atau kiat menjadi seorang Travel Writer yang sukses. Menurutnya,  ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang yang ingin menjadi writer,yakni :

1. Yakin dan Sadar

Pertama Anda harus yakin dan sadar bahwa tulisan adalah kekuatan, sebagai media/alat untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain.

2. Menulislah sekarang juga

Menulis bukan teori dan keinginan saja, tapi butuh aksi, banyak calon penulis yang hanya bercita-cita ingin menjadi penulis namun tidak pernah mau memulai menulis, jadi menulislah sekarang juga, karena menulis adalah aksi.

3. Tulislah secara Naratif

Semua orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua tidak suka kalau diberi tahu, mereka lebih senang jika diberi cerita. Kekuatan penulisan baik fiksi atau non fiksi terutama dalam menulis traveling lebih baik dengan gaya naratif, atau berupa strory telling. Ini akan lebih menarik.

4. Nikmati perjalanan Anda

Jangan terlalu disibukkan dengan catatan atau berfoto mengambil gambar. Setiap momen, biarkan mengalir, Nikmatilah perjalananmu, rasakan, libatkan atau interaksi dengan dengan manusia dan alam, karena premis akan muncul dengan sendirinya jika anda menikmati setiap momen, agar bisa menikmati setiap momen tapi tidak juga ketinggalan dokumentasi, caranya dengan mengalungkan kamera pada posisi siap jepret, asal jepret tanpa harus melihat fokus atau tidak. Angel nya pas atau tidak.

Menurut Daido Moriyama, seorang Fotographer Jepang, mengatakan bahwa tugas kita hanyalah menemukan fragmen atau cupilkan dari cerita, sejarah,inspirasi umat manusia yang berserakan di sekeliling kita. Kita harus menemukan apa yang tidak bisa dilihat orang lain.

5. Jangan terpaku dengan kronologis cerita

Cerita travelling bukan cerita guiding book-buku panduan yang harus runut dari A ke Z atau ada peta lokasi, berapa biaya akomodasi dan hal-hal yang tidak selalu dibutuhkan itu, bukan juga cerita kronologis, tapi cerita travelling bisa dimulai darimana saja bisa, ditengah atau pun di akhir perjalanan yang kira-kira menarik dan memiliki nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca.

6. Kenali pembaca/audience Anda

Kenali pembaca Anda, ini penting untuk menentukan arah dan tujuan penulisan dan mau menulis tentang apa, juga penting untuk para media penerbit. Jika tulisan atau photo kita ingin dilirik oleh penerbit.

Inilah beberapa  poin penting yang disampaikan oleh Windy. wisdom yang Dia dapatkan dari pengalaman pribadinya melanglang buana menjadi penulis perjalanan. Selain itu, Dia banyak memberi motivasi dalam bentuk kisah-kisah yang menyentuh hasil dari interaksi dengan berbagai suku-suku pedalaman di Indonesia yang kaya nilai-nilai kehidupan, sesuatu yang jarang ditemukan di masyarakat perkotaan. Salah satu kisah yang diangkat adalah suku Yapen, Papua. Letaknya di tepat di kepala burung, dilihat dari peta Papua. Ketua suku Yapen, menerima kedatangannya dengan sangat baik dan diperlakukan sebagai tamu istimewa, dijamu dengan makanan yang terbaik pula, dari situlah muncul kalimat “Berikan yang terbaik yang kamu miliki ke orang lain”, kata ketua suku saat ditanya oleh Windy, alasannya menyambut dan mau menyediakan makanan yang terbaik. Kalimat yang selalu terpatri dalam benak Windy. dan kalimat itu pula yang dibagikan kepada peserta talk show hari itu. Ilmu yang sangat bermamfaat dari seorang wanita energik dan inspiring, Windy Ariestanty.

Read a lot

Write a lot

Travel a lot

Respect the Culture

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun