Created By Margareta Gani-Mardia Bint Smith-Bimbingan Dan Konseling-Universitas Negeri Gorontalo
Mobilitas sosial dan transformasi budaya sering kali berjalan beriringin dalam perkembangan masyarakat, termasuk di desa-desa seperti Desa Teratai. Merujuk pada pergerakan individu atau kelompok dalam struktur sosial yang ada.
Mobilitas sosial dapat berupa mobilitas sosial dapat berupa mobilitas vertikal (naik turunnya status sosial) atau status mobilitas horizontal (perubahan posisi sosial tanpa perubahan status). Berikut adalah gambaran tentang hubungan mobilitas sosial dan transformasi budaya di masyarakat desa :
Jika generasi muda di desa ini mendapat akses, mereka memiliki status sosial perubahan ekonomi di desa teratai, seperti munculnya usaha mikro, koperasi, atau akses terhadap modal usaha, dapat mempengaruhi mobilitas sosial. Peningkatan ekonomi keluarga biasanya berujung pada peningkatan status sosial.
Selain perubahan ekonomi desa teratai juga mengalami perubahan transformasi budaya, transformasi budaya merujuk pada perubahan yang terjadi dalam nilai, norma, adat istiadat, dan pola perilaku masyarakat seiring dengan berjalannya waktu. Faktor-faktor yang menyebabkan transformasi budaya di Desa Teratai meliputi :
Masuknya teknologi, informasi, dan pengaruh budaya dari luar melalui internet, media sosial, dan televisi dapat mempercepat transformasi budaya di desa. Anak-anak muda di desa mungkin mulai mengadopsi gaya hidup, nilai, dan pandangan baru yang berbeda dari tradisi lokal.
Jika banyak penduduk desa yang bermigrasi ke kota atau wilayah perkotaan, mereka bisa membawa kembali ide-ide, praktik, dan nilai baru ke desa. Hal ini sering kali menyebakan pergeseran budaya di desa, misalnya dalam hal cara berpakaian, bahasa, atau hubungan sosial.
Masyarakat desa teratai di artikan masyarakat yang memiliki karakteristik yang mirip dengan masyarakat desa di Indonesia, seperti nilai-nilai kekeluargaan yang kuat, gotong-royong serta bergantung pada sektor pertanian atau sumber daya alam lokal.
Desa-desa di Indonesia biasanya memiliki dinamika sosial yang khas dipengaruhi oleh adat istiadat, norma sosial, dan keterlibatan dalam berbagai kegiatan komunitas dan sebagainya.
Desa teratai di tandai sebagai desa yang identik karena sering kali “gotong- royong” yang biasanya di sebut dengan (bekerja sama). Desa teratai selalu mengadakan gotong- royong baik untuk keperluan umum seperti infrastruktur desa, maupun dalam kegiatan keagamaan.
Gotong- royong di desa ini menjadi bagian penting dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat, yang bertujuan untuk menjaga kebersamaan dan kekompakan dalam mengatasi berbagai tantangan bersama.
Masyarakat desa teratai memiliki semangat yang mempererat ikatan warga dan memperkukuh solidaritas masyarakat untuk saling membantu menjadi persatuan di antara warga. Gotong - royong kerap kali dicerminkan oleh masyarakat pedesaan, dimana orang berkumpul sambil bekerja sama membersihkan lingkungan, dan mempersiapkan sebuah pesta rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H