Sebagai pemuda yang mempunyai kepedulian terhadap pembangunan yang ada di ragem tunas lampung (motto daerah) kabupaten lampung utara, kita pun harus ikut berkontribusi, mengawal dan kemudian mengkritik kebijakan yang tidak pro kepada rakyat.Â
Sebagai kaum yang peka kita musti teliti dan proporsional juga untuk pembangunan yang ada, perlu atau tidaknya mengkritik, misalnya mempertanyakan efisien kah rolliing jabatan level kepala dinas dalam jangka yang tak menentu, atau perlu kah perbaikan jalan infrastruktur yang ada di lintas sumatera. Kedua hal itu menjadi pro-kontra, itu disebabkan miskomunikasi pejabat publik dan masyarakat. Lalu bagaimana win win solution nya?Â
Maka tidak heran banyak dari masyarakat juga bereaksi, misalnya setelah  berjalannya kebijakan pemerintah namun tidak relevan terhadap kepentingan rakyat, Lalu bagaimana peran pemuda untuk memberikan gagasan positif untuk pembangunan daerah?Â
Kepala daerah harus memberi penyegaran yang berdampak positif demi terciptanya pemerintahan yang baik dan Masyarakat sejahtera, jangan sampai ada perpecahan internal birokrasi, karena akan menggangu jalannya roda pemerintahan itu sendiri.
Hampir 6 bulan pasca dilantik sebagai bupati definitif lampung Utara, Budi membangun konsolidasi dan sinergitas diupayakan semaksimal mungkin demi mewujudkan bumi ragem tunas lampung menjadi kabupten yang berpotensi dalam segala lini. Lantas bagaimana langkah budi dalam menjalankan pemerintahan yang harmonis dan bersinergi tanpa ada intervensi, mampukah melewati itu semua sampai habisnya masa jabatan. Kita tunggu saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H