Mohon tunggu...
Abusagara
Abusagara Mohon Tunggu... -

satu hari, satu tulisan. Ingin mendapatkan kebaikan mesti harus memungut dari jalanan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mendewasakan Diri di Tahun Politik

17 Februari 2018   10:30 Diperbarui: 17 Februari 2018   12:13 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://goo.gl/NU8KpY

Oleh :  Ade Jaja Nurjaman

Rabu, 14 Februari 2018 merupakan moment sangat membahagiakan dan spesial, khususnya untuk TVONE, karena merupakan moment 10 tahun berdirinya stasiun televisi berita di Indonesia itu. Rasa istimewa pada tanggal itu tidak berhenti sampai disitu saja, karena agenda talkshow malam itu mengangkat tema “Memelihara Persatuan di Tahun Politik” dengan jejeran bintang tamu yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa, ruangan talkhshow dipenuhi tokoh-tokoh bangsa sebagai narasumber, mulai dari Karni Ilyas sebagai wartawan senior yang sekaligus merupakan pimpinan redaksi TVONE.

Talkshow berjalan tidak seperti biasanya karena Karni Ilyas yang biasanya memegang kendali acara, justru malam itu kendali acara diserahkan kepada Andromeda Mercuri dan Brigita Manohara. Bang Karni yang merupakan sapaan akrab bagi Karni Ilyas malam itu hadir sebagai “Tuan Rumah” dan posisi sebagai narasumber, disekitar bang Karni berjejerlah deretan narasumber yang lain, diantaranya Prof. Amin Rais, KH. Said Agil Siradj sebagai ketua PBNU, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Anis Baswedan sebagai Gubernur Jakarta, Fahri Hamzah,  Zulkifli Hasan sebagai ketua MPR RI, Arif Budiman Sebagai Ketua BAWASLU,  Aa Gym, Mentri Agama Lukmanul Hakim, dan tokoh agama Prof. Dr. Franz Magnis Suseno. Yang tidak luput dari sorotan netizen juga adalah audiensnya adalah para tokoh nasional yang tidak kalah hebatnya seperti Prof. Yusril Ihza Mahendra.

Sesi demi sesipun dimulai , sesi pertama disajikan oleh Fahri Hamzah yang menurut pemandu talkshow itu sengaja dipersilahkan kepada Dia sebagai kompor penghangat untuk memulai talkshow. Beberapa sesi terus berjalan dan dilalui, tapi ada satu hal yang menarik , tepatnya saat Aa Gym meberikan beberapa pandangan.

Waktu yang diberikan oleh pemandu talkshow kepada Pimpinan pondok Darut Tauhid itu betul-betul sangat menyejukan, dan memang karakter dari ulama asal bandung itu adalah kelembutan dalam menghadapi setiap permasalahan. Bukan berarti sesi-sesi yang lain dilewatkan begitu saja tanpa makna atau tidak ada sisi kelembutan, karena secara kebetulan talkshow malam  rabu  itu berbeda nuansa dari malam rabu biasanya. Kalau TVONE malam rabu biasanya penuh dengan ketegangan dan tensi yang sangat tinggi, tapi malam rabu kala itu sangat dominan dengan nuansa ulang tahun, penuh keceriaan karena memang bertepatan dengan ulang tahun  ke-10 TVONE.

Hadirnya suami dari teh Ninih Mutmainnah ini melengkapi suasana dari ulang tahun TVONE itu, pesan pokok dari Aa gym itu secara garis besar ada tiga, dan pesan penuh makna yang disampaikan pun sangat kental dengan nuansa canda tawa tanpa sedikitpun mengurangi makna dari apa yang disampaikan.

Sebagai bentuk penghormatan, Aa Gym membuka pembicaraannya dengan terlebih dahulu menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh hadirin, terutama kepada para seniornya. Setelah itu Aa Gym mengambil analogi awal dengan kereta api dengan menyebutkan bahwa “kereta api itu tergantung dengan lokomotif” , beliau menguatkan ungkapan itu dengan menyampaikan pesan bahwa jika lokomotifnya benar, sadar, jujur, amanah, maka gerbong kereta tidak akan sama sekali menyimpang dan melenceng. Kalimat awal yang disampaikan ini memilik makna yang sangat dalam, khususnya pesan untuk yang hadir di ruangan talkshow sekalgus pesan untuk seluruh warga negara Indonesia. Pesan ini memiliki makna bahwa jika negara yang besar seperti Indonesia ini dipimpin oleh orang yang baik, maka rakyatpun tidak akan melenceng dan akan sama baiknya.

Selanjutnya ayah dari 9 anak ini menyampaikan kepada semua yang hadir bahwa setiap apa yang kita capai saat ini  berupa jabatan, kedudukan, harta kekayaan, kecuali hasil ikhtiar ada peran takdir tuhan yang dominan, Beliau berseloroh, jika tuhan berkehendak orang bodohpun jika Allah takdirkan jadi pemimpin, maka akan terjadi. Setelah itu pula Aa Gym membubuhi pernyataannya dengan candaan dan ungkapan “ jangan ada yang tersinggung ya”, seketika ruanganpun kembali cair dan santai.

Analogi kedua yang tidak kalah menariknya dari Aa Gym adalah berbicara mengenai casing atau cover. Secara rinci Aa menyampaikan bahwa “harga botol yang  diisi air biasa  Rp. 5000,  botol yang diisi jus harganya Rp. 10.000, botol berisi madu sumbawa Rp. 100.000, botol diisi oleh madu sidr harganya pun berbeda yaitu Rp. 1,5 juta. Dari deretan harga tadi Aa menyampaikan bahwa hal yang terpenting dari setiap orang itu adalah isi bukan casing-nya.

Sedangkan harta, jabatan, kedudukan, pangkat, popularitas itu semua adalah casing. Aa Gym menguatkan kembali analoginya itu bahwa beliau khawatir bahwa warga negara Indonesia itu hanya sibuk dengan cashing dan menepikan isi. Mendengar pemaparan itu semua audiens terdiam tanda mengiyakan apa yang disampaikan Aa Gym, dan tidak bosan-bosan pada kalimat inipun Aa Gym menutup dengan candaan seperti pada kalimat-kalimat sebelumnya, beliau berkata “ sebetulnya ini teh ngerti gak apa yang saya sampaikan ?” , seketika ruanganpun menjadi riuh dengan tawa.

Pada menit ke-2 saat beliau berbicara,Aa Gym menyampaikan harapannya kepada semua yang diberikan casing (jabatan, harta, popularitas) untuk menyadari bahwa semuanya akan mendapati kematian dan casing yang selama ini dipakai akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Pada menit itu pula beliau menyampaikan bahwa kita semua (para narasumber dan tamu undangan) yang hadir dalam acara ini merasa mulia karena Allah menutupi semua aib yang dimiliki, jika seandainya Allah membuka semua aib , maka bubarlah acara ini. Sesekali Aa menyapa dengan kalimat tanya yang khas “ “benar tidak? Benar tidak ini?”. Gelak tawapun pecah kembali.

Menit ketiga Aa gym berbicara beliau mengajak semua yang hadir untuk merenung dengan kalimat “ siapapun yang dikasih casing, pangkat, jabatan, kedudukan, tanyakan pada diri masing-masing apakah saya ini bagian dari masalah atau bagian dari solusi untuk bangsa dan ummat ini?”. Kalimat Aa diteruskan dengan ungkapan “jangan sampai memiliki casing yang keren, tapi posisi kita adalah sumber dan bagian dari masalah”.

Pendakwah yang juga merupakan lulusan TE ITB ini  menyapaikan pertanyaan bahwa siapapun yang memiliki casing bisa bertanya pada diri masing-masing , apa contoh yang sudah diberikan kepada masyarakat? Jangan sampai casing bagus tapi isinya air comberan yang nantinya berdampak bahwa semua hal ditabrak dan melampaui dan melanggar berbagai aturan. Semua warga negara perlu memikirkan dalam dirinya apakah bagian dari solusi atau bagian dari masalah, sekecil apapun posisi kita dimasyarakat.

Nasehat selanjutnya adalah yang  paling bermakna dari para pemilik casing itu adalah mereka yang memiliki casing yang berjuang dengan tulus ikhlas, Jika para pemilik casing itu tulus akan melahirkan keindahan. Mari lakukan yang terbaik, jika mati nanti kita akan mati dalam keadaan yang sangat puas karena telah melakukan dan mempersembahkan yang terbaik.

Dimenit ke 5 Aa menyampaikan beberapa pertanyaan diantaranya “ ada orang atau tidak Allah melihat atau tidak ? orang memuji atau membully apakah Allah lihat? Apakah setiap perbuatan ada balasannya? Apakah mungkin perbuatan ada yang terlewat tanpa ada balasan sama sekali ? apakah mungkin ada yang tertuakan balasan dari perbuatan kita ? Demi Allah lakukan saja yang terbaik di dunia ini, pasti semua ada balasannya, kalau ada yang caci maki, biarkan saja diakhir kelak akan tetap ada balasannya.

5 menit berbicara akhirnya beliau menuturkan bahwa kebanyakan orang hanya sibuk dengan menata dan mempercantik cover dan jarang mempercantik hati. Semua sibuk dengan casing, dan sebagai penutup beliau mengajak kepada semua pemimpin untuk mengatur dan mengurus negara dengan baik, jangan hanya memperlihatkan seperti bekerja, tapi benar-benarlah bekerja, jangan sibuk dengan casing tapi utamakanlah isi.

Pesan dari Aa Gym untuk semua yang ikut berlaga pada PILKADA di 171 daerah, untuk selalu santai dan tenang saja. Nikmati seperti pesta 17 Agustusan, jangan terlalu jor-joran ngeluarin dana untuk pilkada, takut gak balik modal. Biasa-biasa saja. Jadikan kampanye itu amal shalih, perkara yang menang atau kalah itu tidak akan tertukar. Kita sudah bercermin dari kejadian PILKADA sebelumnya, kalaupun modalnya besar kalau takdir mengatakan tidak jadi ,maka tidak akan jadi. Kalau modal kecil , iuran sana sini kecil, kalau Allah mentakdirkan jadi maka akan jadi. Dalam closing statementyang disampaikan   Aa masih sempat bercanda dengan menoleh ke arah Anis Baswedan dengan mengungkapkan “bukan menganggap modal kecil”. Gelak tawa kembali pecah. 

Pesan paling akhir dari Aa adalah kampanye masa amal shalih, jangan bohong dan janji-janji palsu, jangan menjatuhakn nama baik orang. Kita harus siap berbeda pendapat, kita harus dewasa dalam menghadapi PILKADA. Berbeda –beda itu tidak identik dengan musuh, kita lahir dari produk perbedaan, dan semua wajib mendewasakan diri dalam menghadapi perbedaan.

 analisis sederhana dari video https://youtu.be/4sbXAcbGrhM?t=21

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun