Mohon tunggu...
Arif Rohman
Arif Rohman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Ayah dari 3 orang anak, pekerja sosial & komersial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Awal) Perubahan Strategi Menanggulangi Terorisme di Indonesia

12 Desember 2013   05:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:02 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://cdn.ar.com/images/stories/2013/12/ali-hasan-halabi.jpg

Beberapa hari ini ramai dunia maya dengan pemberitaan kedatangan 3 ulama dari Timur Tengah atas undangan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Kedatangan ketiganya tersebut terutama untuk melakukan pencerahan kepada para napi terorisme yang berada di beberapa LP, seperti Nusakambangan dan Cipinang. Mereka adalah Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, DR. Najih Ibrahim dan Hisyam Al-Najjar. Seperti kata Ansyad Mbai sendiri mengutip dari liputan6.com (http://news.liputan6.com/read/767949/bnpt-undang-ulama-jordan-dan-mesir-ke-nusakambangan-cipinang)

"Pemilihan ke-3 tokoh malam ini bukan kebetulan. Setelah berapa lama kita teliti dari rekam jejak ulama mana yang kiranya paling relevan dan kredibel untuk melakukan pencerahan pemahaman keras dari tokoh idiolog yang ada di kita selama ini," ujar Ansyaad Mbai di Hotel Grand Sahid di Jalan Jenderal Sudiriman, Jakarta, Sabtu, (7/12/2013) malam


Tanggapan beberapa kalanganpun bermacam-macam. Para pengusung paham terorisme beberapa hari ini sangat rajin sekali membuat stigma dan berita-berita negatif tentang kedatangan 3 ulama tersebut. Di antaranya dengan membuat berita bohong, seperti bahwa Syaikh Ali al-Halaby marah-marah ketika berdialog dengan para napi dan mengatakan bahwa mereka itu jaahil (bodoh) seperti di sini

Atau dengan melabeli salah satu dari ketiganya (dalam hal ini terutama Syaikh Ali al-Halaby) dengan ulama murji'ah (salah satu sekte sesat) dengan membawakan fatwa Lajnah Daimah KSA (sedangkan fatwa itupun banyak dipermasalahkan oleh para ulama senior, bukan di sini pembahasannya). Walhasil itu semua berangkat dari keinginan untuk membunuh karakter Syaikh Ali yang merupakan salah satu ulama yang diundang untuk memberi nasihat kepada para napi terorisme.

Dalam hal ini (melakukan pendekatan dialog keagamaan dengan para pelaku teror), Indonesia agak terlambat dibandingkan dengan Kerajaan Saudi Arabia. KSA telah melakukan hal itu bertahun-tahun lalu. Banyak di antara tokoh teroris kembali kepada jalan yang benar ada juga yang mental. Tetapi meskipun terlambat, langkah tersebut perlu didukung dengan baik. Karena para pengusung paham terorisme sangat gencar memberitakan hal tersebut untuk memprovokasi masyarakat. Sepengetahuan saya ada 3 situs yang gencar melakukan blow up pemberitaan tersebut, yaitu:

1. VOA-Islam

http://www.voa-islam.com/read/liberalism/2013/12/11/28075/keblinger-bnpt-undang-tokoh-murjiah-alhalabi-untuk-dejihadisasi/#sthash.2KRpo8l2.dpbs

2. Ar-Rahmah.com

http://www.arrahmah.com/news/2013/12/11/tokoh-deradikalisasi-bnpt-ali-hasan-al-halabi-plagiator-pendusta.html

3. Shoutussalam

http://www.shoutussalam.com/2013/12/bnpt-datangkan-gembong-deradikalisasi-dari-timur-tengah-untuk-debat-ustadz-baasyir/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun