Mohon tunggu...
Abu Rayhan
Abu Rayhan Mohon Tunggu... -

- searching for simple life for better life. - make words after more seeing and more hearing - poem lover

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hijrah dari Kebencian

21 September 2017   07:18 Diperbarui: 21 September 2017   07:41 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hijrah dari kondisi yang tak kunjung membaik menuju kondisi yang lebih baik dengan mengorbankan ego sektoral dan menepikan segala kontroversi dan konfrontasi berlarut mungkin itulah solusi yang ditawarkan Gubernur Lemhanas, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo. Move on dari kebenaran milik kita sendiri yang menghasilkan kebencian akan lebih mencapai kebaikan daripada bersikukuh paling benar namun tidak akan pernah menuju kebaikan. 

Biarlah pertentangan yang selama ini ada dan sudah terjadi menjadi 'Proccess Healing' (istilah yang dipakai pak Agus Widjojo juga) yang pada akhirnya mampu menyembuhkan segala penyakit kebencian yang terpelihara selama ini. Bangsa yang besar ini penting untuk beranjak dari trauma sejarah kelam yang penuh pertentangan anak anak bangsanya untuk membuat sejarah sejarah baru yang gemilang tanpa aroma kebencian yang akan meracuni setiap hela nafas generasi muda bangsa yang akan menciptakan kegemilangan di masa yang akan datang.

Hijrah Sekarang Juga

Tak perlu menunggu lama, tak ada guna memelihara kebencian apalagi memperdagangkanya. Sudah waktunya sejarah sejarah kelam bangsa ini selayaknya hanya dijadikan catatan untuk diketahui namun tidak lagi melukai, tak perlu lagi mencari pembenaran dari itu semua, apalagi mencoba meluruskannya dengan mengabaikan sudut pandang anak bangsa yang lainnya, biarkan hal itu kelam dan suram di masanya dan tidak mengelami langkah langkah putra putri bangsa ini untuk bekerja dan berjuang mencapai kejayaan Indonesia Raya. Hijrahlah sekarang juga untuk menutup semua celah kebencian yang bisa membuat keretakan pilar pilar bangsa ini. 

Beranjaklah dari situasi situasi yang membuat bangsa ini lelah dan kehabisan energi karena saling menghujat dan mencaci dalam kebencian tak berujung, situasi yang tak akan pernah membuat bangsa ini 'Move On' dari dendam tak berkesudahan. Keberagaman nusantara ini tak perlu diwarnai lagi oleh sakit hati yang sudah uzur, kebhinekaan negara ini tak usah lagi dikelami lagi oleh suramnya sejarah yang menggelapkan setiap langkah yang sebenarnya harus menuju ke jalan yang terang benderang mencapai kejayaan. Kita hijrah dengan segala perangkat yang kita punya saat ini, pemerintahan NKRI yang sah, Pancasila, UUD 1945 dan Kebhineka Tunggal Ika an sebagai jatidiri bangsa.

Sejarah suatu bangsa selalu berwarna, setiap bangsa pasti memilikinya. Sejarah adalah perjalanan bangsa yang perlu diingat untuk dicari nilai nilai luhur kebaikannya, bukan hanya untuk dipertentangkan benar salahnya dari sudut pandang masing fihak yang mempertentangkanya. Walaupun ada yang mengatakan kalau sejarah itu milik para pemenang (penguasa), sehingga dibuat sesuai versi yang diinginkannya, namun dalam hal ini abaikanlah demi kemaslahatan dan kebaikan bangsa ini. Sesungguhnya kebenaran hakiki adalah milik Tuhan.

" Kebenaran adalah selembar cermin milik Tuhan, jatuh dan pecah berkeping keping, setiap manusia memungut keping keping itu, memperhatikannya lalu berpikir telah memiliki kebenaran yang utuh "

( Jalaluddin Rumi)

1 Muharam 1439 H

Abu Rayhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun