Jika dikatakan bahwa perempuan dilarang keluar atau tampil krna mengundang nafsu, bagaimana kalau yang terjadi justru sebaliknya? Apakah laki laki juga mesti dilarang tampil? Seharusnya, baik laki laki maupun perempuan ketika di ranah sosial cukup melakukan hubungan profesionalme-sosial. Adapun urusan birahi, cukup di ruang privat, itupun dengan ketentuan yang semestinya.
Baik laki laki maupun perempuan, ketika telah tertutupi yang tidak mesti ditampakkan, lantas mengapa dilarang untuk tampil? Justru karena hal yang tidak mesti ditampakkan sudah ditutup, saatnyalah laki laki dan perempuan untuk tampil berkarya diluar. Bukan malah dilarang keluar. Tohh laki laki juga disuruh menjaga pandangannya, jadi bukan hanya satu pihak yang disuruh menjaga, tapi kedua belah pihak.
Sedikit selingan, secara epistemik, ketika kita ingin proporsional menilai, justru pandangan secara indrawi (mata) hanya sekedar melihat objek. Bahwa batu dan tas tidak ada bedanya, bahwa ia sama sama objek, adapun yang membeda bedakan, itu bukan wilayah indrawi. Begitupun ketika disuruh menunduk, bagaimna ketika kita diharuskan berada di tempat umum 24 jam dan disana campur antara lawan jenis atau di pasar, apakah harus menunduk setiap detiknya? Apakah agama memerintahkan hal seperti itu? Bagi penulis, pandangan yang mesti ditundukkan adalah pandangan negatif dan pandangan yang menuju kepada birahi seksualitas. Adapun, pandangan yang seharusnya adalah pandangan profesionalisme, yang menempatkan sesuatu sesuai tempatnya (proporsional) dan porsional.
Ruang gerak perempuan sekarang secara fenomena, relatif kurang. Disamping narasi narasi yang dibuat oleh beberapa kaum agamawan yang cenderung menindas perempuan, juga pelecehan yang sudah ikut memasuki ruang privat (keluarga) dan pendidikan.Â
Kedua ruang tadi dahulunya menjadi tempat ternyaman, tapi sekarang justru menjadi tempat yang sama menakutkannya ketika berada dijalanan tengah malam. Lantas bagaimna dengan hal tersebut? Apakah perempuan akan tetap dilarang tampil di luar? Lantas dimana mereka mau kalian sembunyikan? Perempuan mempunyai ruang tersendiri untuk bersuara, untuk membela haknya dan bebas berkarya.
Kasus lain yang merebak sekarang lebih canggih. Jika dahulunya seseorang dilarang tampil di sosial atau dikecualikan dalam momen momen tertentu, sekarang lebih modern dan mengikuti perkembangan teknologi yaitu, perempuan dilarnag tampil di sosial media. Sekali lagi, ini tidak membahas terkait motif seseorang tampil di sosial, tapi perihal mengapa dilarang tampil di sosial padahal sudah menutupi apa yang mesti ditutupi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H