Mohon tunggu...
ABUN TAFS
ABUN TAFS Mohon Tunggu... -

Pengamat IPOLEKSOSBUDHANKAM.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilih Mana? Pemilu 2014

17 September 2013   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:46 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2014 tinggal menunggu beberapa bulan lagi. Ada 2 hal yang menarik bagi saya di tahun 2014 yaitu Piala Dunia dan Pemilu. berbicara mengenai Piala Dunia, maka saya masih konsisten mendukung Tim Spanyol, tim besutan Vicente Del Bosque itu msh tetap konsiten dengan permainannya yang sering disebut tiki-taka. Jika berbicara mengenai Pemilu 2014 maka saya teringat pemilihan presiden, pemimpin tertinggi di negeri ini. kenapa saya sebut negeri, krn dia tidak hanya memimpin ABRI (bahasa lama) dan aparatur pemerintah, namun Pemimpin bagi jutaan umat manusia di Republik Indonesia ini. Saya teringat dengan Bapak Jokowi, yang mempopulerkan kata BLUSUKAN dan konsisten melaksanakannya.

Saat ini, sedang panas kabar berita mengenai konvensi partai demokrat, yang kabar nya memakai instansi negara untuk menyiarkan secara live, supaya bisa dilihat seluruh masyarakat Indonesia. Pikiran saya tergelitik, secara instansi ini adalah bumn yang dipergunakan utk operasional pemerintahan dalam rangka "mensejahterakan" masyarakat. seharusnya berisi film yang mendidik, mulai dr usia 0-hingga dewasa. instansi ini jg harus menyiarkan tayangan2 inspiratif, terutama terkait dengan bidang pertanian, industri dan perdagangan, agar supaya kita tdk mjd negara importir terbesar didunia, melainkan mjd negara eksportir didunia. dan ada byk hal2 entertainment lain yg WAJIB dilakukan instansi ini demi mewujudkan KESEJAHTERAAN bagi rakyat indonesia. Namun, tak bisa dipungkiri jg, instansi ini sebenarnya "kurang laku" di dunia per-televisi-an (maaf klo salah, saya bukan vicky p ya, hehe). Saya sendiri sangat jarang buka instansi ini, paling lama saya buka 30 menit, itupun jika ada acara budaya, sebagai contoh, saat meliput sejarah satu suku tertentu, sangat menambah wawasan saya. Berbanding terbalik dengan berita panas yang terdengar saat ini, menurut saya salah jika instansi ini dijadikan alat/ditunggangi untuk kepentingan pribadi/kelompok tertentu saja, apakah itu bayar atau lebih2 jika GRATIS.

Membaca sejarah, sudah ada 6 tokoh yang pernah dan sedang memegang jabatan Presiden di negeri ini. Keenam tokoh ini, berlatar belakang sipil dan militer. masing2 tokoh ini memiliki baik dan buruk selama memimpin, namun ada pernyataan menggelitik yang menyatakan Pemimpin yang berlatar belakang militer itu lebih baik dari yang berlatar belakang sipil. Saya sendiri tahu politik sejak jatuhnya Presiden RI kedua, yang dikenal sbg Bapak Pembangunan, dgn konsep yang sangat tdk asing, REPELITA. Menurut saya, orang2 yang berlatar belakang militer adalah orang yg disiplin, berani, tegas dan "PATUH". sedangkan, orang2 yg berlatar belakang sipil adalah orang yg intelek, cerdas, empatis, visioner, dan BERINTEGRITAS.

Membaca biografi dari keenam tokoh Presiden RI ini, ada 4 org yg berasal dr sipil dan 2 org berasal dr militer. Melihat visi keenam tokoh ini, menurut saya Presiden RI 1 memiliki visi kebebasan/merdeka, demokratis dan kemakmuran rakyat, Presiden RI 2 hingga sekarang memiliki visi kesejahteraan rakyat. Dalam hal perekonomian, keenamnya sama yakni mengandalkan program utk mengundang investor dlm rangka pembangunan. Tidak ada satu pun yang memiliki visi membuat INDONESIA MJD NEGARA MAJU. Bahkan org2 yang mau maju utk RI 1 di 2014 tdk ada satu pun yang memiliki konsep INDONESIA SBG NEGARA MAJU. Bagi masyarakat awam, termasuk saya, kemajuan negara ini dinilai dari segi ekonomi, yaitu kebutuhan pokok dapat mudah diperoleh, artinya tdk ada lagi beras impor, kedelai impor, garam impor, naik turun nilai mata uang rupiah thd dollar, naik turun BBM, dan penambahan HUTANG NEGARA, yang membuat kebutuhan hidup MAHAL.

Bagi saya, tidak masalah latar belakang seseorang utk mjd Pemimpin Negeri ini. Jika kita kembali keatas, penggabungan 2 sifat dari sipil dan militer adalah sangat bagus dalam memimpin negeri ini, yang terdiri dari beribu pulau dan beragam macam suku bangsa. Menurut saya, negeri kita ini memiliki triliunan masalah. Mari kita senyum dan tertawa, jika melihat berbagai persiapan dan publikasi org2 yang "haus kuasa" dalam menyambut PEMILU 2014, sebab, apakah mereka sanggup dan mampu mengatasi triliunan masalah di negeri ini. Siapa bilang militer sanggup dan siapa pula yang mampu membuktikan sipil mampu. Dalam mengatasi masalah, harus dicari terlebih dahulu akar masalah,  dengan cara terjun langsung ke masyarakat, bukan dibelakang meja dengan memeriksa data2, terus membuat konsep2, berkoar2 yg tdk lain hanya membual dan omong kosong. Masyarakat butuh bukti bukan janji, menurut saya pemilu2 sebelumnya selalu diisi dengan janji2 yang sesumbar. Sudah saat nya para tokoh, politisi dinegeri ini berubah, dan bertanya dalam diri masing2 apakah saya sanggup mjd ORG JUJUR, BERANI, dan TEGAS (BERINTEGRITAS). Jujur bagi diri sendiri dan org lain tentunya, dan mengutamakan keterbukaan dlm memimpin, tdk ada KOLUSI maupun NEPOTISME dalam jajaran birokrasi yang dipimpin. Berani memberantas korupsi, menolak pinjaman asing, menolak investor asing yang merusak, memberantas mafia (APBN, NARKOBA, PREMAN/OKP/ORMAS, IMPORTIR) dan TEGAS dalam mengambil KEBIJAKAN, KEPUTUSAN, TANPA PANDANG BULU, sanak famili termasuk istri maupun anak sendiri.

Pemilu 2014, proses demokrasi utk memilih org2 yg akan menempati Lembaga Eksekutif dan Legislatif selama 5 thn kedepan, maka saran saya, bagi para Bapak dan Ibu politisi yang ingin duduk di kedua lembaga ini, terutama bagi yang menginginkan kursi ORG NO 1 dinegeri ini, jadilah manusia JUJUR, BERANI DAN TEGAS. Bukan dengan janji pada saat kampanye atau publikasi2 yang menjual MIMPI, tapi buktikan lah terlebih dahulu, dengan lebih memperhatikan lingkungan sekitar, membantu org2 yg kurang mampu/bersedekah, membantu org2 yg pengangguran supaya dpt memiliki pekerjaan, menjadi contoh bagi masyarakat, menjaga kebersihan dgn tdk membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya. jangan justru mjd MANUSIA APATIS, yg hny muncul ketika PEMILU seketika menghilang baik itu ketika kalah, lebih2 jika MENANG.

Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun