"Ada Hikmah dalam setiap musibah"
Namanya Rudi Jamal. Teman-teman biasa memanggilnya Rudi-cowok cool yang selalu dikejar-kejar cewek satu kecamatan. Pribadinya supel dan menyenangkan banyak orang. Namun dia cowok terakhir yang melepas masa lajangnya diantara semua cowok yang hidup masa sekolah dulu.Â
Suatu hari, saat dia mengumumkan akan menikah. Kami semua tak percaya, dalam batin kami berkata, "cewek mana yang telah menghipnotisnya sehingga ia memutuskan untuk menikah?"
Tapi rupanya kali ini dia serius, dan dirinya telah menemukan wanita idamannya yang sudah sekian lama di nantinya. Kami pun ikut senang, dan mendoakan agar rumah tangganya nanti damai dan sejahtera.
...........Â
...........
Rudi memang orang baik-setidaknya dimata saya, dan teman-temannya. Secara pribadi dia rajin beribadah. Dan selama bertahun-tahun kami berteman dia tidak pernah menyakiti, dan tidak pernah menimbulkan masalah apapun. Bahagia saya dan teman-teman bergaul dengannya. Walaupun kami sudah tidak bersama lagi sejak lulus sekolah, tapi persahabatan kami tetap terjalin, masing-masing kami masih saling mengunjungi satu sama lain. Kadang saya datang ke rumah Rudi, dan begitu juga dengan Rudi, dirinya pun sering mampir kerumah saya.
Teman saya lainnya, yang juga sahabat sejak sekolah dulu, namanya Rahman dan Edi juga senang memiliki teman sebaik Rudi. Dia tidak sombong dan berhati malaikat. Tidak pelit dan berjiwa pemurah. Suka senyum dan berwajah kalem. Ganteng dan shalih. Ini bukan pujian, tapi fakta begitu adanya.
Kami pun bersyukur, dirinya telah menemukan pasangan yang juga shaliha. Seorang guru disebuah pesantren, rupanya kebahagiaan selalu menyertainya.
Selang beberapa bulan setelah menikah...
Kami dapat kabar, bahwa dia akan dikaruniai anak, karena istrinya menurut pemeriksaan dokter positif hamil. Kami sebagai teman turut senang mendengar kabar tersebut. Setelah satu bulan usia kehamilan, menurut prediksi dokter anak yang akan lahir adalah anak kembar, Wah betapa bahagianya Rudi dan istrinya. Dan lagi-lagi kami pun ikut bahagia
...........Â
...........
Hidup kadang senang, dan kadang sedih...
Bulan puasa lalu, kami dikabarkan bahwa istrinya telah melahirkan, yeah, anaknya kembar laki-laki. Namun karena belum waktunya lahir (prematur), si kembar itu harus menjalani perawatan intensif dalam ruang inkubator. Perawatan tersebut selama 25 hari, yah benar, sangat menguras energi dan pikiran.
Setelah 25 hari di rumah sakit, akhirnya si kembar di izinkan boleh dibawa pulang. Tentunya ini membuat Rudi dan istrinya serta keluarga merasa bahagia. Namun 2 hari setelah dari rumah sakit, kondisi bayi yang lahir belakangan menurun, wajahnya pucat. Akhirnya Rudi dan keluarga membawa bayi tersebut ke rumah sakit terdekat. Setelah beberapa menit di ruang UGD, karena kurang tersedianya alat yang ada, pihak rumah sakit setempat menyarankan agar membawa si bayi ke rumah sakit besar yang lebih lengkap peralatannya.
Dengan melewati jalan yang cukup macet, akhirnya Rudi sampai juga di rumah sakit awal mula si kembar dilahirkan. Disana bayi tersebut dirawat diruang NICU dengan segala alat bantu pernafasan dan selang infus. Keadaannya turun naik, dan ini membuat Rudi cemas dan penuh harap.
Malam itu, angin bertiup dingin, suasana rumah sakit ramai hilir mudik pengunjung. Tepat jam 11:15 WIB, Ahad 2 Agustus 2015, Muhammad Aufa El Haidar kembali kepada Sang Maha Kuasa. Inna Lillahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'un.
Selamat jalan nak, kami yakin dirimu bahagia dialam sana...
Duhai teman, kami sabagai teman, dan juga sahabat, ikut berduka atas ujian ini. Kami yakin dirimu dan juga istrimu bisa tabah, semoga Allah Swt menguatkan hati kalian berdua, pasti ada hikmah besar untuk kita semua. Aamin
Terima kasih sudah berkenan menjadi teman.Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H