Mohon tunggu...
Emir Yunus
Emir Yunus Mohon Tunggu... Auditor - Muslim; seorang anak, suami, sekaligus ayah.

Hanya seorang murid yang belajar di sekolah kehidupan; berharap lulus dengan nilai bagus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Takdir

10 Maret 2020   16:20 Diperbarui: 10 Maret 2020   16:59 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak bertentangan! Kita bebas melakukan apapun, tetapi apa yang akhirnya kita lakukan itu, itulah yang telah tertulis di catatan takdir. Itulah "hebatnya" Allah. Allah Maha mampu melakukan segala sesuatu, termasuk menggabungkan dua hal yang seolah bertentangan di mata manusia. Mudah bagi Allah.

Dan Allah Maha Adil. Barangsiapa berbuat baik, Allah pasti akan balas dengan kebaikan.

***

Konsekuensi dari keimanan yg benar atas takdir ini adalah :

1) Jika kita mendapatkan nikmat, maka kita tidak boleh sombong bahwa itu adalah hasil usaha kita semata, seperti Qarun & Qadariyah (kelompok pertama).

Tetapi kita meyakini bahwa nikmat itu adalah atas takdir Alllah, karunia dari Allah.

2) Jika kita telah melakukan dosa maksiat di masa lalu, maka kita tidak bisa menyalahkan takdir, seperti pemikiran / keyakinan kelompok kedua (Jabariyah).

Tetapi itu adalah karena kesalahan kita. Karena kita melakukannya secara sadar atas kehendak kita. Maka, kita bertaubat dan memperbaiki diri.

***

Seorang pencuri mendebat 'Umar (yg saat itu menjadi Khalifah)..

"Bukankah aku mencuri karena takdir Allah ?!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun