Mohon tunggu...
Emir Yunus
Emir Yunus Mohon Tunggu... Auditor - Muslim; seorang anak, suami, sekaligus ayah.

Hanya seorang murid yang belajar di sekolah kehidupan; berharap lulus dengan nilai bagus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Hawa Nafsu Bertemu dengan Was-was

5 November 2019   11:30 Diperbarui: 5 November 2019   11:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang ustadz pernah bercerita, ada seorang pembantu bekerja di rumah seorang majikan yang shalih. Melihat pembantunya belum berjilbab dan tidak shalat, si majikan memintanya untuk shalat dan memakai jilbab.

Namun, respons si pembantu di luar dugaan. Ia malah memilih keluar dari pekerjaannya sbg pembantu di rumah itu. Bukan karena gajinya kurang. Bukan karena majikannya tidak baik. Bukan karena dia disiksa nyonyanya. Tapi karena disuruh pakai jilbab & shalat. Luar biasa..

Ini bertolakbelakang dengan keadaan kaum muslimin dahulu. Para sahabat dulu mempertaruhkan nyawanya demi menjalankan syariat agama ini. Sementara orang zaman sekarang, diberi pekerjaan, digaji, diberi makan, dan dinasehati & difasilitasi untuk berjilbab & shalat, ia justru memilih keluar dari pekerjaannya. Tidak habis pikir.

Sebagian orang mungkin berpikir, bahwa si pembantu memilih keluar karena ia tidak mau berjilbab & shalat karena menuruti perintah majikannya, bukan karena ikhlas menjalankan ibadah kepada Allah.

Subhanallah. Inilah tipu daya iblis. Sebagian orang mencari-cari alasan. Dan iblis pun menemukan alasan yang "seolah masuk akal" kemudian membisikkannya kepada manusia.

"Belum siap berjilbab. Gakpapa, yang penting hatinya berjilbab." kata mereka. Padahal justru hati yang baik itu tercermin dari penampilan yang baik pula. Dan kalau alasannya belum siap, maka ketahuilah bahwa Malaikat maut tidak bisa menerima alasan belum siap.

Mereka telah keliru. Tidak semua amal itu harus sempurna sejak awal. Akan tetapi beramallah, kemudian berusaha perbaiki amal, perbaiki keikhlasan, sambil jalan.

Jika kita merasa belum ikhlas, maka kita harus berusaha untuk ikhlas, bukan malah meninggalkan amal gara-gara khawatir tidak ikhlas. Itu lah salah satu bentuk was-was syetan, yg kita berlindung dari Allah dalam surat An Nass yg sering kita baca.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun